Candid Camera, Ada Dimana Kameranya ?
Oleh Supriyadi
Kita tertawa begitu melihat ada orang yang gak sadar bahwa dia sebetulnya sudah dikerjain di depan kamera. Spontanitas dari perilaku subyek menjadi hal yang menarik karena ada “kejujuran” yang sudah menjadi barang langka di dunia ini, tapi apakah candid camera benar-benar jujur?
Candid Camera alias kamera tersembunyi, awalnya merupakan nama acara serial televisi yang diproduksi oleh Allen Funt, sebelumnya adalah acara di radio Candid Microphone yang dimulai pada Juni 1947 tahun yang lalu. Setahun kemudian Allen memproduksi untuk acara televisi, ditayangkan untuk beberapa stasiun televisi termasuk pada jaringan televisi kabel (source: wikipedia). Sukses ini ditiru oleh banyak televisi di dunia, dan tentu saja termasuk di Indonesia. Konsep candid camera sudah dipatentkan sama si empunya konsep, artinya jika akan membuat acara yang sama harus minta izin dengan membeli royalti. Alih-alih demikian, yang ada banyaknya yang “nyolong” begitu saja walaupun dengan dalih modifikasi….upsss tapi bukan ini bahasan kita, tentang hak cipta akan menjadi bahasan lain.
Reportase Investigasi
Pada perkembangannya, metode kamera tersembunyi dipakai untuk membuat acara televisi reportase investigasi. Menggunakan konsep ini, karena tidak semua subyek “rela” diliput untuk menjadi bahan tayangan, maka kamera tersembunyi adalah salah satu solusinya. Dengan kamera tersembunyi, target tidak menyadari kalau aktivitas dia sedang direkam. Pengamanan ketat di rumah tahanan Salemba, bisa dengan begitu mudah “diakali” dengan investigasi hidden camera. Pesta narkoba dengan begitu jelas terekam oleh salah satu kamera yg “dititipkan” pada orang yang punya akses di dalam rutan. Video ini sempat ditayangkan di salah satu tv swasta di Indonesia dan mendapat tanggapan yang luas dari penonton. Kenapa kamera bisa lolos dari pemeriksaan petugas rutan? Karena alat perekam audio visual tersebut dibawa dengan cara disembunyikan. Itulah salah satu tehnik investigative reporting, dengan benar-benar melakukan investigasi dalam peliputan pada subyek atau pada nara sumbernya, bukan seperti pada salah satu acara infotaintmen yang punya judul dengan embel-embel investigasi padahal tidak melakukan investigasi samasekali.
Reality Show
Tidak ada catatan yang pasti apakah konsep candid camera ini pertama kali digunakan untuk acara reportase investigasi atau reality show. Tapi lagi-lagi, di televisi Amerikalah pertama kali acara reality show ditayangkan. Tidak semua acara reality show memakai konsep kamera tersembunyi, tapi memang sebagian besar memakai tehnik ini dengan tujuan agar acara lebih kelihatan real. Karena sudah banyaknya acara reality show termasuk di Indonesia yang menggunakan tehnik ini, maka penonton “merasa” bahwa semua reality show menggunakan tehnik candid.
Menyembunyikan Kamera
Secara teknis, saat ini seharusnya tidak sulit sebetulnya untuk menyembunyikan kamera. Jika jaman dulu kamera berukuran besar, sehingga perlu penganan khusus untuk benar-benar menyembunyikan kamera. Kini banyak jenis kamera yang didesain secara compact, kamera ukuran kecil tapi dengan resolusi gambar yang baik.
Kalau dibagi dua dalam hal perencanaannya, ada acara televisi yang terencana dan ada yang “tidak terencana” (unplan). Konsep candid camera sebaiknya direncanakan dengan baik bahkan melebihi dari apa yang biasanya dilakukan pada acara televisi yang terencana lainnya. Kenapa demikian? Karena akan banyak hal yang terjadi yang “tidak terduga” sebelumnya, ini yang dinamakan momen. Jadi, yang perlu diperhatiakan ketika akan memproduksi acara candid adalah bagaimana mensiasati untuk bisa menangkap momen.
Gak seperti halnya shooting dalam keadaan normal, shooting dengan konsep candid camera tentu saja tidak boleh ketauan oleh subyek atau target. Caranya? Yang dengan menyembunyikan kamera tersebut.
Berdasarkan lokasi, maka ada dua jenis tempat yakni dalam ruangan dan luar ruangan. Di luar ruangan atau outdoor, penempatan kamera akan lebih sulit ketimbang di dalam ruangan atau indoor. Penempatan kamera di luar ruang, karena bersifat terbuka maka ada tehnik lain ketimbang bagaimana menempatkan kameranya. Teknis itu yakni penyamaran seoranag cameraman ketika sedang melakukan pengambilan gambar secara candid. Tapi yang paling umum kamera diletakan di dalam tas yang didesain khusus agar kamera tetap bisa melakukan perekaman.
Kamera tersembunyi akan lebih mudah jika dilakukan di dalam ruangan, properti yang ada dalam ruangan bisa dijadikan untuk tempat meletakan kamera. Di ruang tamu, kamera bisa diletakan di antara hiasan yang ada di ruang tersebut. Di dalam kamar, kamera disembunyikan di lampu penerangan kamar. Sedangkan di dapur, kamera bisa diset diantara perabotan dapur.
Menyamar
Yang dimaksudkan penyamaran tentu saja penyamaran yang dilakukan oleh cameraman yang melakukan pengambilan gambar secara candid. Kalau pengambilan gamar dilakukan di sebuah mall maka baiknya cameraman menyamar menjadi salah seorang pengunjung mall demikian juga jika dilakukan di tempat hiburan lainnya. Intinya, dengan penyamaran demikian tidak akan menaruk curiga pada siapapun jika kita sebetulnya sedang melakukan pengambilan gambar bahkan pada target yang kita ambil gambarnya.
Banyak Kamera
Momen tidak akan terulang dua kali, momen harus bisa ditangkap dengan jelas. Maka, biasanya acara dengan konsep hidden camera akan menggunakan lebih dari satu kamera. Dengan menggunakan lebih dari satu kamera, dimungkinkan untuk bisa menangkap semua momen yang terjadi bahkan momen yang tidak terduga.
courtesy : prime media & antv
0 Response to "Sinematografi Part10"
Posting Komentar