Latest Updates

FOTOGRAFI ARSITEKTUR SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL


Apa itu fotografi arsitektur? Menurut Michael Langford Fotografi arsitektur adalah salah satu bidang fotografi yang mengkhususkan diri pada objek arsitektur (1992). Objek arsitektur pertama yang dibuat oleh manusia adalah perumahan dengan fungsi melindungi mereka dari ancaman alam maupun binatang buas. Selanjutnya seiring dengan kemajuan jaman, pemikiran manusia dan berkembangnya kebutuhan manusia, objek-objek arsitektur terus berkembang menjadi sesuatu yang spesifik. Misalnya gedung pertemuan, menara, tugu, rumah ibadah, penginapan atau hotel, rumah sakit, rumah makan, gedung atau sarana olahraga, pelabuhan laut atau udara.
Fotografi arsitektur sebagaimana objek arsitekturnya sendiri, keberadaannya selalu mempunyai aspek sosiologi demografi dan kepentingan arsitektur. Arsitektur adalah produk kebudayaan manusia. Kita bisa mengenali ciri arsitektur berdasarkan zaman pada waktu dia dibuat. Penggunaan material batu, kayu, besi, kaca mewakili masa yang berbeda-beda. Trend dan aliran seni pada zaman tertentu akan mempengaruhi ciri dan bentuk arsitekturnya. Untuk itu penting bagi seorang fotografer arsitektur melakukan kajian sejarah, fungsi dan data data dari objek arsitektur yangg akan difoto. Mungkin ini terasa rumit, tetapi pengetahuan tentang latar belakang sebuah objek arsitektur dibuat akan mempertajam visi kita tentang bagaimana seharusnya objek tersebut ditampilkan.
Karakteristik utama dari fotografi arsitektur pada awal berkembangnya, cuma berusaha menghadirkan perspektif. Hal ini berarti mengeksplorasi dan menghasilkan ruang dalam karya foto. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan pengaruh modernisme, maka fungsi baru fotografi arsitektur menghadirkan sinergi antara seni, perdagangan dan industri. Karakter dari fungsi baru ini terutama pada jaman Bauhaus, yang menekankan komposisi diagonal pada karya foto. Komposisi seperti ini memberikan kesan dinamis pada karya foto arsitektur sekalipun dengan sudut pandang biasa. Pengaruh lainnya berasal dari teknik pencetakan, teknik pencitraan digital memberi banyak kemungkinan penyajian foto.
Menurut Barry Cowherd, perspektif sebuah foto tergantung kepada posisi kamera. Titik api (focal length) lensa memberikan pengaruh perspektif pada kesan jarak dan ruang.  Serta menekankan kesan ketinggian ketika struktur garis-garis vertikal dapat disajikan dengan kesan memusat pada satu titik hilang atau kesan memusat ini dapat di koreksi dengan perspectif correction lens sehingga kesan ruang yang terjadi menjadi lebih alami  (1994) . Jenis lensa ini terbilang mahal dan untuk pehobi fotografi bisa menyiasati masalah perspektif ini dengan editing di photoshop. Prosedurnya mudah asal kita sedikit mengeri tentang dasar gambar perspektif.
Percayalah kesan ruang ini benar-benar akan mempengaruhi persepsi audiens pelihat foto. Bagaimana kesan ruang rumah ibadah yang harus keliatan megah, besar dan luas harus keliatan berbeda dengan ruang keluarga yang lebih hangat, intim dan nyaman. Kesan ini sungguh bisa dimanipulasi atau didramatisir dengan penempatan posisi kamera dan pemakaian lensa yang berbeda.

Lighting pada fotografi arsitektur.

Cahaya adalah alat kreatif yang paling penting dalam fotografi. Menurut Leonard Missone The subject is nothing, the light is everything (2000). Suasana diciptakan oleh pencahayaan. Pencahayaan yangg khusus menghadirkan sesuatu yang tidak biasa dan menghadirkan karya yang lebih berkesan.
Pencahayaan pada objek arsitektur berasal dari dua sumber cahaya yaitu: cahaya alam dan buatan. Dalam penggunaannya fotografer bisa memilih salah satu sumber cahaya atau mengabungkan kedua macam sumber cahaya tersebut. Faktor terpenting yang perlu diperhatikan adalah pengukuran cahaya atau eksposure. Pengukuran yang paling cepat dengan menggunakan Lightmeter yaitu alat terpenting dalam kamera yang berfungsi mengukur kekuatan cahaya yang masuk ke dalam kamera supaya kita tahu berapa kecepatan dan diafragma yg tepat untuk memotret agar hasilnya seperti yang kita inginkan. Gunakan komposisi standar misalnya komposisi yang membagi gambar jadi 3 bagian (misal langit 2/3 tanah 1/3 bagian) , ato komposisi diagonal. tentukan poin of interest ato bagian mana yang akan di tonjolkan, berikan irama dengan memasukan unsur2 sekitarnya asal tidak mengganggu. Kesalahan pengukuran eksposure dapat menyebabkan kehilangan detail satu bagian pada struktur bangunan. Arah dan sudut pencahayaan akan mempengaruhi jatuhnya bayangan pada bangunan yang pada gilirannya akan mempengaruhi persepsi pelihat foto terhadap bentuk suatu bangunan.
Jika menggunakan cahaya alam karena berhubungan dengan suhu warna ( color temperature) maka faktor waktu pemotretan menjadi sangat penting. Waktu pemotretan akan menentukan suhu warna, kualitas cahaya, cuaca, intensitas cahaya. Apabila menggunakan cahaya buatan perhatikan lampu yang kita gunakan. Penggunaan cahaya buatan (artificial light ) lebih relevan digunakan pada pemotretan interior.

