Latest Updates

Riding Tips for two up

Dear all, berikut ini artikel Safety Riding yang dikutip dari http://www.soundrider.com, The North West’s Ultimate Motorcycling Resource, sedikit tips untuk mereka yang sering ngajak boncenger. Maafkan atas segala kekurangan dalam informasi ini. Sharing the ride
Sebagian besar pengendara motor berkendara solo hampir setiap saat meskipun beberapa dari mereka kerap kali membawa penumpang. Satu hal yang perlu kita ingat adalah berkendara dengan penumpang memerlukan taktik berkendara yang berbeda.
Safety Briefing
Saat kita membawa penumpang, sudah seharusnya kita memberikan beberapa tips kecil tapi berguna misalnya pakaian apa yang sebaiknya dikenakan, bagaimana mereka memposisikan tubuh saat motor menikung atau apa yang harus dilakukan saat motor berhenti menunggu lampu lalu lintas berubah hijau atau menyelip di tengah-tengah keramaian kendaraan lain. Menurut artikel bulan November, 1996, Motorcycle Consumer News menerbitkan artikel yang berisikan tips-tips berkendara yang bertajuk “The Second Rider”. Artikel tersebut diperuntukkan khusus bagi penumpang. Isinya antara lain menjelaskan bahwa idealnya pengendara maupun penumpang mengenakan pakaian yang hangat dan kuat, sebaiknya memang yang dikhususkan untuk berkendara, sepatu boots untuk mencegah cidera akibat jatuh maupun panasnya knalpot, sarung tangan (bila diperlukan), helm yang layak, full face maupun half face. Kita juga harus tekankan jenis-jenis pakaian yang mengundang celaka seperti scarf yang terlalu panjang yang dapat menutupi pandangan pengendara saat ada angin atau pakaian yang terlalu panjang yang berpotensi terlibat rantai (termasuk ponco).
Kita juga harus tekankan beberapa hal yang harus diperhatikan penumpang seperti misalnya pengemudi harus naik dahulu, duduk dengan mantap dan seimbang baru kemudian penumpang dapat naik dengan menginjak footstep kiri lalu dilanjutkan dengan kaki kanan melewati sadel dan duduk dengan mantap/nyaman sebelum mulai perjalanan sehingga selama berkendara tidak perlu mengganggu konsentrasi pengendara dengan menyesuaikan posisi duduk sehingga mengganggu kestabilan motor.
Tekankan juga bahwa dalam berkendara, motor cenderung merebah membentuk sudut saat berbelok, sehingga mencondongkan badan mengikuti arah tikungan adalah hal yang wajar dan bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan, keseimbangan dan keselarasan gerak pengemudi-penumpang adalah kunci utama. Biarkan pengemudi yang mengendalikan mobilitas tunggangan, penumpang duduk manis dengan kaki berpijak pada footsteps. Salah satu cara menyiasati ketakutan penumpang saat rebah menikung adalah dengan melakukan teknik tersebut secaragradual, sedikit demi sedikit sampai si penumpang merasa terbiasa dan yang terpenting merasa aman karena keahlian kita.

Handling Changes
Hal yang terpenting bagi pengendara adalah penumpang di motornya mengubah bobot total yang akhirnya berpengaruh pada pengendalian motor. Akselerasi, pengereman dan teknik membelok juga otomatis berubah karena bobot pengemudi bukanlah sesuatu yang statis tetapi dinamis alias berubah-ubah.

Quick Stops
Sebagai contoh kasus, apa yang terjadi saat pengereman mendadak. Beban lebih berakibat pada jarak berhenti yang lebih panjang (longer stopping distance). Beban lebih juga berarti bertambahnya traksi (increased traction). Kita perlu jarak yang lebih jauh dan traksi yang lebih panjang untuk dapat berhenti total, kecuali jika motor kita dilengkapi dengan ABS. Saat tiba-tiba kita harus berhenti mendadak dan sialnya kita lupa memperhitungkan beban tambahan dari penumpang, maka yang terjadi adalah penumpang akan terhempas ke depan yang otomatis akan mendorong kita kearah tangki atau stang. Hal ini dapat menimbulkan bahaya bila kita tidak cepat bertindak, motor mungkin akan melaju ke depan karena konsentrasi kita pada rem buyar akibat hempasan tadi.
Ingat! Pandangan penumpang tidak sebaik pengemudi, jadi dia tidak tahu apa yang terjadi di depan dan apakah kita harus tiba-tiba mengerem secara mendadak dan apabila itu terjadi, satu-satunya penghalang bagi tubuhnya adalah tubuh kita.
Apabila penumpang yang kita bawa adalah penumpang rutin, ada baiknya kita melatih teknik berhenti cepat tanpa harus membahayakan keduanya.Acceleration Baik-buruknya akselerasi kita dapat dilihat dari reaksi yang ditunjukkan oleh penumpang, hal ini tidak terlalu berpengaruh apabila motor kita dilengkapi dengan luggage box, yang secara tidak langsung dapat menjadi sandaran bagi penumpang saat akselerasi mendadak.
Bagi motor-motor yang tidak dilengkapi dengan box, hal ini dapat menjadi masalah, walaupun pabrik sudah menyediakan handle pengaman (behel), tetap saja susah bagi mereka jika tiba-tiba harus berpegangan ke belakang saat akselerasi.
Ingat bahwa satu-satunya pengaman bagi mereka adalah kita sebagai pengendara. Sarankan pada mereka untuk berpegangan agak erat pada pinggul kita. Jadi kalau tiba-tiba kita dikagetkan oleh cengkeraman penumpang saat kita berakselerasi, artinya kita terlalu agresif dalam mengurut throttle gas. Cornering Pertama, cek tekanan angin ban, ekstra beban berarti tambahan tekanan, idealnya 3 sampai 6 psi untuk ban belakang. Sambil mengecek ban, cek juga kelayakan suspensi belakang, bila ternyata kondisinya kurang aman dan nantinya akan berpengaruh pada kemulusan traksi, sebaiknya batalkan rencana boncengan apalagi bila penumpang yang akan diangkut masuk dalam kategori heavy weight. Idealnya suspensi yang bagus hanya akan menekan separuh dari panjang keseluruhan (dengan bobot dua orang ukuran standar). Bila ternyata melebihi batas, segera atur kekerasan pegas belakang. Hills Area perbukitan juga dapat menjadi masalah dalam pengendalian, saat menuruni perbukitan, bobot pengemudi dan penumpang menambah tekanan pada ban depan. Saat melakukan pengereman, bobot secara otomatis bertumpu di depan sehingga menambah traksi ban depan, selain bobot keduanya, gravitasi bumi juga berpengaruh, semakin cepat kita menurun, semakin berat beban yang ditanggung rem saat menghentikan laju motor.
Saat mengerem pada jalan menurun, rem bekerja keras menahan beban energi maju dan gravitasi. Saat melalui turunan curam, jangan pernah tunda pengereman untuk menghindari kecelakaan akibat rem mendadak atau gagal pengereman karena traksi dan dorongan. Lebih baik mengerem perlahan-lahan beberapa kali daripada sekali pengereman kuat yang dapat berakibat motor terpelanting. Sebaliknya, saat menanjak, beban bertumpu di belakang, jika kita terlalu agresif mengurut gas maka yang terjadi adalah naiknya ban depan karena tertarik gravitasi (wheelie), apalagi jika kita dalam keadaan berboncengan. Bila ini terjadi, satu-satunya jalan adalah dengan berdiri di footsteps dan menyeimbangkan dengan menjorokkan tubuh ke depan. Lebih baik berkendara sedikit lebih cepat supaya tenaga mesin lebih menekan ke jalan sehingga menambah traksi ban depan. Rain HazardPainted Lines – Zebra cross, atau road bumps (yang memang diciptakan untuk memperlambat laju kendaraan) dapat membahayakan pengendara, apalagi jika kita menikung secara diagonal melewati garis-garis tersebut.
Sebaiknya kurangi kecepatan dan menikung dalam posisi tegak, bukan merebah.Diamonds atau mata kucing. Tekstur dan bentuknya seringkali menyebabkan pengendara terjatuh dari motor karena licin.Tekstur permukaan – Belakangan ini semakin banyak dibangun sentra komersil seperti mall atau kondo yang mengadopsi lantai konkret yang halus. Permukaan ini bisa sangat licin apabila kita tidak mengurangi kecepatan, apalagi saat habis diguyur hujan.Karet – Jika anda berpikir untuk menghemat dengan jalan membeli ban yang awet, pikirkan lagi. Ban semacam tersebut biasanya kurang bisa mencengkeram permukaan jalan, traksi akan semakin berkurang pasca hujan. Baja – Penutup lubang (plat maupun jeruji) adalah musuh utama sedangkan di posisi kedua adalah rel/lintasan kereta api. Teksturnya licin dan dapat menyebabkan kecelakaan.Air – Kubangan, jalan berlubang – Jangan mengambil resiko menembus genangan air, walaupun hanya berupa becek pasca hujan, kita tidak pernah tahu apakah yang tergenang air jalan biasa atau lubang yang dalam. Jika terpaksa lewat, berhati-hati dan kurangi kecepatan.Oli – Bertebaran dan menipu. Waspada bila pasca hujan, terutama hujan pertama setelah beberapa hari kering, terlihat ada nuansa pelangi merah atau biru yang membias di jalan, dapat dipastikan itu adalah oli atau minyak dan sejenisnya. Posisi teraman adalah perlahan dan dengan sikap tegap. Lapisan oli tersebut biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah 30-60 menit.
Demikian informasi yang diberikan, semoga dapat berguna.

0 Response to "Riding Tips for two up"