Latest Updates

Struktur Film

Struktur Film
Alur cerita (plot) adalah penjabaran dari cerita sebuah film, terdiri dari rentetan-rentetan kejadian bermotivasi dan berhubungan secara sebab-akibat. Struktur menanjak kepada cara untuk menyusun dan mengintegrasikan kejadian-kejadian dari plot tersebut.
(Haug P. Manogian : The Filmmaker’s Art, New York London, hal 30)

Esensi dari struktur film terletak pada pengaturan berbagai unit cerita atau ide sedemikian rupa sehingga bisa dipahami. Struktur adalah blueprint; kerangka desain yang menyatukan berbagai unsur film dan merepresentasikan jalan pikiran dari pembuat film. Struktur terdapat dalam semua bentuk karya seni. Pada film ia mengikat aksi (action)`dan ide menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Struktur yang baik adalah struktur yang sederhana tapi penuh relief. Penyusunan pikiran dan perasaan si seniman film ditentukan oleh faktor-faktor :
1. keutuhan (semua unsur dalam film mesti bertalian dengan subyek utamanya.
2. ketergabungan (harus berhubungan antar unsur, dan menunjukkan kesimpulan).
3. tekanan (tekanan akan menentukan posisi dari unit-unit utama dan sampingan film) .
4. interes (berhubungan dengan “isi” dari setiap unit).
Struktur film terdiri dari struktur lahiriah dan struktur batiniah.
Dalam struktur lahiriah, terdapat unsur-unsur atau unit-unit yang membangun yaitu : shot; dapat dirumuskan sebagai peristiwa yang direkam oleh film tanpa interupsi. Unsur berikutnya adalah scene atau adegan; scene terbentuk apabila beberapa shot disusun secara berarti dan menimbulkan suatu pengertian yang lebih luas tapi utuh.
Banyaknya shot, panjang pendeknya shot dalam sebuah adegan akan menentukan ritme dari adegan itu. Selain shot dan scene, adapula sequence atau babak; babak terbentuk apabila beberapa adegan disusun secara berarti dan logis. Babak memiliki ritme permulaan, pengembangan dan akhir.
Struktur batiniah ditentukan oleh sejumlah unsur :
1. Eksposisi (keterangan tentang temoat, waktu, suasana, watak)
2. Point of attack (konfrontasi awal dari kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan)
3. Komplikasi (menuturkan keterlibatan-keterlibatan antar unsur pendukung cerita)
4. Discovery / penemuan (informasi-informasi baru dalam pertengahan cerita)
5. Reversal / pembalikan (terjadinya komplikasi baru antar pendukung cerita)
6. Konflik (perbenturan antara kekuatan-kekuatan yang bertentangan)
7. Rising Action (pengungkapan pengembangan plot utam)
8. Krisis (timbul apabila komplikasi-komplikasi menuntut keputusan penting dari tokoh)
9. Klimaks (puncak paling tinggi dari semua ketegangan dan intensitas. Biasanya timbul
bersamaan dengan krisis)
10. Falling action (klimaks menurun dan menuju kesimpulan)
11. Kesimpulan (tahap semua pertanyaan dijawab, masalah utama dipecahkan dan diatasi. Dalam cerita tragedi disebut katarsis, dan happy end dalam suatu komedi.)

Film dan Ilusi

Film dan Ilusi
Ilusi. Secara material film terdiri atau dibangun oleh gambar-gambar dan bukan secara seluloid. Gambar-gambar ini menimbulkan ilusi yang kuat sekali pada kita bahwa apa yang diproyeksikan pada layar sungguh-sungguh kenyataan. Ini disebabkan karena gambar-gambar itu berbeda dengan gambar-gambar pada seni lukis misalnya, tapi merupakan gambar-gambar mekanis (dibuat oleh dan dengan suatu mekanik). Sifat utama dari gambar atau imaji (image) itu adalah sifat reproduktifnya.

Proyeksi dan photogenic. Ilusi tadi bisa timbul secara kuat pada kita karena tidak saja besarnya obyektivitas yang terdapat pada pernyataan sinematografi itu, tapi juga pada aktivitas penonton sendiri dalam mengandaikan berbagai pikiran dan motivasi yang berada pada gambar-gambar yang disaksikan. Gambar-gambar atau imaji-imaji itu tidak saja diproyeksikan oleh sebuah proyektor, tapi juga merupakan proyeksi dari kehidupan batiniah dari penontonnya.

Dunia virtual. Imaji atau gambar film mempunyai ketigadimensionalan dari gambar dalam kaca atau cermin. Perbedaannya dengan ketidakdimensionalan dari ruang yang nyata hanya terletak pada “virtualitasnya”. Kalau kita lupa bahwa layar proyeksi mempunyai batas (berbingkai), maka hilanglah batas antara ruang bioskop dan ruang filmis (ruang yang terdapat pada gambar-gambar di layar). Kamera yang berpindah-pindah tempat sewaktu syuting, menyingkapkan berbagai segi dari ruang yang sebenarnya, dimana kejadian filmis itu terjadi. Karena ketika kesadaran akan batas ruang itu hilang, maka kita (penonton) masuk ke dalam ruang filmis tersebut hilang.

Waktu filmis. Karena imaji-imaji filmis ini menimbulkan ilusi tentang kenyataan karena ketigadimensionalannya dan gerak yang ada padanya, maka imaji inipun mempunyai dimensi waktu, berlangsungnya waktu serta tangga waktu merupakan segi-segi dari waktu filmis tersebut. Film yang baik senantiasa menimbulkan ilusi bahwa kejadian filmis itu berlangsung dalam batas waktu yang pasti lebih lama dari waktu kita menonton. Masa lampau, masa kini dan bahkan masa nanti dapat dialami dalam waktu yang singkat (misalnya melaui flashback dan sebagainya).

Proyeksi dan identifikasi. Yang dimaksud dengan proyeksi adalah proses penonton masuk ke dalam kejadian filmis yang ia lihat dilayar. Sedangkan identifikasi merupakan suatu proses penonton menyerap kejadian di layar dalam dirinya.

Penghayatan filmis. Dalam mengalami dan menghayati film terjadi proyeksi dan identifikasi. Proses ini memiliki tiga segi, yaitu : proyeksi dan identifikasi optik (imaji-imaji filmis yang dilihat pada layar, dilihat penonton melalui lensa kamera), proyeksi dan identifikasi emosional (melalui identifikasi optik ini terjadi identifikasi dan proyeksi emosional. Perpindahan kamera dalam menyingkapkan ruang kejadian filmis itu berlangsung secara logis dan bermotivasi, sebagaimana yang telah dikemukakan), proyeksi dan identifikasi imajiner (kenyataan pada saat penonton melihat film, secara imajinatif penonton berada di antara tokoh-tokoh dan benda-benda dalam ruang filmis itu, dan bahwa sewaktu-waktu ia melihat kejadian-kejadian dalam ruang itu melalui penglihatan salah seorang tokoh).
Jadi, imaji-imaji film pada layar membangun suatu realitas imajiner, suatu titik pertemuan antara dunia luar dengan dunia “batiniah” dari penonton. Film menjadi semacam stasiun antara kenyataan dan imajinasi. Sifat paradoksal dari film ini memungkinkan kontak antara penonton dan universum film. Suatu kontak dimana penonton sekaligus menghayati dirinya sebagai outsider dan insider.

Radio media komunikasi yang UNIK

Radio media komunikasi yang UNIK
Radio menyediakan dunia imajinasi tanpa batas dan membebaskan pendengar mengimajinasikan dunia visual dalam kepalanya.
Di antara sekian banyak jenis program acara radio, sandiwara radio merupakan media yang memungkinkan pendengar membebaskan imajinasinya.
Sandiwara radio atau drama radio menurut situs ensiklopedia, Wikipedia, adalah sebuah bentuk penyampaian cerita yang berbasis audio dan disiarkan di radio. Tanpa kehadiran komponen visual, sandiwara radio sangat tergantung pada kekuatan dialog, musik dan efek suara.
Dalam menulis naskah sandiwara radio, kita diharapkan untuk memperhatikan beberapa hal :
1. Cerita /plot.
Ada banyak cerita di sekeliling kita. Yang harus kita lakukan adalah menentukan mana yang akan kita jadikan sebagai tema utama. Jika kita telah menemukan tema cerita, segera tentukan plot atau alur cerita.
2. Karakter.
Karakter adalah tokoh yang akan memainkan peran dalam sandiwara radio kita, baik yang bersifat baik (protagonis) maupun jahat (antagonis). Karakter yang kita ciptakan sebaiknya cukup realistis dan sesuai dengan cerita.
3. Musik dan Efek suara.
Berbagai variasi efek suara dapat digunakan untuk menarik perhatian pendengar dan merekatkan imajinasinya sehingga menjadi satu gambaran yang utuh. Meski demikian, efek suara yang terdengar aneh/tidak lazim, bisa jadi malah membingungkan pendengar. Oleh karena itu, sebaiknya kita menggunakan efek suara yang familiar di telinga pendengar kita.
4. Dialog.
Dialog dalam naskah diharapkan cukup jelas menceritakan keadaan.
Setiap calon penulis drama radio harus paham karakteristik radio.

Bagaimana membuat naskah drama yang menarik ?

1. Sampaikan karakter sejelas mungkin dan sesering mungkin.
Agar pendengar selalu tahu siapa yang berbicara. Karakter ini bisa disampaikan oleh dirinya sendiri atau oleh karakter lain. Bisa pula oleh narator. Sebaiknya, setiap karakter khususnya karakter utama, disampaikan secara berkala, terutama di awal setiap scene. Karakter ini juga bisa ditunjukkan oleh suara yang khas/berbeda.
2. Buat naskah yang menarik pada awal setiap scene atau episode.
Sebenarnya, daya tarik ini bukan hanya naskah tapi juga sound effect atau musik. Tapi, naskah menjadi yang utama, karena berisi pesan yang jelas.
3.Jangan terlalu banyak pesan inti yang disampaikan dalam setiap episode/scene.
Buat inti cerita yang simpel dan mudah dicerna.
4. Ulangi beberapa pesan yang penting.
Caranya bermacam-macam. Bisa berupa pertanyaan dari lawan bicara, pengulangan oleh lawan bicara atau pengulangan dari pembicara.
5. Jelaskan setting drama dengan jelas dalam setiap scene.
Bisa disampaikan oleh narator, oleh para karakter atau menggunakan sound effect. Sampaikan di awal episode tentang cerita pada episode sebelumnya secara singkat

Riding Tips for two up

Riding Tips for two up
Dear all, berikut ini artikel Safety Riding yang dikutip dari http://www.soundrider.com, The North West’s Ultimate Motorcycling Resource, sedikit tips untuk mereka yang sering ngajak boncenger. Maafkan atas segala kekurangan dalam informasi ini. Sharing the ride
Sebagian besar pengendara motor berkendara solo hampir setiap saat meskipun beberapa dari mereka kerap kali membawa penumpang. Satu hal yang perlu kita ingat adalah berkendara dengan penumpang memerlukan taktik berkendara yang berbeda.
Safety Briefing
Saat kita membawa penumpang, sudah seharusnya kita memberikan beberapa tips kecil tapi berguna misalnya pakaian apa yang sebaiknya dikenakan, bagaimana mereka memposisikan tubuh saat motor menikung atau apa yang harus dilakukan saat motor berhenti menunggu lampu lalu lintas berubah hijau atau menyelip di tengah-tengah keramaian kendaraan lain. Menurut artikel bulan November, 1996, Motorcycle Consumer News menerbitkan artikel yang berisikan tips-tips berkendara yang bertajuk “The Second Rider”. Artikel tersebut diperuntukkan khusus bagi penumpang. Isinya antara lain menjelaskan bahwa idealnya pengendara maupun penumpang mengenakan pakaian yang hangat dan kuat, sebaiknya memang yang dikhususkan untuk berkendara, sepatu boots untuk mencegah cidera akibat jatuh maupun panasnya knalpot, sarung tangan (bila diperlukan), helm yang layak, full face maupun half face. Kita juga harus tekankan jenis-jenis pakaian yang mengundang celaka seperti scarf yang terlalu panjang yang dapat menutupi pandangan pengendara saat ada angin atau pakaian yang terlalu panjang yang berpotensi terlibat rantai (termasuk ponco).
Kita juga harus tekankan beberapa hal yang harus diperhatikan penumpang seperti misalnya pengemudi harus naik dahulu, duduk dengan mantap dan seimbang baru kemudian penumpang dapat naik dengan menginjak footstep kiri lalu dilanjutkan dengan kaki kanan melewati sadel dan duduk dengan mantap/nyaman sebelum mulai perjalanan sehingga selama berkendara tidak perlu mengganggu konsentrasi pengendara dengan menyesuaikan posisi duduk sehingga mengganggu kestabilan motor.
Tekankan juga bahwa dalam berkendara, motor cenderung merebah membentuk sudut saat berbelok, sehingga mencondongkan badan mengikuti arah tikungan adalah hal yang wajar dan bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan, keseimbangan dan keselarasan gerak pengemudi-penumpang adalah kunci utama. Biarkan pengemudi yang mengendalikan mobilitas tunggangan, penumpang duduk manis dengan kaki berpijak pada footsteps. Salah satu cara menyiasati ketakutan penumpang saat rebah menikung adalah dengan melakukan teknik tersebut secaragradual, sedikit demi sedikit sampai si penumpang merasa terbiasa dan yang terpenting merasa aman karena keahlian kita.

Handling Changes
Hal yang terpenting bagi pengendara adalah penumpang di motornya mengubah bobot total yang akhirnya berpengaruh pada pengendalian motor. Akselerasi, pengereman dan teknik membelok juga otomatis berubah karena bobot pengemudi bukanlah sesuatu yang statis tetapi dinamis alias berubah-ubah.

Quick Stops
Sebagai contoh kasus, apa yang terjadi saat pengereman mendadak. Beban lebih berakibat pada jarak berhenti yang lebih panjang (longer stopping distance). Beban lebih juga berarti bertambahnya traksi (increased traction). Kita perlu jarak yang lebih jauh dan traksi yang lebih panjang untuk dapat berhenti total, kecuali jika motor kita dilengkapi dengan ABS. Saat tiba-tiba kita harus berhenti mendadak dan sialnya kita lupa memperhitungkan beban tambahan dari penumpang, maka yang terjadi adalah penumpang akan terhempas ke depan yang otomatis akan mendorong kita kearah tangki atau stang. Hal ini dapat menimbulkan bahaya bila kita tidak cepat bertindak, motor mungkin akan melaju ke depan karena konsentrasi kita pada rem buyar akibat hempasan tadi.
Ingat! Pandangan penumpang tidak sebaik pengemudi, jadi dia tidak tahu apa yang terjadi di depan dan apakah kita harus tiba-tiba mengerem secara mendadak dan apabila itu terjadi, satu-satunya penghalang bagi tubuhnya adalah tubuh kita.
Apabila penumpang yang kita bawa adalah penumpang rutin, ada baiknya kita melatih teknik berhenti cepat tanpa harus membahayakan keduanya.Acceleration Baik-buruknya akselerasi kita dapat dilihat dari reaksi yang ditunjukkan oleh penumpang, hal ini tidak terlalu berpengaruh apabila motor kita dilengkapi dengan luggage box, yang secara tidak langsung dapat menjadi sandaran bagi penumpang saat akselerasi mendadak.
Bagi motor-motor yang tidak dilengkapi dengan box, hal ini dapat menjadi masalah, walaupun pabrik sudah menyediakan handle pengaman (behel), tetap saja susah bagi mereka jika tiba-tiba harus berpegangan ke belakang saat akselerasi.
Ingat bahwa satu-satunya pengaman bagi mereka adalah kita sebagai pengendara. Sarankan pada mereka untuk berpegangan agak erat pada pinggul kita. Jadi kalau tiba-tiba kita dikagetkan oleh cengkeraman penumpang saat kita berakselerasi, artinya kita terlalu agresif dalam mengurut throttle gas. Cornering Pertama, cek tekanan angin ban, ekstra beban berarti tambahan tekanan, idealnya 3 sampai 6 psi untuk ban belakang. Sambil mengecek ban, cek juga kelayakan suspensi belakang, bila ternyata kondisinya kurang aman dan nantinya akan berpengaruh pada kemulusan traksi, sebaiknya batalkan rencana boncengan apalagi bila penumpang yang akan diangkut masuk dalam kategori heavy weight. Idealnya suspensi yang bagus hanya akan menekan separuh dari panjang keseluruhan (dengan bobot dua orang ukuran standar). Bila ternyata melebihi batas, segera atur kekerasan pegas belakang. Hills Area perbukitan juga dapat menjadi masalah dalam pengendalian, saat menuruni perbukitan, bobot pengemudi dan penumpang menambah tekanan pada ban depan. Saat melakukan pengereman, bobot secara otomatis bertumpu di depan sehingga menambah traksi ban depan, selain bobot keduanya, gravitasi bumi juga berpengaruh, semakin cepat kita menurun, semakin berat beban yang ditanggung rem saat menghentikan laju motor.
Saat mengerem pada jalan menurun, rem bekerja keras menahan beban energi maju dan gravitasi. Saat melalui turunan curam, jangan pernah tunda pengereman untuk menghindari kecelakaan akibat rem mendadak atau gagal pengereman karena traksi dan dorongan. Lebih baik mengerem perlahan-lahan beberapa kali daripada sekali pengereman kuat yang dapat berakibat motor terpelanting. Sebaliknya, saat menanjak, beban bertumpu di belakang, jika kita terlalu agresif mengurut gas maka yang terjadi adalah naiknya ban depan karena tertarik gravitasi (wheelie), apalagi jika kita dalam keadaan berboncengan. Bila ini terjadi, satu-satunya jalan adalah dengan berdiri di footsteps dan menyeimbangkan dengan menjorokkan tubuh ke depan. Lebih baik berkendara sedikit lebih cepat supaya tenaga mesin lebih menekan ke jalan sehingga menambah traksi ban depan. Rain HazardPainted Lines – Zebra cross, atau road bumps (yang memang diciptakan untuk memperlambat laju kendaraan) dapat membahayakan pengendara, apalagi jika kita menikung secara diagonal melewati garis-garis tersebut.
Sebaiknya kurangi kecepatan dan menikung dalam posisi tegak, bukan merebah.Diamonds atau mata kucing. Tekstur dan bentuknya seringkali menyebabkan pengendara terjatuh dari motor karena licin.Tekstur permukaan – Belakangan ini semakin banyak dibangun sentra komersil seperti mall atau kondo yang mengadopsi lantai konkret yang halus. Permukaan ini bisa sangat licin apabila kita tidak mengurangi kecepatan, apalagi saat habis diguyur hujan.Karet – Jika anda berpikir untuk menghemat dengan jalan membeli ban yang awet, pikirkan lagi. Ban semacam tersebut biasanya kurang bisa mencengkeram permukaan jalan, traksi akan semakin berkurang pasca hujan. Baja – Penutup lubang (plat maupun jeruji) adalah musuh utama sedangkan di posisi kedua adalah rel/lintasan kereta api. Teksturnya licin dan dapat menyebabkan kecelakaan.Air – Kubangan, jalan berlubang – Jangan mengambil resiko menembus genangan air, walaupun hanya berupa becek pasca hujan, kita tidak pernah tahu apakah yang tergenang air jalan biasa atau lubang yang dalam. Jika terpaksa lewat, berhati-hati dan kurangi kecepatan.Oli – Bertebaran dan menipu. Waspada bila pasca hujan, terutama hujan pertama setelah beberapa hari kering, terlihat ada nuansa pelangi merah atau biru yang membias di jalan, dapat dipastikan itu adalah oli atau minyak dan sejenisnya. Posisi teraman adalah perlahan dan dengan sikap tegap. Lapisan oli tersebut biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah 30-60 menit.
Demikian informasi yang diberikan, semoga dapat berguna.

HTML : Dari Cyber Menuju Komunitas Profesional


Dari sekedar chatting di milis,HTML menggurita sebagai organisasi motor. Menjaga kekompakan lewat milis, menjalankan divisi bisnis yang profit untuk anggota serta konsisten mengkampanyekan safety ride melekat dalam komunitas ini Polling majalah SWA dan Sekolah Bisnis Prasetya Mulya akhir tahun 2007 silam yang menyatakan HTML sebagai komunitas bikers tersolid memang tak berlebihan.
Begitu pula dengan award sesama bikers yang datang dari Jakarta Jupiter Club (JJC) yang menyatakan HTML sebagai komunitas motor dengan safety riding terbaik. Dua penghargaan itu serta beberapa penghargaan lainnya, setidaknya telah memberikan gambaran bagaimana mulusnya bikers HTML menempatkan komunitas berbasis motor Honda Tiger ini di posisi terbaik.

Sejak berdiri tahun 2000 silam, HTML tumbuh menjadi organisasi bikers terbesar dengan 1700 an anggota yang tersebar di 18 wilayah di seluruh Indonesia. HTML juga mencatat diri memiliki 7000 anggota cyber yang tiap hari berinteraksi via mailing list (milis) di internet. Bahkan sejumlah anggota yang hijrah ke luar negeri tetap eksis menyapa rekan rekannya di milis komunitas ini yang begitu terkenal namanya.

Karena itu, brother Singapura, Korea, Malaysia, Jepang, AS hingga seorang bule asli Australia bisa bertukar pendapat tentang motor atau tertawa terkekeh melalui milis ketika chatting dengan rekan dari Jakarta atau bahkan Banjarmasin sana. “Basic-nya media cyber. Di lokasi manapun mereka bisa masuk milis kita,” ujar Audi Rahardian yang akrab disebut bro Kodi yang sejak Desember 2007 menjabat sebagai Koordinator Board of Sarasehan (BOS) yang merupakan pucuk pimpinan komunitas ini. Beda dengan club motor lainnya, HTML terbentuk pertama kali melalui milis. Dari sini baru terbentuk komunitas yang memiliki jadwal pertemuan rutin di darat alias kopi darat. “Kalo club atau komunitas lain sebaliknya, kebanyakan organisasi dulu terbentuk, baru membuat milis,” kata Hari Wibowo, anggota Dewan Penasehat yang pernah menjadi BOS tahun 2005-2006.Aturan yang diterapkan para pendiri HTML sejak awal memberi kemudahan bagi para pecinta Honda Tiger untuk berinteraksi di milis ini. Maklum, tak semua bikers memiliki banyak waktu sekadar berkumpul di suatu lokasi tertentu, bercengkerama hingga malam atau pagi. Nah, diantara kesibukannya, HTML-ers bisa bercakap-cakap melalui fasilitas maya yang tak kalah gregetnya dibanding kopdar.

“Sebanyak 90% anggota HTML yang executive begitu menyukai cara interaksi ini,” terang Kodi.Lewat milis pula kordinasi antara mereka terasa begitu cepat, maklum pesan dibuat melalui email, lalu pencet send, kabar pun langsung tiba dengan baik. Status kepengurusan melalui BOS pun membuat komunitasnya terasa sempurna.

Mereka menganggap status ketua akan merepotkan. Padahal komunitas ini bervisi egaliter : semua member memiliki posisi dan derajat yang sama. Biasanya, seorang ketua egonya kadang muncul. Namun, kunci dari semua itu adalah pelaksanaan. Kebetulan sekali, sejak berdiri hingga kini, HTML memiliki anggota (milis dan darat) serta BOS yang luas biasa.

Visi ke depan untuk memajukan komunitas begitu tajam. Padahal mereka terikat dengan pekerjaan masing-masing. “Karena saling bantu dan memang punya tim yang lengkap, kami bisa melakukan semua itu,” kata Bowo.Selain berhasil mengumpulkan ribuan bikers sesama pecinta Tiger, komunitas ini juga tumbuh sebagai organisasi yang mampu mencukupi seluruh kebutuhannya sendiri. Produk sponsor yang loyal serta koperasi dengan sejumlah divisi bisnis menjadi sumber dana bagi club.

Sebuah kenyataan : Dari cyber menuju komunitas professional.
Dua jempol patut untuk HTML !
Bikersmagz, edisi April 2008





Smart Ride for Smart Community, Satu Lagi dari HTML


Isu Safety Riding sudah sangat familiar di kalangan bikers. Namun kini ada konsep baru lagi bagi para bikers yaitu Smart Ride.


Konsep yang diyakini sebagai level lanjutan dari Safety Riding ini dicetuskan oleh Honda Tiger Mailing List (HTML) dalam hajatan tahunan, yaitu Sarasehan ke-4 sekaligus peringatan Ulang Tahun ke-7 HTML yang diadakan di Museum Keprajuritan, TMII Jakarta pada 15-16 Desember 2007.Pada gelaran akbar bertajuk "Smart Ride for Smart Community" ini HTML mendeklarasikan konsep Smart Ride di hadapan 3.000-an bikers.

Yang semuanya terdiri dari HTML maupun 70 komunitas dan klub undangan. Tak ketinggalan, perwakilan sponsor acara serta Ibu Melda Sihotang, SH, dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.Hari Wibowo, Dewan Penasihat HTML yang juga satu dari sederet pencetus konsep ini menjelaskan Smart Ride adalah perilaku pengendara yang mengutamakan keselamatan diri sendiri dan sesama pengguna jalan, serta penghormatan kepada sesama pengguna jalan. Sedangkan Smart Community adalah entitas komunitas yang menjunjung tinggi aspek keselamatan berkendara.

”Sebagai bentuk kebulatan komitmen, dalam event ini kita mendeklarasikan diri sebagai komunitas yang mengusung Smart Ride. Semoga konsep lanjutan ini bisa berkembang juga di komunitas bikers lainnya,” tegasnya.Menyambung Bowo, M.I. Stephen Vincent, Koordinator HTML Safety Riding Team (HSRT) Periode 2007 mengatakan bahwa deklarasi ini sekaligus menjadi tonggak baru bagi komunitas dan klub yang telah mempraktikkan Safety Riding agar lebih jauh memahami mengenai perilaku aman berkendara.

”Selama ini konsep Safety Ride belum memadai, karena pengertiannya sering direduksi hanya persoalan teknik berkendara,” tandas sosok yang acap dipanggil Epenk itu.Smart Ride lebih mengarah kepada konsep gaya hidup, sikap atau attitude di jalan yang menjunjung tinggi aspek-aspek keselamatan dan penghormatan kepada sesama pengguna jalan. Selain—tentu saja—kepatuhan kepada marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas.

”Berhenti sebelum garis putih saat lampu merah menyala, tidak arogan di jalan, serta menghargai trotoar sebagai hak pejalan kaki adalah contohnya,” tambah dia. Dan selain Attitude Ride, di dalam konsep Smart Ride juga terdapat Green Ride.

Ini menyangkut kepedulian bikers terhadap lingkungan hidup sejalan dengan isu Global Warming.Bowo menegaskan, kini memang sudah saatnya bikers harus turut mendukung isu Global Warming.

Contoh nyata, dengan mengurangi polusi udara akibat emisi gas buang yang berlebihan karena motor yang tidak dirawat, penggunaan knalpot yang memekakkan telinga sehingga membuat polusi suara, serta setingan motor yang membuat boros BBM.

Menurut Syamsul Muarif dari LSM Trotoar Foundation yang juga hadir pada saat acara mewakili lembaga independen yang concern terhadap keselamatan berkendara, pihaknya mendukung konsep baru ini. Dia berharap implementasi konsep tadi dapat segera dilaksanakan dan HTML sebagai komunitas bikers yang besar punya komitmen dengan apa yang telah dideklarasikan.Dalam gelaran Smart Ride for Smart Community yang didukung oleh Enduro 4T, U Mild, Insto, dan Pro XL ini juga berlangsung sesi Meet & Greet dengan pembalap mobil Formula Asia, Alexandra Asmasoebrata yang tampil di atas panggung membagi pengalaman selama mengikuti event balap.

Audiens begitu antusias mendengarkan Andra—begitu Alexandra biasa dipanggil—berbagi kiat-kiat menghadapi tantangan demi tantangan dalam setiap seri balap. Begitu sesi tanya jawab dibuka, spontan bertubi-tubi pertanyaan dilontarkan. “Kalau saya dulu dikenalkan dengan motor oleh orang tua saya mungkin saya jadi pembalap motor, tapi karena dikenalkan dari kecil dengan Gokart, saya akhirnya jadi pembalap mobil,” kata Andra.Andra mengaku begitu surprised dengan komunitas bikers yang peduli terhadap keamanan berkendara.
Gadis belia ini pun sepakat bahwa Smart Ride harus dimulai dari rekan-rekan bikers dan mesti dapat menular ke bikers umumnya.

“Smart Ride harus jadi soul atau jiwa komunitas motor. Jangan ikut klub atau komunitas bikers hanya untuk gagah-gagahan saja,” tandas Andra.Seiring event Smart Ride for Smart Community, sehari sebelumnya di lokasi yang sama HTML juga mengadakan Sarasehan HTML yang menjadi momentum regenerasi kepengurusan. Tongkat estafet kepengurusan HTML diserahkan kepada tenaga-tenaga yang lebih muda. Di tangan pengurus baru inilah, arah komunitas yang baru dinobatkan oleh majalah SWA sebagai komunitas paling solid ini ditentukan.Para hari pertama, perwakilan seluruh wilayah HTML duduk bersama, membicarakan solusi alternatif dari persoalan-persoalan organisasi serta merumuskan agenda program satu tahun mendatang. Seperti layaknya anggota parlemen, peserta sarasehan membagi diri dalam komisi-komisi yang membahas Wilayah dan Organisasi, Stiker dan Database, HSRT, Web Milis, Koperasi dan Sponsorship.

HTML kini merupakan organisasi bikers terbesar yang memiliki 1.700-an anggota dan tersebar di 18 wilayah di seluruh Indonesia. HTML pada bulan lalu meraih penghargaan sebagai komunitas tersolid berdasarkan polling majalah SWA dan Sekolah Bisnis Prasetya Mulya.



TEKNIK LIVE REPORTING

TEKNIK LIVE REPORTING
Daya tarik televisi sebagai media sebagian sangat tergantung pada kemampuannya untuk menayangkan sebuah event secara langsung. Menariknya siaran live, tidak hanya karena pada unsur partisipasi dan kehadiran stasiun tersebut pada event yang dimaksud, tapi pada asumsi yang dimunculkan, bahwa apa yang kita saksikan tak termediasi, tak terkontaminasi dan akurat. Oleh karena itu kemampuan Live Report sangat penting. Live Report menggabungkan konsep program berita dan reality show.
Dibawah ini beberapa tips untuk menghasilkan Live Report yang baik
1. Pre – Reporting Preparation
- Check and Re-check, kebenaran even/topic yang menjadi subyek laporan. Mencakup
(waktu, tempat dan nara sumber)
- Lakukan riset bahan melalui telpon, internet ataupun media lainnya.
- Persiapan personal dan teknis.
2. On Location
- Kumpulkan semua informasi dan data awal yang didapat dari lapangan
- Get ambiance of the venue
- Pastikan anda tidak menghadapi kendala teknis ketika ”on air”.
- Bekerjalah dengan efektif dan efesien, ” time is everything ” here.
3. 30 detik sebelum On air
- Pastikan anda merasa nyaman dengan suasana tempat anda akan melaporkan dan anda
nyaman dengan diri anda sendiri
- Anda memiliki semua materi siaran dan menguasainya
- Anda percaya diri dengan penampilan anda
- Fokuskan pikiran anda pada materi laporan, bukan pada yang lain
- Menghafal atau pointers
- Use effective and appropriate non verbal language ( mimic, gesture, head movement and off
course … smile)
- Jangan pernah lupa memberikan atribusi untuk data yang anda kutip.

Goodluck

Teknik membawakan acara

Teknik membawakan acara
Jika pada suatu saat anda diminta menjadi MC dadakan pada suatu event baik even formal maupun informal dibawah ini ada beberapa tips yang bisa anda manfaatkan :

1. Preparation,
Pada tahap ini anda harus memperhatikan 4 W, 1 H. (who, where, when, what and How). Faktor ini akan berpengaruh terhadap pakaian yang anda kenakan, susunan acara, dan naskah.
2. Delivery Punch,
Pada waktu membawakan acara ada 3 kegiatan utama yang dilakukan yakni :
-Presenting : Good introduction (note: HARUS menyebutkan nama-nama dengan benar &
tepat), Sambutan, Menarik perhatian penonton, Menerangkan susunan acara,
Mengundang pembicara, Mempersilahkan undangan untuk duduk
-Message delivering : meliputi Product knowledge, Mempermainkan emosi penonton,
-Positive responses to the subject, Memberikan respon yang positif terhadap tanggapan
penonton.
-Entertainment Part : Permainan interaktif dengan penonton / Audience interactive games,
Lelucon-lelucon pintar / Smart Jokes, Presenting artists, Berperan sebagai
pengarah acara di atas panggung.

3. Conclusion
Meliputi Steal the show, Smart sum of the program highlight, Menaikan intonasi suara, Encourage audience for good ending, Mengakhiri dengan kalimat menarik.

Good Luck

Syuting Video dengan Widescreen

Syuting Video dengan Widescreen
Syuting dengan Kamera Video Digital? anda menggunakanWidescreen? ingin memakai teknik Cinemascope agar tampak seperti layar film? mungkin notes dibawah ini bisa membantu anda:
1. Sebaiknya gunakanlah lensa "Wide" pada kamera agar gambar berkesanluas dan lebar.Bila anda memakai kamera HDV maka ukuran LCD sudah Widescreen, dan dengan lensa berukuran "Wide" berapa saja, hasilnya akan terkesan filmis.
2. Lakukan Menu Set "Widescreen" pada kamera anda sehingga ukuran layar frame menjadi 16:9.
3. Pada saat syuting, perhatikan headroom layar. Ingat bahwa yang tersaji dilayar adalah gambar rekam bukan gambar on-air, biasanya berikan room sekitar 10% dari satu shot.
4. Angle dan blocking camera harus filmlook. Ini berbeda dengan tvlook yang melebar keatas dengan komposisi yang cenderung Medium Look.
5. Sebaiknya, banyak melakukan shoots dengan posisi kamera bergeraktracking in and out mengikuti objek. Ini akan membantu kedalaman gambar pada widescreen.
6. Bila anda menggunakan monitor video berukuran 4:3, anda bisa melakukan dengan cara menutup monitor anda bagian atas dan bawah dengan ukuran sesuai dengan gambar yang anda inginkan.
7. Pada saat post production, selalu preview gambar anda dengan Image+Wireframe, lalu bila perlu pilihlah tipe widescreen pada effect gambar, seperti 1.66:1 atau 1.70:1 dll.
Dengan ukuran Image ini, akan membantu anda untuk membuang gamba2x bocor yang mengganggu objek...

Creative dan Producer

Creative dan Producer
Dalam industri Media Televisi, ada bermacam-macam istilah dan jabatan Produser seperti Line Producer, News Producer, Supervising Producer, Creative Producer, Producer/Director dll. Walau istilah ini berbeda, namun "job description" nya seringkali sama atau mirip. Tentunya, semua istilah ini disesuaikan dengan Sistem dan Manajemen Penyiaran yang dipakai, apakah memakai American System atau Hongkong System ataupun Mix keduanya. Bahkan, kalau perlu dibuat istilah dan Job Description baru yang sesuai dengan kebutuhan misalnya Segment Producer atau Production Specialist (dipakai oleh VOA).
Namun secara umum, Jenis Produser terbagi dalam 4 kategori
1. Producer who create the content
Ini adalah para kreator dibalik program2x TV drama dan non-drama (variety show, reality show, games, quiz, musik, magazine show,etc). Mereka adalah orang2x kreatif yang berada di departemen Produksi/Content Acara.
2. Producer who manage administration and money
Produser ini dikenal sebagai produser lapangan yang profesional dalam manajemen administrasi (kontrak, proposal, jadwal, dll) dan finansial. Dibutuhkan talent kepemimpinan yang kuat untuk Produser ini.
3. Producer who sell programming and work on marketing
Biasanya Produser ini berada dibawah Departemen Programming atau Marketing. Mereka ini yang membangun dengan kreatif berbagai paket2 program tv agar laku dijual ke sponsor dan disukai publik.
4. Producer who produce News and Sport
Produser ini adalah para Jurnalis Televisi yang mampu memproduksi berita2/feature yang akurat sesuai dengan filosofi dari jurnalistik yaitu aktual dan faktual. Jadi, pengembangan berbagai istilah dari Produser, bebas saja asalkan sesuai dengan kebutuhan dari manajemen siaran yang dipakai....
Reference:
- Get on TV! by Jacqie Jordan, Source book Inc, Naperville > Illinois.2006 - Pengetahuan dan Pengalaman pribadi.
Nah sampai sekarangpun tiap Stasiun TV punya nama sendiri utk job desk tersebut, tp tugas dan fungsinya sama.
Creative dan Producer? Di Departemen Produksi?
Yang pasti dua-duanya sih orang Kreatif, tapi dibedakan pada detil job descriptionnya sesuai dengan sistem penyiaran yang dipakai. Misalnya, di Indosiar dikenal profesi Research Writer -RW-(mirip dengan TVB Hongkong) yang mempunyai Job Description sebagai penulis skenario non-drama. RW ini adalah orang kreatif yang menciptakan berbagai ide2 program televisi untuk Variety SHow, Quiz, Musik,GameShow, Talk Show,Magazine,Reality TV, dsb. Tugasnya merancang program yang bisa dijual ke iklan. Nah, seorang RW mempunyai karir meningkat sebagai Supervisor Produksi hingga Executive Producer. Tapi tidak menjadi Producer karena di Indosiar, seorang producer juga merangkap sebagai seorang Program Director (Pengarah Acara), dan jabatan ini disebut Producer/Director. Jadi, dalam sebuah produksi maka Producer/Director bekerjasama dengan Research Writer untuk menciptakan sebuah karya kretif. Dengan kata lain, Producer/Director bertanggung jawab pada teknis dan artistik visual, sedangkan Research Writer bertanggung jawab pada content, skenario dan flow acara....
Sementara di RCTI, sistemnya berbeda lagi. Seorang Produser belum tentu adalah seorang Program Director. Sedangkan untuk creative content, Producer dibantu oleh tim kreatif yang juga bertugas menulis skenario. Mereka kemudian merancang program pada saat Pra Produksi, sedangkan saat produksi, Producer menyerahkan kepada Program Director.... Sistem ini mirip dengan sistem di TV broadcast Amerika. Sedangkan untuk TV Kabel, sistemnya lebih lentur karena jumlah SDMnya terbatas....
Lalu mengapa harus ada Partner: Creative dan Producer? Ini sebenarnya adalah bentuk simplifikasi dari "Triangle Production System: Producer, Scenario, Director". Produser dipegang oleh produser, Scenario dipegang orang Creative dan Program Director dipegang oleh Producer atau PD lain. Berbeda dengan FILM, dalam televisi semuanya bersifat industrial sehingga seorang produser bisa saja menghandle lebih dari 5 acara tv setiap minggu. Demikian juga dengan orang kreatif. Sementara PD,biasanya malah Pool PD, alias jadwal syuting seminggu berdasarkan assignment. Jadi bisa saja dalam seminggu seorang PD mengerjakan 10 program televisi mulai dari musik, sport sampai acara Mimbar Agama....
Saya jadi ingat saat dulu di ANTV menjadi eksekutif Produser, produser dan PD dirangkum jadi satu. Wualahh... dalam seminggu kerjaannya syuting melulu setiap hari. Nggak bs napes. Sampe2 nggak sempat pacaran hehehe... bubar melulu...(hihihi jadi curhat)

Film Look " saat syuting Video"

Film Look " saat syuting Video"
"Film Look", seringkali menjadi referensi bagi para Videographer untuk mendapatkan karya visual yang maksimal.
Dan untuk mendapatkan image ini, digunakan media video berformat HDV dengan kemampuan merekam gambar 24 frame per second dan framing 16:9, sehingga gambar memiliki "depth of field" yang tajam.
Pada saat post editingpun dilakukan proses digitalisasi dengan video preferences untuk HDV dan digunakan berbagai film effects agar hasil akhirpun menjadi Video dengan "Film Look".
Menurut Anthony Q, Artis, filmmaker dan penulis buku "The Shut Up and Shoot Documentary Guide" (Focal Press, September 2007) dalam majalah Student Film Maker, hal yang paling penting dilakukan untuk mendapatkan image "Film Look" adalah pada saat syuting Video dilakukan.
Ada 5 notes, bagaimana syuting video untuk "Film Look"
1. Shoot with 24P Camera (Gunakan Kamera HDV)
2. Light It Like Film (Gunakan lampu profesional, hindari low light)
3. Shoot with a Telephoto Lens or Use a 35 mm Adapter
4. Use Filter (Fog FX Filter, Polarizing Filter, dll)
5. Use Film Look Software in Post Jadi, walaupun kita sudah menggunakan teknologi HD yang maksimal tapi kita tetap memerlukan sarana dukungan diatas.
Silahkan mencoba...

VIDEO KLIP

VIDEO KLIP
VIDEO KLIP adalah kumpulan potongan-potongan visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan berdasarkan ketukan-ketukan pada irama lagu, nada, lirik, instrumennya dan penampilan band, kelompok musik untuk mengenalkan dan memasarkan produk (lagu) agar masayarakan dapat mengenal yang selanjutnya membeli kaset, CD, DVD.
Memberikan imbas bagi seluruh stasiun TV untuk mendapatkan pemasukan dari iklan yang membeli tayangannya baik dalam bentuk program musik atau sebagai iklan itu sendiri, bahkan juga memberikan kesempatan bagi seluruh insan muda yang kreatif baik sebagai sutradara atau crew kreatif di dalamnya.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT VIDEO KLIP
1. SIMBOL
Tidak perlu adanya keselarasan antara gambar dan lirik, bahkan seringkali tidak
ada hubungan antar keduanya.
2. VERBAL
Gaya desain penggambaran akan disesuaikan dengan isi lirik (gambar dan lirik saling
menyatu).
UNSUR VIDEO KLIP
1. Bahasa Ritme (irama)
Pelajari birama dulu apakah slow beat, fast beat, middle beat dan coba rasakan
dengan ketukan-ketukan kaki untuk memperoleh tempo yang pas.
2. Bahasa Musikalisasi (instrument musik)
Pembuat Video Klip atau biasa disebut VIDEO CLIPPER haruslah mempunyai
sebuah wawasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan musik baik itu jenis
musik, alat musik, bahkan juga profil band.
3. Bahasa Nada
Perhatikan aransemen nada, diskusikan dengan piñata musiknya tentang aransemen
yang dibuat. Selanjutnya rasakan dengan hati nada-nada tersebut.
4. Bahasa Lirik
Seorang VIDEO CLIPPER dituntut mempunyai sebuah imajinasi visual terhadap
lirik dan lagu walaupun tidaklah harus secara verbal.
Jika ada lirik yang mengungkapkan kata ‘CINTA’ maka sebagai simbolisasi tidak
harus dengan bunga, warna pink, atau hati. Bisa saja berupa kertas (surat), sepatu
butut (cinta tanpa mengenal status social), air (cinta yang mengalir). Atau bahkan
bias dengan tarian kontemporer.
5. Bahasa Performance (penampilan)
Selami karakter pemusik, penyanyi, pemain band baik dari latar belakang
bermusiknya, hingga ke profil fisiknya (hidung, mata, style, fashion dan gerak tubuh).
TEKNIS SEDERHANA PEMBUATAN VIDEO KLIP
1. PENENTUAN LOKASI SYUTING
INDOOR
Indoor on place (café, rumah, gedung pekantoran)
Kebutuhan akan property sedikit lebih simple karena kebutuhan property seperti seperti meja, kursi, lemari, lampu hias, buku, dan sebagainya sudah tersedia. Penambahan property cenderung untuk melengkapi kebutuhan story board.
Indoor Studio
Harus mampu menata, membuat bahkan membangun set design sesuai denga kebutuhan story board. Hal ini menjadikan kemampuan pengembangan estetika seni mendapat peranan besar, karena tudgas seorang piñata artistic haruslah menciptakan bukan memanfaatkan set yang sudah ada.

OUTDOOR
Cenderung memanfaatkan segala property dan nuansa alam yang sudah ada dan cenderung yang lebih banyak diadopsi adalah natural keunikan alam atau lingkungannya (di pantai, pasar, gunung, dsb)

2. STORY BOARD
Dalam memproduksi video klip hal pertama yang harus dituangkan dari konsep adalah STORY BOARD, karena dari story board seorang sutradara video klip dapat mengungkapkan imajinasinya melalui gambar-gambar konsep visual yang bercerita.
Dari story board lah seorang klipper akan lebih mudah berkonsentrasi dalam hal-hal yang bersifat teknis visual, penataan cahaya, penataan artistic, camera angle, ataupun performance sang artis.

3. PERALATAN SYUTING/ PRODUKSI
Peralatan yang dibutuhkan sangat ditentuntukan oleh klip seperti apa yang akan dibikin, hanya saja pasti ada alat utama yang harus ada terutama :
CAMERA dengan kelengkapan seperti tripod, dolly, dolly track, crane.
LIGHTING dengan kelengkapan stang, filter, dsb

4. MEMPERKUAT CREW
Pastikan anda bersama crew dan tim yang kompak dengan dipimpin seorang sutradara dalam pelaksanaan produksinya. Dalam penentuan crew tidak ada patokan berapa jumlahnya. Semuanya sangat tergantung dari produksi itu sendiri seberapa banyak ia membutuhkan tenaga.

5. PENGAMBILAN GAMBARSetiap gambar yang diambil tentunya berdasarkan story board yang telah dibuat. Shot-shot untuk video klip sebenarnya tidak ada aturan khusus secara teknis tetapi dalam instruksi dan istilah-istilah yang dipakai tetap menggunakan aturan secara umum. Misal : Close Up, Medium shot, Cut, Cue, Running, dsb. Hal ini tentunya adalah untuk memudahkan dalam hal pelaksanaan teknis saat pra produksi, produksi dan editing.
6. EDITING
Pada era yang serba digital ini, editing mempunyai peranan yang cukup penting dalam proses akhir produksi sebuah video klip. Bahkan editing juga dapat mengatasi segala keterbatasan alat pada saat produksi untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan story board.
Namun dengan hebatnya teknologi editing yang ada, sebagai seorang video klipper tetap dituntut harus mampu memperoleh produksi semaksimal mungkin tanpa tergantung dari editing.
Selamat berkarya...

FEATURE

FEATURE
Feature adalah jenis berita yang sifatnya ringan dan menghibur. Menjadi seorang penulis feature harus memiliki ketajaman dalam memandang dan menghayati suatu peristiwa. Serta mampu menonjolkan suatu hal yang meski umum namun belum terungkap seutuhnya yaitu sisi humanisme.

BERDASARKAN TIPENYA FEATURE DAPAT DIBEDAKAN MENJADI
1. Feature Human Interest
Langsung menyentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan, simpati). Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, lika-liku kehidupan seorang guru atau dokter di daerah terpencil, atau kisah seorang menimbulkan kejengkelan (Contoh tayangannya : Program kejamnya Dunia, Investigasi, Jendela, Delik, derap Hukum, dll).

2. Feature Pribadi-Pribadi Menarik Atau Feature Biografi
Misalnya riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi atau seorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi (Contoh tayangannya : Program Silet, dll).

3. Feature Perjalanan
Misalnya kunjungan ke tempat bersejarah di dalam ataupun di luar negri, atau ke tempat yang jarang dikunjungi orang. Dalam feature jenis ini, biasanya unsur subjektifitas menonjol, karena biasanya penulisannya yang terlibat langsung dalam peristiwa/perjalanan itu mempergunakan “Aku”, “Saya”, atau “Kami” (sudut pandang ‘Point Of View’ orang pertama) (Contoh tayangannya : Program Menantang batas, Koper & Ransel, dll).

4. Feature Sejarah
Yaitu tulisan tentang peristiwa masa lalu, misalnya peristiwa proklamasi kemerdekaan, atau peristiwa keagamaan, dengan memunculkan “tafsir baru” sehingga tetap terasa aktual untuk masa kini. (Contoh tayangannya : Program Silet, Program Khusus, dll).

5. Feature Petunjuk Praktis (TIPS)Yaitu mengajar keahlian, how to do it. Misalnya tentang memasak, merangkai bunga, membangun rumah, dan sebagainya (contoh tayangan : Program Sisi Lain, Good Morning, dll).

STRUKTUR TULISAN
Menulis Feature tidak ada aturan khusus. Namun demikian, dalam menulis feature, usahakan apa yang ditulis itu tidak monoton. Data yang diungkapkan kuat, detail, fakta, harus ada dan benar. Sebenarnya menulis feature lebih tergantung pada kekuatan menulis atau ketrampilan menulis.

JENIS-JENIS FEATURE
Adapun jenis-jenis feature di antaranya :

1. Feature Berita
Yang lebih banyak mengandung unsur berita berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khalayak. Biasanya merupakan pengembangan dari sebuah straight news. (Contoh tayangan : Program Investigasi, Delik, Sigi 30 menit, dll).

2. Feature Artikel
Yang lebih cenderung segi sastra. Biasanya dikembangkan dari sebuah berita yang tidak aktual lagi atau berkurangnya aktualitasnya. Misalnya, tulisan mengenai suatu keadaan atau kejadian, seseorang suatu hal, suatu pemikiran, tentang ilmu pengetahuan, dan lain-lain yang dikemukakan sebagai laporan (informasi) yang dikemas secara ringan dan menghibur. (contoh tayangan : Program Jakarta Underground (atmosphere) Jejak Malam, Fenomena dll).

PENYUTRADARAAN DOKUMENTER

PENYUTRADARAAN DOKUMENTER

Menempatkan KAMERA dalam menyampaikan IDE


GOAL UTAMA

- Mengarahkan penonton untuk mencapai sebuah kesatuan ide, memahami pesan, secara persuasif.
- Mempersiapkan sebuah hasil teknis perekaman gambar dan suara yang baik untuk tahap penyelesaian film (Pasca Produksi).


Menjadikan manusia sebagai SUBYEK bukan OBYEK

MENAMPILKAN SUBYEK

- Menempatkan kamera dalam menunjukkan apa yang dilakukan Subyek dalam menyampaikan gagasan.
- Melakukan observasi visual yang mendalam terhadap subyek
- Membuat subyek mengungkapkan PIKIRAN (verbal) yang mendasari atau menjelaskan apa yang dilakukannya
- Pengadeganan ulang terhadap apa yang diceritakannya, mengarahkan subyek dan menempatkan kamera seperti dalam pendekatan observasi.

OBSERVASI
Menempatkan kamera berada dalam jarak aman dan jarak dekat dengan subyek.
Menciptakan hubungan sehingga subyek nyaman terhadap kamera.


MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN UNSUR SUARA

- Sumber informasi audio yang membentuk visual menjadi utuh. Mengarahkan gagasan. Suara hasil wawancara, rekaman pembicaraan subyek, musik, suara musik dan suara lingkungan.
- Menghindarkan sumber suara ganda dalam proses perekaman yang melibatkan suara, seperti dalam wawancara dan lainnya.
- Merekam suara dari adegan agar dapat digunakan dalam proses penyelesaian.


Prinsip dasar dalam melakukan wawancara

1. Harus selalu kontak mata antara si pewawancara dengan yang diwawancarai.
2. Si pewawancara harus penuh ketekunan mendengarkan semua jawaban narasumber dengan sesekali memberikan respon visual (mengangguk, menggeleng, atau yang lainnya) sehingga nampak terjalin komunikasi dengan narasumber.
3. Jangan memberikan respon suara yang akan mengganggu konsentrasi narasumber dan masuk dalam rekaman sehingga nantinya menyulitkan penyuntingan (editing).

4. Bila ingin hasil yang natural, maka pertama-tama si pewawancara dahulu yang harus nampak natural ketika melemparkan pertanyaan, terutama jangan sekali-kali menggunakan bahasa formal sehingga nampak aneh dan membuat jarak dengan narasumber.
5. Coba bangun suasana layaknya dua orang sedang ngobrol santai. Bisa dimulai sejak sebelum rekaman dimulai, si pewawancara sudah melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan narasumber. Yakinkan narasumber jangan takut salah dan bisa diulang dengan mudah.
6. Pertanyaan yang diajukan harus jelas dan singkat, sehingga narasumber tidak salah menanggapi.

7. Jangan pernah membuat pertanyaan yang sifatnya mengkonfirmasi saja dan membuat jawabannya sangat pendek dan tidak memberikan informasi apa-apa.
8. Pertanyaannya harus membuat narasumber bercerita, maka bunyi pertanyaannya akan banyak di dominasi oleh “Coba ceritakan pengalamanmu....?” “Bagaimana...? Mengapa? Apa yang kamu rasakan? Dan lain-lain.
9. Untuk menjamin wawancara dengan narasumber terekam dengan baik, pastikan suaranya juga terdengar jelas di kamera. Agar suara terdengar jelas, letak kamera tidak boleh terlalu jauh dari sumber suara. Baik sekali kalau ada microphone eksternal yang bisa diletakkan dekat dengan narasumber.

MEMBUAT B-ROLL

Menempatkan kamera pada situasi di luar subyek yang mendukung gagasan subyek, dan memperkuat gagasan berkait dengan apa yang diceritakannya.
Contoh :
Situasi situasi di sekitar subyek. Foto foto dan gambar gambar pendukung
Rekaman rekaman yang menarik dari lingkungan yang menciptakan suasana : Musik, situasi komikal dan kontras.


GAYA dalam PENYUTRADARAAN

1. Observasional
2. Free handheld kamera
3. Pendekatan jurnalistik. Hand Held, Teleshot observasion


KAMERA SEBAGAI PENA

Dalam film yang baik kamera menjadi kuas yang di-eksplorasi dalam berbagai dimensinya. Tebal dan tipis, halus dan kasar.
Menyampaikan gagasan juga memiliki tujuan untuk MENYENTUH perasaan penontonnya

PROSES PASCA PRODUKSI

Melakukan proses re-konstruksi dari semua materi visual dalam membentuk ide utama dan menyampaikan pesan /gagasan.
Mengarahkan konstruksi unsur suara. Insert dari bahan bahan wawancara, sumber suara B-roll, musik dan lain lain.

Riset Dalam Produksi Dokumenter

Riset Dalam Produksi Dokumenter

Ide film bukan wahyu yang datang begitu saja, tapi merupakan kumulatif dari serangkaian pengamatan dan pengalaman yang mengendap dalam ingatan lalu muncul kembali sebagai sebuah ide. Secara tidak sadar, proses penemuan ide adalah bagian dari proses riset yang sudah kita lakukan ketika kita mengalami ataupun mengamati sebuah gejala.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilakukan untuk memahami sebuah fenomena, baik fenomena alam maupun fenomena sosial-budaya.

Fungsi Riset Dalam Produksi Dokumenter
1. Proses Kreatif
Merumuskan ide film, film statement, dan alur bertutur film. Termasuk di dalamnya
membangun raport dengan subyek dan menggali elemen audio visual yang akan menjadi
bagian dari film.
2. Manajemen Produksi
Mengatur jadwal, perijinan, akses, budgeting, dsb.

Pengumpulan Data di Lapangan
1. Observasi (pengamatan, partisipasi)
2. Wawancara
3. Audio Visual (merekam)

Menuliskan Kembali Hasil Riset
1. Mengkategorisasi data
2. Mengidentifikasi data-data penting
3. Mencari hubungan sebab akibat
4. Mengaitkan fenomena spesifik dengan konteks yang lebih besar

Tips-tips melakukan penelitian lapangan
1. Stay alerted (peka terhadap berbagai hal)
2. Bertanya
3. Mencatat
4. Merekam secara visual

TEKNIK PRESENTASI DI DEPAN KAMERA

TEKNIK PRESENTASI DI DEPAN KAMERA
1. Tell a Story
Ketika presentasi di depan kamera, kita bukan hanya menyampaikan informasi mengenai suatu even. Presentasi di depan kamera seperti seseorang yang sedang bercerita, sehingga memiliki pendahuluan (beginning), isi (content), dan akhir (ending). Teknik ini berlaku umum baik ketika kita sedang announcing, reporting, interviewing, simulation or voice over narration.

2. Display Camera Presence
Ketika sedang berbicara dengan audiens, mata harus selalu menatap lensa kamera. Ketika sedang berbicara dengan bintang tamu mata kita harus menatap bintang tamu dan berbicaralah pada mereka. Jaga postur tubuh ketika berbicara, dan ingat selalu hal penting yang ingin disampaikan kepada bintang tamu, buat nyaman diri anda jauhkan dari gerakan yang menganggu seperti memainkan rambut, menyentuh muka atau baju dll.

3. Dress for the camera’s eyes
Penampilan visual didepan kamera sama pentingnya dengan presentasi itu sendiri. Selain itu lensa kamera sama sekali berbeda dengan lensa mata oleh karena itu pilihlah warna dan kostum yang ”appropriate”, pilihlah baju yang polos atau minim pola (jangan menggunakan pola yang bergaris tebal) karena akan membingungkan, hindari perhiasan yang besar dan menyolok.

4. Rehearse
Jangan lupa selalu berlatih sebelum tampil di depan kamera, berlatihlah di depan kaca sebagai media latihan. Perhatikan pendahuluan dan ending dalam bercerita.

5. Goodluck

Elemen Programming

Elemen Programming
Ada empat elemen dalam mengatur strategi penjadwalan atau programming televisi:
1. Programming. Menganalisa angka peringkat rating penonton berdasarkan SES (Social Economy Status), segmentasi, jam tayang, pola penonton, genre dan juga trend.
2. ProductionMengkaji sisi produksi dari setiap acara mulai dari Format (drama, non drama, news/sport), Story Treatment, Production Cast (artis, bintang,band, dll), directing, production design (artistik,grafik, shot,editing, wardrobe) dsb.
3. MarketingMembahas strategi marketing dan sales untuk mendapatkan profit. Topik antara lain tentang harga spot iklan, build in product, pre-sales, brand awareness, brand differentiation, target konsumen, blocking time, packaging price, product values, dll
4. Purchasing & DistributionDisinilah perhitungan harga produksi, pembelian program/film, distributors, suppliers, dll, yang disesuaikan dengan kemampuan daya beli stasiun televisi. Dikaji juga Programming Value per detik dari biaya rata2x operasional stasiun tv setiap detik.Jadi,bisa dibayangkan kan? kalau penempatan jam tayang sinetron atau film sering dianggap tidak tepat, itu menurut versi publik/penonton. Tapi kalau menurut versi stasiun tv pasti sudah melewati tahap elemen diatas, yang dianggap merupakan hasil analisa penonton juga. Memang kusut, tapi begitulah media kapitalis televisi. Sebagai input, di Amerika saja sampai ada gerakan moral yang disebut "You own your tv".
Gerakan ini mengajak publik untuk mengontrol tontonan televisi karena pesawat tv milik kita bukan milik stasiun/kabel tv. Jadi, mengapa harus bergantung pada mereka? Merekalah yang harus mendengarkan kemauan publik.
Dan ini bukanlah kesalahan lembaga riset AC Nielsen. Karena AC Nielsen hanya mengeluarkan hasil peringkat rating berdasarkan tontonan yang disajikan oleh para programmer televisi... begitu isi gerakan ini.

Show Director/Program Director

Show Director/Program Director
Di Amerika bahkan muncul berbagai istilah dengan Job Description yang lebih spesifik seperti Stage Director, Floor Director, Floor Manager, Program Director, Event Coordinator, Event Manager,Festival Organizer, Network Director dll.
Istilah ini bebas dipakai oleh institusi mana saja (broadcast dan non broadcast) sesuai dengan keperluan, fungsi dan tujuan masing2x. Yang menarik walau istilah ini banyak yang membingungkan tapi job descriptionnya sangat jelas dan tidak bertabrakan satu dengan lainnya.Saya mencoba mencari jawaban tentang ini dari berbagai referensi buku seperti The Film Industry (by Fred Yager & Jan Yager/checkmark book), Basic Studio Directing (By Rod Fairweather/ Focal Press)dan This Business of Music Marketing & Promotion (by Lathrop) tapi tidak ada definisi yang baku. Setiap events mempunyai job desc yang berbeda.
Jadi, untuk lebih jelasnya, saya akan mencoba menuliskan perbedaan berdasarkan fungsi dan kob descnya, bukan dari definisinya.Show DirectorBertugas menjadi Sutradara Pentas atau Pengarah Lakon Panggung atau Pengarah Pagelaran. Disini, Show Director bertanggungjawab pada kemasan pagelaran diatas panggung mulai dari Tata Artistik Panggung, Sound, Rundown Pentas Acara, Lighting Direction hingga ke urusan Stage Management lainnya seperti Wardrobe, Make Up, Props, dan lainnya.
Show Director tidak bertanggung- jawab pada liputan tayangan Broadcast namun wajib berkompromi dengan Program Director dari Stasiun Televisi untuk mendapatkan Blocking yang Pas dan bagus, baik untuk Penonton Panggung maupun untuk Penonton Televisi.... Namun istilah ini seringkali dirancukan dengan Art Director. Misalnya, Jay Subijakto itu dikenal sebagai Art Director konser2xnya Erwin Gutawa. Disini Jay mempunyai kapasitas lebih memikirkan dimensi2x artistik dari pagelaran dan sebenarnya, Jay sudah merangkum pekerjaan Show Director. Namun, Jay justru membagi pekerjaan stage management dengan Stage Manager... Stage ManagerBertugas membantu Show Director dalam mengkoordinasikan seluruh aktifitas dibalik panggung. Stage Manager ini mempunyai kewenangan penuh untuk mengatur jalannya konser/acara dari balik panggung, termasuk menyiapkan seluruh pengisi acara untuk siap tampil.
Kalau Show Director mengarahkan dari depan panggung dan mensupervisi Lighting dan Audio, Stage manager justru berada dibalik panggung. Stage manager tidak bertanggung jawab sama sekali dengan liputan Broadcast dan on-air. TV Director/Program DirectorDi Amerika dikenal sebagai Program Director yang dapat didefinisikan sebagai seseorang yang mampu menyutradarai produksi Drama atau Non Drama dengan Single atau Multi Camera untuk studio maupun outdoor. Bila program acara diproduksi oleh Stasiun Televisi maupun Production House, seorang Program Director merangkap sebagai Show Director dan bertanggung jawab pada STAGE dan ON-AIR. Inilah yang dilakukan oleh para PD2x di Indosiar dan ANTV.
Sedangkan di RCTI ataupun SCTV, PD hanya bertanggung jawab pada ON-AIR saja, sedangkan content untuk STAGE dipegang oleh Produser ataupun Production Assistant. Nah, istilah Program Director ini ternyata diinterpretasikan secara SALAH orang para senior kita di TVRI. Program Director diterjemahkan bebas menjadi Pengarah Acara! padahal seharus tetap diinterpretasikan menjadi Sutradara Acara atau Sutradara Program. Ini memang kacau, sementara istilah Floor Manager tidak diistilahkan menjadi Manajer Lantai atau Manajer Ubin, tapi tetap memakai istilah Floor Manager..... Lainnya, lagi kalau di Amerika dikenal TV Director ini artinya Sutradara TV tapi kalau di Indonesia dipakai TV Director maka diartikan menjadi Direktur TV

Tips Audio: Mikrofon buat Dubbing

Tips Audio: Mikrofon buat Dubbing
Dubbing itu ternyata bukan cuma di dunia musik saja tapi juga di dunia TV dan Perfilman. Proses dubbing itu ada banyak macam seperti, translation dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Atau di dunia perfilman dimana vokalnya ditake ulang biar kedengarannya lebih bersih. Atau ada penyanyi yang rada fals terus suaranya diganti sama penyanyi lain yang lebih in tune, jadi penyanyi aslinya cuma goyang2 mulut doank. Nah ini semua dinamakan dubbing.

Proses dubbing ini berkaitan erat dengan mikrofon. Pemilihan mikrofon yang tepat dan posisi mike yang tepat akan sangat menolong kualitas dari dubbing itu sendiri. Beberapa jenis mikrofon yang biasa dipakai buat dubbing:

1. RE-20
RE-20 merupakan mikrofon klasik yang banyak digunakan dimana-mana khususnya di Amerika. Selain bunyinya yang cukup bagus, RE-20 ini juga cukup stabil. Bukan hanya dipakai buat vokal aja tapi juga bisa dipakai buat instrument. Selain itu harganya ok punya. Tipe mikrofon = Dynamic.

2. Neumann U87
Ini dia jagoannya Neumann. Hampir semua recording studio di Amerika pasti punya U87. U87 mempunyai diafram yang ukurannya lebar. Selain lebar, U87 juga memiliki multi pattern yang berarti pola patternnya bisa dirubah2. Pola pattern pada U87 ada 3 yaitu Cardioid, Omni, dan Figure Eight. Harga untuk U87 berkisar $2700-$3000. Tipe mikrofon = Condensor.

3. Shure SM57
Kalau anda bingung pengen pakai mikrofon apa buat vokal, paling gampang pilih Shure SM57. Shure SM57 ini mikrofon serba guna. Boleh dipakai untuk instrument juga vokal. Harga juga sangat terjangkau.. .kurang dari $100. Jangan salah saudara2...gini2 SM57 sudah menjadi mikrofon dari Presiden Amerika Serikat selama 30 tahun...hebat. Tipe mikrofon ini = Dynamic.

4. Lain-lain
Selain ketiga mikrofon diatas, saat ini juga semakin bermunculan mikrofon2 baru dengan tipe yang beraneka ragam. Semuanya kembali lagi kepada kocek anda. Kalau punya duit lebih boleh membeli yang rada mahal. Jangan lupa untuk selalu bertanya dan mencari info tentang mikrofon sebelum anda membelinya.

Ok...sekian dulu tips audio dari saya.

Programming strategy

Programming strategy
Schedulling strategy itu hanya bagian dari ProgrammingStrategy. Dalam Programming strategy mesti dipelajarikeahlian apa saja yang dibutuhkan dari seorangprogrammer (misal: negosiasi, akuisisi -mesti punyaselera dan peka); hal-hal apa yang mesti dilakukan (diantaranya membuat schedule, atau besarannya adalahpola siaran -programming pattern); dan bagaimanamensikapi atau mensiasati berbagai kendala programming(etika, hukum, norma, tekanan pengiklan atau penguasa,kemajuan teknologi yang sulit dikejar, dst).Untuk Schedulling strategy, banyak sekali pilihanstrateginya. Yang paling umum adalah head to head(menayangkan program yang sama pada jam yang samadengan kompetitor) serta counter programming(menayangkan sesuatu yang sama sekali beda -bisa aneh-di jam tayang di mana semua kompetitor menayangkanprogram sejenis). Namun ada juga beberapa strategilain. Salah satunya bridging: memulai danmenyelesaikan program di jam yang tidak lazim (8.15,9.45, dll), maksudnya ingin mendahului menangkappenonton yang sudah bosan dan ingin nonton acara yangbaru mulai, ketika kompetitor lain sedang memutarprogram rutin. Dalam teori, ini dulu dianggap tidaklazim. Belakangan, saya melihat ini dipraktikkan olehbeberapa statiun TV kita.Elemen production, seperti kata mas nara, sangatpenting diperhatikan. orang awam akan berpikir:memproduksi dulu baru memprogramkan. Sebetulnyasebaliknya: riset program dulu, baru memproduksi apayang disukai penonton. Nah, pegangan produksi tentangapa yang disukai penonton ini ada dalam teori 10appeals in programming (di antaranya: ada unsur uang,seperti kuiz-kuiz yang marak itu, juga unsur star,atau unsur kebaruan, dll).Semoga bermanfaat

Simpang Siur Pemahaman Televisi Berjaringan

Simpang Siur Pemahaman Televisi Berjaringan
Kesimpangsiuran pemahaman tentang Sistem Stasiun Berjaringan (SSB) ternyata menjangkiti banyak pihak, baik yang berkepentingan terhadap pelaksanaannya, maupun yang berkepentingan untuk menundanya. Simpang siur pemahaman, opini dan gagasan terjadi di kalangan Pemerintah, industri TV "nasional", Komisi Penyiaran, industri TV lokal, asosiasi, pengamat, akademisi, dsb. Seolah-olah, melaksanakan SSB sesulit meningkatkan 200% pendapatan per kapita rakyat Indonesia!!!Kondisi ini tentu menguntungkan bagi "pihak tertentu". Dalam diskusi-diskusi terbatas yang dilakukan Televisiana di Jogja, bahkan terindikasi bahwa kesimpangsiuran, isu kesiapan sumber daya lokal, regulasi, biaya investasi, diversity of ownership, dll. sengaja diciptakan untuk menyediakan alasan yang cukup bagi penundaan SSB. Dalam situasi seperti ini, "goodwill" menuju SSB kemudian bisa terabaikan. Bahkan, kita tidak bisa mendapat kepastian, apakah pada tanggal 28 Desember 2009 nanti, SBB sudah harus terlaksana, atau baru akan mulai dilaksanakan.Tuntutan dan seruan KPID di beberapa wilayah kepada TV "nasional" untuk membentuk perwakilan, stasiun lokal atau content lokal, bahkan menuntut mereka untuk menghentikan siaran di wilayahnya, adalah sebuah contoh kesalahpahaman soal SSB. Televisi Berjaringan semestinya TIDAK diciptakan dengan model "TOP-DOWN" seperti itu. Jika TV "nasional" menciptakan sendiri jaringannya seperti itu, esensi SSB yang terkait dengan upaya desentralisasi dan demokratisasi industri penyiaran tidak akan tercapai. Setali tiga uang. Industri penyiaran tetap saja dimiliki oleh segelintir orang. Mereka tetap saja menjadi TUAN RUMAH di semua wilayah penyiaran di negeri ini. Publik lokal hanya menjadi penonton saja. Potensi industri penyiaran lokalpun tidak terberdayakan.Televisi Berjaringan semestinya diciptakan dengan model "BOTTOM-UP". Semisal, KPID bersama unsur-unsur lokal (Pemda, DPRD, Kadin, pengusaha, TV lokal, dll.) berupaya menciptakan pra kondisi yang memadai, sedemikian rupa hingga SSB kehilangan alasan untuk tidak dilaksanakan di wilayahnya. KPID bersama mitra lokalnya harus memacu kesiapan industri penyiaran lokal. Bisa dengan cara semakin memberdayakan TV lokal yang telah berdiri dan / atau menciptakan berdirinya TV lokal baru. Jika potensi industri penyiaran lokal di suatu wilayah telah mencapai kondisi yang memadai, maka pelaksanaan SSB menjadi MUTLAK untuk dilaksanakan. TV Lokal itulah, baik yang sudah mengudara maupun yang siap mengudara, yang akan menjadi TUAN RUMAH di wilayahnya sendiri, yang telah siap dipinang oleh TV "nasional", untuk bermitra jaringan.Begini pemahaman praktisnya. Bisakah KPID bersama mitra lokalnya memacu berdirinya 10 TV lokal di wilayahnya ? Atau, jika sudah ada TV Lokal yang berdiri, bisakah melengkapinya menjadi 10 TV lokal ? Bahwa tidak ada kanal yang tersedia untuk itu, tidak menjadi masalah. Ada saatnya dimana 10 kanal di setiap wilayah yang dipakai oleh 10 TV "nasional" itu akan diambil lagi oleh mereka yang berhak untuk itu. Siapa ? Tentu saja industri penyiaran lokal. Ke-10 TV lokal itu. Agar tetap bisa mengudara disana, 10 TV "nasional" mau tidak mau harus bermitra dengan 10 TV lokal itu. Bukankah seperti itulah semestinya mekanisme ideal Televisi Berjaringan ?Bahwa TV "nasional" kemudian terlibat membidani lahirnya TV Lokal, janganlah menjadi permasalahan, karena regulasi memungkinkan untuk itu. Atau, jika dipandang TV Lokal itu tidak memiliki kualifikasi profesional standar sebagaimana yang dibutuhkan TV "nasional", toh mekanisme kemitraan bisa diatur sedemikian rupa untuk menyelesaikannya. Dengan asistensi, konsultasi, supervisi, dan semacamnyalah. Intinya, dalam skenario seperti ini, secara situasional SSB menjadi layak untuk disegerakan. TV "nasional" relatif kehilangan kesulitan untuk mengadaptasinya.Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, situasi KETERLANJURAN dalam SSB sebetulnya bisa dimanfaatkan. Idealnya, kanal-kanal ( berikut fasilitas transmisinya) sudah dimiliki oleh industri penyiaran lokal. Lalu, stasiun TV yang ingin mengudara secara nasional menciptakan jejaring di setiap wilayah, bekerjasama dengan industri penyiaran setempat. Sayangnya, di Indonesia sebagian stasiun TV TERLANJUR mengudara secara nasional, berikut kanal serta fasilitas transmisi yang dimilikinya di berbagai wilayah. Regulasi pun baru muncul belakangan.Tapi toh semua ada hikmahnya. Dengan situasi KETERLANJURAN seperti ini, mendirikan TV lokal akan begitu mudahnya. Tanpa perlu membuang sebagian besar investasi untuk fasilitas transmisi. Programming- nya pun tak perlu terlalu berat. Tapi, ini hanya akan menjadi cerdik jika ada kata sepakat untuk sebuah siasat.
Salam,

The Background Light

The Background Light
(Lokasi indoor). Posisi wawancara dengan seorang narasumber yang duduk didepan pojok ruangan sudah diset. Three Points Lighting sudah diatur sesuai kebutuhan. Harap diingat, "Lighting is about controlling shadow", jadi kalau bayangan sudah tidak lagi mengganggu, apa yang harus dilakukan?The Background Light! ya, ini harus dilakukan. Mengapa? simpel saja, jarak antara objek dengan ruang setting background akan menjadi gelap karena arah cahaya dari The Three Points Lighting hanya untuk kepentingan sang objek. Nah, untuk itu, background set yang sesungguhnya memberikan informasi artistik pada objek perlu cahaya. Disinilah, kita harus kreatif memilih jenis lampu fresnel atau dedolight atau lainnya sesuai dengan kebutuhan. Gunakan bandoor untuk memberikan aksen cahaya, juga dimmer untuk kekuatan cahaya dan flood untuk bias cahaya. Pakai juga warna2x filter baik untuk daylight maupun tungsten.Jadi kalau ditanya, bagaimanakah dasar pencahayaan? jawabnya bukan "three points lighting" tapi "three points lighting plus one background light"....Salam

TIPS & TRIK MENGIKUTI CASTING

TIPS  & TRIK MENGIKUTI CASTING
1. Berpakaian rapih dan sesuai tema
Apabila kita datang ke tempat casting, kita harus menyesuaikan gaya berpakaian kita dengan tema casting. Misalnya, casting untuk acara remaja, maka berpakaianlah seperti anak remaja yang lincah, ceria, dan berjiwa muda. (tanktop,polo warna cerah, jeans). Casting untuk acara olahraga, maka berpakaianlah sporty (polo shirt dan jeans). Casting untuk acara news , maka berpakaianlah seperti newscaster. (kemeja rapi, rok, celana bahan, blazer.) Casting untuk infotainment, maka berpakaianlah sesuai tema (atasan cantik, rok).

2. Make up
Memakai make up tidak perlu berlebihan, tapi sewajarnya dan senatural mungkin, sehingga enak dilihat, dan tidak terlalu menor. Yang wajib untuk wanita adalah memakai bedak dan lipgloss/ lipstik, maskara sehingga tidak terlihat pucat di kamera. ( Baca Rias Wajah Dasar untuk Pria dan Wanita, di bawah !!)

3. Jangan telat dan on time
Untuk menghindari terjadinya hectic/ perasaan tidak siap, maka sebaiknya kita datang on time (terutama bila pihak PH memang sudah memilih kita untuk casting secara khusus). Sehingga kita memiliki waktu lebih untuk menghapal script casting dan lebih siap untuk mempersiapkan ekspresi.

4. Mengisi biodata
Apabila pihak PH menyediakan biodata, isilah data selengkap mungkin.

5. Sabar menunggu
Apabila peserta casting agak banyak, maka besar kemungkinannya kita menunggu, sebaiknya kita bersikap sabar dan tetap berpikir optimis.

6. Perkenalan diri
Sebelum mulai casting, ada saat kita memperkenalkan diri depan kamera. Yang penting untuk diingat adalah jangan lupa menyebut nama lengkap, nama panggilan, tanggal lahir, kuliah/ kerja, prestasi, dan pengalaman entertainment yang pernah dimiliki. Perkenalan diri sebaiknya tenang, fokus ke kamera, dan menunjukkan percaya diri.

7. Casting !!!
Pada saat di depan kamera, mata tetap fokus ke kamera, tenang, jangan terburu2, dan percaya diri. Bila melakukan kesalahan., sebaiknya jangan tertawa atau melakukan sikap-sikap yang bodoh, seperti menjulurkan lidah, dll. Sebaiknya berusaha supaya orang lain jangan mengetahui kesalahan yang kita buat, seperti misalnya apabila lupa script sebaiknya membuat kata lain atau mengalihkan kata yang salah dengan kalimat lain.

8. Good Luck!!
Jangan lupa setelah selesai casting, ucapkan terima kasih pada yang mengcasting kamu...
good luck yahh!!!

7 Characters of Leadership

7 Characters of Leadership

Ada tujuh karakter penting yang membuat seorang pemimpin dianut oleh karyawan atau bawahannya. Tujuh karakter penting itu saling terkait antara satu dengan yang lain. Sehingga ketujuh karakter ini tidak bisa dipisahkan. Apa saja tujuh hal itu?

Mitra bisnis, dalam business wisdom kesempatan ini saya ingin menelaah tentang kepemimpinan atau leadership. Apa sih yang membuat anak buah, karyawan, atau bawahan itu mau mendengarkan gaya kepemimpinan Anda. Ada tujuh hal penting yang membuat seseorang itu mau dipimpin atau menurut kepada Anda.

Pertama, bila anda sebagai pemimpin memperlakukan mereka dengan rasa hormat. Tidak semua orang memang gila hormat, tetapi siapapun orangnya juga tidak mau untuk dihina. Kalau kita bisa memperlakukan karyawan atau bawahan kita dengan rasa hormat, maka mereka akan menghargai itu.

Kedua, seorang pemimpin harus bisa memberikan inspirasi kepada bawahannya. Pemimpin harus mampu memberikan inspirasi, visi, dan misi ke mana sebenarnya arah perjalanan kita. Kalau mau maju, apa pula yang diinginkan.

Ketiga, karyawan atau bawahan akan menurut bila Anda dapat mengajarkan sesuatu, memberikan sebuah ilmu atau kemampuan. Sehingga semuanya dapat belajar dan tumbuh menjadi karyawan yang lebih baik.

Keempat, pemimpin harus dapat mentoleransi sebuah kesalahan yang tentu saja bukan kesalahan yang sama dan telah dibuat berulang-ulang. Tetapi sebuah kesalahan yang terjadi sekali saja.

Kelima, pemimpin harus mau berkomunikasi dengan jujur dan terbuka. Karena kalau kita tidak mampu mengomunikasikan diri kita dengan bawahan, maka akan terjadi ketidakpastian dan salah paham di antara mereka.

Keenam, anak buah harus percaya terhadap apa yang dijalankan oleh pimpinannya. Kalau anak buah tidak percaya dan merasa bahwa pemimpinnya menipu, mau menangnya sendiri, mau enaknya saja, tetapi tidak mau bekerja dengan benar dan jujur, maka bawahannya tidak akan menurut.

Ketujuh, pimpinan harus mau melakukan apa yang telah diajarkan. Jadi kalau dia bilang harus hidup dengan baik, maka dia harus mempunyai cermin dari hidup yang baik itu. Kalau tidak, mereka akan menganggap Anda hanya berbicara tanpa memberikan contoh yang benar. Pemimpin yang baik harus mempunyai ketujuh karakter tersebut.

Semoga bermanfaat bagi Anda atau orang-orang di sekitar Anda.

LOW WIDE ANGLE SHOT

LOW WIDE ANGLE SHOT
Wide Shot! seringkali menjadi kata kunci bagi para Film Director, TV Director dan DOP. Kenapa? karena Wide SHot mempunyai banyak arti dan sangat berguna untuk mengembangkan Kreativitas Gambar. Wide Shot juga dikenal dengan sebutan Wide Angle. Dengan focal lengths yang lebih pendek Wide Angle dapat menciptakan kedalaman gambar dengan lebih luas.Salah satu komposisi gambar yang populer di Amerika Serikat terutama untuk TV Features/documentar y/drama/music video adalah "Low Wide Angle Shot".
Angle ini dipakai untuk scene awal atau scene untuk menunjukkan kebesaran, kemewahan dan keluasan. Caranya? tidak sulit.Carilah Blocking Camera yang mengarah pada objek yang besar atau tinggi. Lalu, letakkan kamera dengan lensa wide serendah-rendahnya. Kalau perlu posisi sejajar dengan lantai dasar atau tanah tempatberpijak. Kemudian, arahkan posisi kamera kepada objek yang tinggi/besar/ banyak. Bila anda menggunakan film look 16:9, tilt up kamera sedikit dan zoom out sesuka anda. Perhatikan jarak kamera dengan objek lalu rubahlah posisi sesuka anda. Agar gambar lebih cantik, tambahkan Foreground dengan objek yang bergerak misalnya langkah kaki atau mainan mobil.

Gambar anda akan terasa luas dan lebar. Maksimalkan fungsi zoom in/ zoom out sesuai kebutuhanartistik visual yang anda inginkan.CNN, BBC, Fox, ABC, VOA, NBC, dsb banyak menggunakan "Low Wide Angle Shot" untuk mengeksploitasi objek agar terlihat besar, padat, luas dan sangat dalam. Barisan prajurit yang hanya lima orang, menjadi kokoh, seram, tegang hanya karena Cameraman menggunakan low wideangle shot. Padahal, belum tentu begitu adanya bila dilihat dengan mata telanjang. Jadi, siapa bilang berita itu objektif? dalam seni visual, nilai objektifitas berita menjadi sangat subjektif dimonopoli oleh reporter dan camera person melalui eksploitasi gambar. Salah satunyaya "Low Wide Angle Shot"....
Selamat Mencoba Salam

MENGOPTIMALKAN SUARA

MENGOPTIMALKAN SUARA

Untuk menjadi seorang presenter handal diperlukan kemampuan suara dan vocal yang mumpuni. Salah satu cara agar dapat mempertahankan kualitas vocal dengan cara senam pernafasan. Senam ini bermanfaat untuk relaksasi dan latihan organ suara. Dibawah ini beberapa cara yang dapat dilakukan :

1. Lion Face bertujuan melemaskan otot-otot muka
Make diciutkan bersamaan dengan menguncupkan jari – jari kedua tangan. Kemudian
dilebarkan dengan menjulurkan lidah
Frekwensi 5 x @ 5 Hitungan

2. Mengatupkan Gigi bertujuan melemaskan otot-otot rahang
Gigi dikatupkan dengan kuat, sementara bibir terbuka bersamaan dengan itu kedua tangan
dikepalkan
10 x @5 hitungan

3. Melipat lidah ke atas bertujuan melatih dan melipaskan lidah
Lidah dilipat ke atas menyentuh langit langit sambil menekan barisan gigi bangian atas
5 x @5 hitungan

4. Lidah menyapu bibir bertujuan melatih dan melemaskan bibir.
Lidah dijulurkan, kemudian diputar sambil menyapu bibir bagian atas dan bagian bawah
Frekwensi 10 x

5. Latihan Leher bertujuan memperkuat otot-otot leher dan bahu
Berdiri dengan kaki direntangkan terbuka, tangan dipinggang kemudian leher digerakan ke
kanan dan ke kiri seperti orang menggelengkan kepala
Frekuensi 5x

6. Pijat Kerongkongan bertujuan melemaskan kerongkongan dan pita suara
Tarik napas dikeluarkan perlahan sambil mengucapkan ‘AAA…’ sementara jari memijat
leher / kerongkongan dengan gerakan ke atas atau ke bawah
Frekuensi 10x
Selamat berlatih….

OUTLINE DESAIN PRODUKSI DOKUMENTER TV

OUTLINE DESAIN PRODUKSI DOKUMENTER TV
OUTLINE DESAIN PRODUKSI DOKUMENTER TV

Lembar Judul Karya
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Dosen Pengajar
Lembar Konsultasi Bimbingan Karya Produksi
Kata Pengantar
Daftar Isi

A. Latar Belakang Program
Latar belakang program berisi tentang alasan memilih program tsb, dan alasan pemilihan
tema dan judul program serta sub judul per episode.

B. Tujuan dan Program
Berisi tentang tujuan pembuatan program yang dibagi atas tujuan untuk masyarakat, tujuan
priktisi, tujuan akademis.

C. Refrensi Pustaka dan Audio Visual
Buku dan program audiovisual apa saja yang menjadi literatur dalam pembuatan program
TV.

D. Deskripsi Program (Untuk Tugas Akhir Masuk Dalam Lembar Kerja Produser)
Kategori Program : ( Hiburan, Education, Informasi )
Media : ( Televisi dan Radio )
Format Program : ( Dokumenter, Berita, Drama Televisi, Talk Show, Game show, dll)
Judul Program : ( Jejak Sang Tomi)
Durasi Program : 24.menit ( 144 second )
Target Audience : - Umur : Anak ( 6 -12)
Remaja ( 13 – 17)
Dewasa ( 18 – 35 )
Orang tua ( 36 – keatas)
- Jenis Kelamin :
- Status Ekonomi Sosial : A ( Kelas Atas )
B ( Menengah keatas)
C ( Menengah kebawah)
D ( Kelas bawah)
( Maksimal pemilihan SES 2 tingkatan)
Karakteristik Produksi : Live, live record / Taping, Record ( Single Camera dan Multi Camera).
Jam tayang + Alasan : 10.00 – 10.30 WIB
Alasan : Pada jam – jam tersebut para ibu – ibu rumah tangga sedang berada dirumah.
Pengisi Acara ( Khusus untuk Non Drama)

E. Lembar Kerja Produksi Dokumenter
Lembar Kerja Produser
· Konsep Program
· Working Schedule
· Breakdown Budgeting
· Shooting Schedule
· Equipment List (Check List Harian)
· Surat izin riset dan liputan.

Lembar Kerja Sutradara
· Konsep Kerja Sutradara
· Konsep kerja Director
· Out Line Naskah
· Treatment

Lembar Kerja Penulis Naskah (Reporter)
· Konsep penulisan naskah
· Term Of Refrence (TOR)
· Transkip Wawancara
· Naskah VO

Lembar Kerja Penata Kamera
· Konsep kerja Kameraman
· Camera Report (Shot list)
· Spesifikasi kamera

Lembar Kerja Editor
· Konsep Kerja Editor
· Laporan Editing
· Logging Picture
· Proses Pembuatan Program ID
· Spesifikasi Editing

Penutup
CV. Crew


Starting Leader Broadcasting BSI

1. Colour Bar
Durasi siar adalah 5 detik. Tone suara tidak boleh diganti dengan suara atau musik.

2. Logo BSI
Durasi siar adalah 5 detik. Logo Berada ditengah frame, dibawahnya harus ditulis dengan huruf besar: “AKADEMI KOMUNIKASI JURUSAN PENYIARAN”. Font yang digunakan “Arial” dengan font size 24 pt.

3. Program ID
Durasi siar adalah 5 detik. Dalam program ID terdapat informasi judul, format progam, jenis acara, durasi dan sutradara. Ditulis dengan menggunakan jenis font “Arial” dengan font size 24 pt.

4. Counting Leader
Counting leader yang digunakan adalah counting leader Adobe Premiere. Dimulai dari angka 5.

5. OBB & Judul Program
Bisa berisi tampilan grafis, trailer (cuplikan-cuplikan gambar) yang diakhiri dengan tulisan judul program. Durasi siar 20-30 detik

6. Content Acara
Berupa isi dari progam audio visual yang akan disajikan.

7. Kerabat Kerja (Credit Title)
Berisi nama-nama dari kru yang terlibat dalam pembuatan program tersebut. Ditulis dengan menggunakan jenis font “Arial” dengan font size 24 pt.

8. Ucapan terimakasih
Ucapan ditulis secara berurutan. Dimulai dari Ketua Jurusan, Dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, Dosen-dosen BSI, baru kemudian ucapan terimakasih kepada pihak-pihak lainnya. Ditulis dengan menggunakan jenis font “Arial” dengan font size 24 pt.

9. Copyright
Copyright © Broadcasting_BSI dibawahnya ditulis tahun pembuatan atau tahun diproduksinya karya ini. Ditulis dengan menggunakan jenis font “Arial” dengan font size 24 pt.



10. CV Crew
Berisi foto masing2 kru yang terlibat beserta nama, jabatan, nomor induk mahasiswa. Ditulis dengan menggunakan jenis font “Arial” dengan font size 24 pt.

11. Behind The Scene
Bentuknya adalah slide show foto-foto selama masa produksi. Durasi maksimal menit 2 menit (boleh kurang).

My Dream Bike


Ini adalah bentuk motorku yang sedang dalam pengerjaan, dan lagi nyicil-nyicil aja.

Kegiatan HTML di bulan Mei dan Juni 2008

Kegiatan HTML di bulan Mei dan Juni 2008
I. GROUP RIDING COURSE 2008
Group Riding Course (GRC) 2008 adalah pelatihan teori bagi member HTML, berkaitan dengan sikap dan teknik berkendara di dalam satu kelompok. Selain itu, pelatihan ini juga memberikan cara/teknik menjadi petugas pelaksana dalam kelompok, cara/teknik memimpin dan mengatur sebuah kelompok berkendara dalam kegiatan-kegiatan seperti turing dan sejenisnya. GRC termasuk salah satu syarat wajib bagi seorang member untuk memperoleh stiker ID HTML.Selain diikuti oleh member calon penerima stiker ID HTML, GRC 2008 juga dapat diikuti oleh member yang telah memiliki ID dan ingin menambah pengetahuan dan wawasan di bidang management group riding. Selain itu GRC juga terbuka untuk peserta umum di luar member HTML.
Waktu: Sabtu, 31 Mei 2008, jam 08.00-17.00 WIB
Tempat: Gedung Auditorium Ragunan
PIC: HTML Wilayah Depok
Biaya per orang Rp. 80.000 (modul, sertifikat dan bonus menarik)
*Rundown acara GRC 2008 akan diterbitkan seminggu sebelum pelaksanaan.
II. SMART COMMUNITY GOES TO BANTEN (Turing Nasional 2008)
Adalah rangkaian dari kegiatan Group Riding Course. Turing Nasional adalah GRC in practice, mengaplikasikan di lapangan ilmu yang telah diperoleh oleh para peserta GRC selama mengikuti pelatihan. Turing Nasional ini sekaligus dirangkaikan dengan peresmian HTML Wilayah Banten.Smart Community Goes to Banten juga merupakan gathering pertama HTML tahun 2008. Bertemunya kembali semua smart riders dalam wadah smart community dari seluruh penjuru nusantara, menyatu dan larut dalam nostalgia masa lalu sembari tetap optimis menatap masa depan.
Waktu: Jumat-Minggu, 6-8 Juni 2008
Tempat: Provinsi BantenGeneral
PIC: Satya Budi Hartono (Budi Priok)
Biaya per orang Rp. 20.000
*Rundown acara Turnas 2008 akan diterbitkan seminggu sebelum pelaksanaan.
III. GET YOUR ID NUMBER Stikeren
Pembagian stiker ID HTML bagi member HTML yang sudah memenuhi semua persyaratan. Pembagian stiker diselenggarakan bersamaan dengan Kopdar Akbar Parkit. Termasuk dalam rangkaian acara pembagian stiker ID HTML ini adalah sosialisasi SMART RIDE yang telah menjadikan HTML sebagai komunitas terdepan dalam upaya menciptakan budaya berkendara yang aman.
Waktu: Sabtu, 28 Juni 2008
Tempat: Parkir Timur Senayan
PIC: HTML Wilayah Lampung
Biaya per orang Rp. 25.000 (stiker)
Pakaian wajib: Kaos Smart Riding
PENDAFTARAN DAN PEMBAYARAN
1. Pendaftaran dibuka sejak terbitnya pengumuman ini, dapat dilakukan secara langsung di Palbut Sabang setiap Jumat malam jam 20.00-22.00 atau melalui telepon dan email, selambat-lambatnya tiga hari sebelum pelaksanaan GRC ke:Alex RasandiHP: 0811 807 409Email: alex.rasandi@visitel.co.id / alex_rasandi_a@yahoo.comRek: BCA NO. 4212296957; Mandiri NO. 1230004799229
2. Pembayaran dapat dilakukan pada saat pendaftaran langsung atau transfer ke nomor rekening PIC pendaftaran tersebut di atas dan melakukan konfirmasi sesudahnya. Pembayaran harus dilakukan sekaligus untuk semua kegiatan yang akan diikuti, dengan rincian berdasarkan kepesertaan dan kegiatan yaitu:a. Peserta (member HTML) yang akan mendapatkan stiker ID, mengikuti tiga kegiatan dengan total pembayaran Rp.125.000,-b. Peserta (member HTML) yang telah memiliki stiker ID, mengikuti kegiatan I dan II dengan total pembayaran Rp.100.000,-c. Peserta umum (non member HTML), hanya dapat mengikuti kegiatan I dengan total pembayaran Rp. 80.000,-
3. Member HTML berstiker yang akan mengikuti Turnas 2008 tanpa mengikuti GRC 2008 dapat mendaftar dan melakukan pembayaran langsung ke Kordinator Wilayah masing-masing.
Honda Tiger Mailing List
Board of Sarasehan

Touringnya Klotour Nyantai

Touringnya Klotour Nyantai
Klotour nyantai demikian julukan yang diberikan Lady Biker kepada kami klo kami sedang Touring, tidak salah memang karena kami klo touring pada nyantai semuanya kecepatan cuma rata-rata 60-70 Kpj. Setelah Tour de Bromo, Tour ke Cibatok-Gunung Salak, Bulan juni kemarin kami melakukan Touring lg ke Ujung Genteng :
UJUNG GENTENG TOURINGTGL. 24-25 JUNI 2006Akhirnya Touring Klotour Nyantai Ke Ujung Genteng jadi juga digelar dan diikuti oleh 5 HTMLErs : Guntara,Eris,Aryo,Yogi dan Tony,Adi berangkat tgl.24 Juni 2006 jadwal jam 7.00 WIB berangkat akhirnya molor jadi jam 9.30 WIBkarena tunggu Kang Tony betulin remnya. Kang Eris En Yogi duluan datang tepat waktu (patut dicontoh) di susul aku trus kang Aryo terakhir kang Tony. Kang Aryo sedikit protes karena pesertanya menyusut dari 12 Orang menjadi 5 orang, aku bilang gak apa-apalah kita mah tetap jalan aja yang penting mah nikmatin perjalanan kang setelah stress kerja. - kaya yang gaktahu penyakit HTMLers Kang Aryo mah- Seperti biasa Klotour nyantai klo touring VJnya aku en Sweepernya kang Eris, berangkat dari Depok lewat jalur favorit aku kampung tengah menuju bogor. Di Bogor pas pertigaan tajur belok kanan melalui jalur alternatifsukabumi sesuai saran dari Kang Fajar disini jalan mulai menurun berliku-liku dan menanjak, kecepatan 40-50 Kpj sekitar didaerah Cijurug (Klo gak salah) disini sedikit terjadi insiden karena kesalahan VJ yang berhenti mendadak karena takut salah jalan sebab setelah lepas tanjakan jalan langsung bercabang -jadi gak kelihatan- yang satu keatas dan satunya lg menurun karena takut salah jalan jd berhenti untung tidak terjadi tabrakan antar kawan cuman sweeper kita kang eris spionnya nyenggol GIVInya kang Yogi. Setelah tanya sama penduduk route ke Cibadak ternyata jalan yang menurun, keluar dari jalur alternatif nongolnya di didaerah Cicurug - klo gitu ternyatanya jalan alternatif lebih jauh tapi tidak macet- disini jalan mulai padat dan macet disini terjadi lagi insiden kaki VJ dilindas oleh motor kang ary -usut punya usut ternyata kang aryo lg lihat keatas lihat kabel- tp.untung Vjnya pake sepatu safety jd.cuman terasa dicubit, sepanjang jalan kendaraan padat oleh Pak Polisi dialihkan ke Jalur Alternatif lagi, tapi aku minta izin supaya lewat jalur utama akhirnya dikasih lewat juga. Terima kasih Pak Polisi.Lewatin Cibadak lalu belok kanan menuju kearah Pelabuhan Ratu mulai dari sini jalanan mulai menanjak berliku-liku kecepatan 60 Kpj aja akhirnya sampailah Ke Rumah Makan di Cikembang waktu menunjukan jam 11.15 Menit perjalanan sampai cikembang kurang lebih 2 jam. Disini 5 HTMLers makan dengan lahap, istirahat 1 jam penuh, terlihat rombongan HD dengan kawalan Polisi melintas. Tepat jam 12.30 lima orang HTMLers berangkat menuju ujung genteng jalan mulai menurun tapi masih tetap berliku-liku, lepas dari jalan menurun ada track lurus kecepatan sedikit dinaikan jd 70 Kpj ketemu dengan 4 oge yang lagi istirahat trus aku kasih salam dgn melambaikan tangan ,jalanan lurus enak bawa SITI, dari kejauhan kelihatan SOnya HD lagi mo jalan, karena aku bawa SITI cukup cepat ya aku klakson 2 x Tooot....tooot, kelihatannya SO HD kaget trus berhenti tapi HD yang belakang masih jalan terus dan kelihatan menyenggol motor SOnya -aku gak tahu lg kejadian diselanjutnya tp. kata teman-teman SOnya berikut motor HD jatuh dari motor, - setelah kejadian tersebut tak lama kemudian 4 moge yang tadi istirahat nyalip SITI sambil kasih salam ama SITI, SITI cuma bengong aja lihatnya coba-coba kejar percuma aja dah kagak kuat.Pas pertigaan selepas POM bensin terakhir-sesuai info dari kang fajar-,rombongan belok kiri menuju ujung genteng jalan lurus dikit menuju perkebunan teh, jalanan sedikit rusak disini mulai menanjak lg dan berliku-liku disisi kanan jalan terlihat pantai pelabuhan ratu -jalanan yg ky ini nih yang didemenin SITI- udara disini sejuk dingin segar sekali kecepatan dikurangi karena VJnya kepingin nikmati udara sejuk jalanan cukup sepi disini -kata orang-orang klo malam banyak begalnya- lepas dariperkebunan teh ketemu pertigaan kearah kiri ke sukabumi sedangkan ke kanan kearah jampang kulon, SITI belok kanan ke arah jampang kulon jalanan disini walaupun tidak mendaki tapi berliku-liku dan banyak lobang kecepatan seperti biasa 60 Kpj aja setelah jampang kulon terlewati perjalanan menuju surade tinggal dikit lagi ke ujung genteng.Dari surade trus lurus ketemu jalan cabang SITI belok ke kiri langsung menuju ujung genteng disini jalanan lurus aku ampe ngantuk dikit, akhiranya kecepatan dinaikan menjadi 80 Kpj, kecepatan trus dipatok 80 Kpj jd akhirnya cepat sampai ke pantai ujung genteng tapi bayar dulu restribusi per motor Rp.1000, akhirnya tepat pukul 15.30 SITI dan kawan-kawan melindas pasir pantai ujung genteng, kami berlima saling bersalaman trus dilanjutkan dengan Foto-foto. Oh ini toh Pantai ujung genteng yang terkenal itu ombaknya besar ampe bergulung-gulung, tapi suasananya sepi.Setelah sejenak nikmatin keindahan pantai ujung genteng 5 HTML'ers cari penginapan Kang Ary kontak terus dengan temannya katanya ada pantai yang lebih bagus dan berpasir putih namanya klo gak salah pantai ombak tujuh atau tujuh ombak lah poho deui euy ada yang ingat gak ? akhirnya 5 HTMLers nyusur pantai ke arah utara cari pantai ombak tujuh disini aku ampe dua kali hampir rebah soalnya SITI nabrak pasir untung masih bisa nahan SITI, setelah perjalannan kurang lebih 15 menit akhirnya ketemu dengan para bule yg lg main selancar, diperjalanan ketemu dengan penduduk yang sedang naik motor trus kang ary nanya letak pantai ombak 7, tp.katanya disana gak ada apa-apa, gak ada hotel apalagi perumahan, lagi pula jalannya cukup jauh dan masuk hutan akhirnya 5 HTMLers balik lagi dgn penduduk tadi nganterinampe penginapan namanya PONDOK ADI sewa satu rumah semalam Rp.300.000,-.Istirahat sebentar di penginapan tak lama kemudian hari mulai senja terlihat bulatan merah matahari mulai tenggelam dipantai, langit kelihatan memerah suasana alam yang indah ini tidak disia-siakan oleh 5 HTMLers untuk menikmatinya dilanjutkan dengan foto-foto bersama-sama sang Fotografernya Kang Tony en Kang Ary bergantian ambil moment ini, Kang Ary berinisiatif cari orang agar bisa semua ada dalam foto, ketemu juga sukarelawan yang mo fotoin bersama.Setelah puas nikmati senja hari di Ujung Genteng 5 HTMLers beriringan konvoi menuju ke penginapan, langit masih nampak memerah bagaikan Siluet di senja hari.Malam tiba semua pada mandi en bersih2 kelihatan pada ganteng2 semuanya he...he..he perut pada lapar, akhirnya mang udin penjaga pondok nawarin ikan bakar tp. harus cari dulu ikannya yah lama dunks nunggunya, akhirnya cari makanan alternatif mie rebus + nasi itupun nasinya harus dimasak dulu jd. nunggu dulu untung tadi diganjel ame makanan ringan sukro, setelah nunggu cukup lama makanan yang ditunggu-tunggu datang juga ternyata mienya dua bungkus mie rebus ditambah sepiring penuh nasi. Saking laparnya makanan yang begitu banyak disikat habis kecuali kang Eris kagak habis mungkin lagi diet ketat, Habis makan barulah ngobrol ngaler ngidul datang mang udin nawarin ke pantai pangumbahan tempat penangkaran penyu diantara kami ada dua pendapat ada yang mau dan ada yang gak mau, Kang Eris waktunya gak mau kesana dengan alasan bensin sudah mulai menipis, setelah aku pikir-pikir benar juga alasannya akhirnya diputuskan tidak jadi ketempat penangkaran penyu. Tanpa kerasa waktu sudah larut malam aku masuk kamar dulu trus nyungsep, gak tahu ceritanya teman-teman tidur jam berapa,Minggu subuh Tgl.25 Juni 2006 aku terbangun oleh suara adzan subuh gak lupa sembahyang subuh, terus keluar suasana masih sepi tp.aku tetap jalan-jalan dipantai seorang diri, karena masih gelap mendingan aku iseng bangunin Kang Aryo, aku ketok2 kaca jendela akhirannya kaget dia ampe terbangun, disusul oleh Kang Yogi trus Kang Eris sudah jd.berempat yang sudah bangun, Kang Tony masih terlelap ditempat tidurnya. 4 HTMLers jalan-jalan dipantai Kang Aryo rajin benar mungutin kumang en kepiting, Kang Eris duduk diatas tembok sambil lihat laut lepas entah apa yang ada dalam pikirannya, sedangkan aku dan Kang Yogi asyik main air laut -Kaya anak kecil-, Hari mulai terang kelihatan para nelayan mulai berdatangan dari laut setelah lihat hasil tangkapan nelayan perut jd lapar akhirnya kami makan pagi bersama disusul kang tony yg baru bangun, dijadwalkan pulang ke jakarta jam 8 Pagi, aku mandi duluan setelah mandi aku dipanggil teman-teman kirain ada apa ternyata sudah ada pemandu jalan untuk wisata di ujung genteng, pada ngajak ke tempat penyu, lah bukankah bensin udah mo habis kataku, tp. sang pemandu bilang cuma 5 km cukup satu liter, lalu aku tanya sama kang eris gimana nih apakah bisa dimainkan? kang Eris setuju akhirnya diputuskan berangkat.Nah disini dimulai perjalanan off the road. Perjalanan menyusur pantai lewatin pasir dan jalan tanah lalu nyebrang nyembatan dari pohon kelapa trus masuk hutan. SITI en kawan-kawan nerobos masuk semak-semak en nabrak ranting2 pohon yang melintang di jalan. Binatang biawak kelihatan berlari-lari -klo ular kali lg pada ngintip- gimana tuh klo Teh Anitz jd ngikud takut gak yah ? he..he..he, kurang lebih 15 menit kami sudah nyampai di tempatpenangkaran mang suhe sang penunjuk jalan memperlihatkan anak-anak penyu dan terus membawa kami ke pantai tempat penyu bertelur. Ketika untuk pertama kalinya kami melihat pantai tsb kami semua pada terkesima/ tercengang melihat garis pantai yang begitu panjang ditambah ombak laut yang begitu besar ampe bergulung-gulung warna air laut biru tua disini Kang Aryo langsung berkomentar "Inilah Touring yang terindah" katanya, yah memang betul ini tempat yang indah kataku.Selepas dari pantai pangumbahan (tempat penyu bertelur) kami bermaksud untuk pulang, tapi mang suhe menawarkan kepantai panarikan katanya disana ada danau dan motor boleh masuk pantai dan jaraknya sudah dekat, aku bilang boleh aja kita coba, akhirnya kami berlima jd juga pergi kesana tapi itu dia jalannya lebih parah masuk padang ilalang jalan setapak sudah itu masuk hutan lagi terus nyebrangin sungai pas mo masuk pantai ternyata harus mendaki jalan setapak yah dicoba juga itu jalan dilewati. Akhirnya berhasil juga TIGI dibawa naik keatas bukit, trus diturunin juga motor ke pantai, terlihat ada bekas2 ban motor yang juga telah melindas. Pantai Panarikan ini memang ada danaunya airnya berwarna biru air tenang. Setelah foto-foto kami mo kembali keatas tapi ada masalah motor gak bisa naik karena pantai berpasir akhirnya satu-persatu di dorong dengan drivernya kang tony lelah juga kami mendorong motor-motor yang gede-gede itu tapi itulah harga yang harus dibayar untuk mencapai kepuasan - cape tapi menyenangkan- setelah istirahat diatas bukit, sekali lagi mang suhe menawarkan ke pantai ombak tujuh tapi untuk kali ini kami pikir-pikir air telah habis, bensin sudah distrip merah akhirnya diputuskan tidak kesana -padahal aku dan SITI masih pingin pergi ke ombak tujuh tapi keadaan gak memungkin, akhirnya jadi penasaran satu waktu nanti aku dan SITI akan kembali lg- .Perjalanan pulang dari pantai panarikan berlangsung cepat juga sampe perkampungan sekali-kali mau nyungsep lantaran nabrak gundukan pasir. Pas jam 11.00 rombongan kami sudah sampai di perkampungan dan di warung ini kamipuas-puasin minum, istirahat sejenak selama 30 menit. Tepat pukul 11.30 kami berangkat pulang,nyampe didaerah surade mo ngisi bensin tapi sayang di POM tersebut bensin habis dan hanya ada di Pinggir jalan, tapi kami mencoba tukmenuruskan perjalanan indikator bensin sudah menunjukan diStrip merah turun dikit tapi belum reserve kata kang tony masih cukuplahuntuk ngisi nanti di Pom bensin Pelabuhan Ratu,- khawatir juga kami - Dalam perjalanan selama satu jam perjalanan pulang tersebut SITI en Kawan-kawan goyang kiri-kanan mengikuti jalan yang berliku-liku, lgi asyik2nya SITI bergoyang aku lihat rumah makan aku putuskan untuk istirahat en makan siang, teman2 sedikit protes juga soalnya lgi enak bawa motor goyang kiri goyang kanan berhenti, yah aku juga lagi enak2nya nih tapi lapar gak apa-apa jalan lika-liku masih panjang Bro. Di rumah makan kebetulan ada jualan bensin, kami semua terpaksa mengisi bensin dulu sebanyak 2 L . Jam dua kami berangkat kembali sepanjang jalan waktu dihabiskan dengan foto-fofo dulu jadi banyak berhentinya dan Alhamdullilah kami nyampe juga di Pom Bensiin Pelabuhan Ratu disini diisi full tank, tapi motor Kang Eris ada masalah taternya jalan terus walau mesin telah dimatikan, kelihatan Kang Eris sedikit panik juga tapi aku sih tenang aja penyakit TIGI yang ky gitu mah sudah tahu obatnya cukup digetok aja Bidingnya, setelah digetok sedikit ame kang tony baru berhenti staternya en berfungsi seperti sedia kala. Sweeper kita Kang Eris bisa tersenyum lagi.Setelah semua Siap, kami langsung berangakat kembali menuju jakarta non stop jalan di Sukabumi macet. Klotour Bubar di Depok, Kang Aryo berpisah di Depok, Aku dan kang Tony jalan bersama dan Kang Yogi en Kang Eris ngebut menuju rumah masing2,Aku nyampe dirumah sekitar jam 19.00.Tapi kayanya aku en SITI akan kembali lg kesana, entah kapan ?Demikian catatan perjalanan kami, mudahan-mudahan bisa bermanfaat bagi yang akan pergi Touring Kesana.Salam Jabat Erat.

Note :-Untuk tempat yang mau berangkat ke ujung genteng sebaiknya di Pelabuhanratu untuk mengisi full kembali tangkinya biar nanti puas jalan-jalannya.- Perjalanan cukup lancar,kondisi jalan banyak berlubang di daerah jampang