Interior dan eksterior.
Sebuah foto tunggal kurang mampu menghadirkan karakter keseluruhan dari sebuah ruangan. Satu seri gambar yang bercerita lebih mampu menunjukkan karakter dan informasi yang lebih lengkap tentang karakter sebuah bangunan.

Lighting untuk interior yang luas.
Menyalakan lampu kilat beberapa kali ke satu area pencahayaan atau menyalakan lampu kilat beberapa kali ke setiap bagian sehingga seluruh ruangan tercahayai. Jika teknik ini dipakai, perhatikan jarak dari lampu kilat ke objek. Guide Number atau GN pada  lampu kilat dan perhitungan diafragma jika memakai lampu kilat lebih dari satu. Pilih kecepatan B atau T dengan waktu yang sama dengan lamanya proses pencahayaan. Teknik ini bisa dipakai apabila ruangan gelap total. Sebaiknya pergunakan diafragma kecil (f22) untuk menghindari kebocoran cahaya alam yg menerobos (walaupun lemah) masuk ke ruangan yang bisa menyebabkan over eksposure. Rumus untuk pemakaian lebih dari satu lampu kilat yang diarahkan terhadap satu bidang yang sama.

A. Dua lampu; atau dua kali pencahayaan dari satu lampu yang sama.

GN
F=1,4 --------
Jarak

Hasil pemakaian dua lampu kilat memberikan selisih intensitas cahaya satu stop lebih besar daripada intensitas cahaya satu lampu kilat. Kedua lampu kilat mempunyai GN yang sama.

B. Empat lampu kilat; atau empat kali pencahayaan dari satu lampu yang sama.

GN
F=1,4 --------
Jarak

Hasil pemakaian empat lampu kilat memberikan selisih intensitas cahaya dua stop lebih besar daripada intensitas cahaya satu lampu kilat. Kedua lampu kilat mempunyai GN yang sama.
Kekuatan masing masing lampu harus sama dan masing masing lampu ditempatkan pada jarak yang sama dari objek.
Teknik lainnya adalah menempatkan beberapa lampu kilat yang mempunyai slave unit pada titik titik tertentu dalam ruangan. Satu lampu kilat difungsikan sebagai pemancing yang akan menyala pada saat tombol pelepas rana ditekan. Lampu ini dipasang langsung pada kamera.
Menggabungkan cahaya buatan dengan available light yang berasal dari lighting system suatu ruangan. Jika teknik ini yang dipakai pertimbangan faktor lampu tungsten dan fluorescent menghasilkan warna kekuning-kuningan dan hijau kebiru-biruan.

Arsitektur Tradisional Indonesia.
Perumahan, tempat pertemuan, tempat peribadatan, lumbung padi, candi-candi merupakan bagian dari arsitektur tradisional. Setiap daerah mempunyai kekhasan bentuk arsitektur tradisional. Arsitektur tradisional dibangun dengan teknologi sederhana untuk menonjolkan bentuk yang khas struktur dan tekstur material seperti kayu, batu, ijuk. Atmosfer pedesaaan dan tata cara masyarakat tradisional. Jika anda ingin memotret arsitektur tradisional di suatu lokasi jangan lupa anda juga harus menjalani proses sosialisasi diri dengan masyarakatnya dan mampu memahami semua aspek kehidupan di tempat itu.
       Salah satu teknik presentasi dalam arsitektur adalah media fotografi yang secara teknis berbeda dengan teknik presentasi yang lain. Dalam fotografi harus mampu merepresentasikan objek (arsitektur) dengan alat bantu kamera untuk menjadi sebuah gambar yang memiliki nilai estetika tertentu dan memenuhi kaidah fotografi. Dibandingkan dengan teknik presentasi yang lain, fotografi memiliki banyak kelebihan. Di antaranya yang paling menonjol adalah kemungkinan melakukan eksperimentasi, sehingga dapat menghasilkan gambar yang dramatis dan unik. Di samping juga sisi kelemahannya, seperti biaya yang relatif lebih besar dibanding teknik yang lain.
     
      Modal pemahaman estetika penting kedudukannya karena dapat menjadi basis dalam mengembangkan kemampuan mengomposisi. Bekal estetika terdiri dari : estetika bentuk, teknik komunikasi arsitektur, dan studio perancangan arsitektur. Sementara itu wawasan arsitektur (objek) dapat dikembangkan dari dari sejarah arsitektur, pelestarian bangunan, arsitektur kota, kota dan permukiman.
      Selain penguasaan terhadap kamera dan berbagai perlengkapannya, fotografi arsitektur juga sangat ditentukan dalam mengolah komposisi, yang pada hakekatnya adalah pengetahuan tentang estetika. Hal itu ditunjang lagi dengan seberapa banyak pengetahuan tentang arsitektur telah dimiliki, hal ini akan memperkaya kreatifitas dalam memilih objek foto dan menentukan sudut pemotretan.
      Tingkat kemampuan berkreasi untuk menghasilkan fotografi arsitektur yang baik sifatnya sangat individual, seperti kemampuan membuat desain arsitektur perancangan. Sementara itu fotografi juga bersifat ketrampilan, artinya derajat mahir tidaknya tergantung dari trampil tidaknya mempergunakan kamera.

0 Response to "FOTOGRAFI ARSITEKTUR SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL"