Kami ingin membeli kamera video. Punya rekomendasi merk dan tipe
kamera yang bagus? Demikian kerap penulis mendapat pertanyaan ketika menjadi
pembicara untuk tema video jurnalistik. Dan pertanyaan serupa penulis dapatkan
ketika memberi pelatihan untuk para pegawai bagian humas salah satu
pemerintahan daerah di Papua.
Artikel ini merupakan jawaban atas pertanyaan
yang sering dilontarkan seperti di atas tadi. Alih-alih menjawab langsung,
biasanya penulis justru menanyakan balik. Sebab dari pertanyaan kembalilah akan
didapatkan jawaban yang menjadi harapan si penanya, pada akhirnya. Ada beberapa
hal yang mesti dilakukan ketika kita memutuskan untuk membeli kamera video yang
ideal sesuai kebutuhan. Maka beberapa pertanyaan di bawah ini akan membantu
untuk mendapatkan kamera yang diinginkan itu.
Kamera untuk apa?
Tentu saja untuk pengambilan gambar, merekam baik gambar
maupun suara. Ini masih terlalu umum. Lebih spesifik lagi, kebutuhan apakah
yang diinginkan dalam pengambilan gambar tersebut. Jika diklasifikasikan
sebagai peruntukan dalam berbagai jenis, maka kamera video akan terbagi atas:
kamera studio, kamera EFP (Electronic Field Production), kamera ENG (Electronic News Gathering), dan kamera home video.
Tiga jenis kamera merupakan kamera video yang digunakan
oleh broadcasting televisi. Kamera studio sesuai namanya merupakan kamera yang
didesain untuk keperluan shooting di dalam studio. Kamera ini biasanya
terintegrasi dengan sebuah sistem yang disebut multikamera. Terhubung dengan
vision mixer atau video switcher. Beberapa control kamera studio ada pada CCU
atau Camera Control Unit.
Pada CCU akan ada adjusment untuk iris dan gain untuk mengatur cahaya juga
kontrol warna. Sehingga pada kamera studio, operator kamera tidak dibebankan
untuk mengontrol kedua hal ini.
Kamera EFP, sering digunakan untuk keperluan
di luar studio. Kamera ini seringkali digunakan untuk acara olahraga seperti
sepakbola misalnya. Kamera EFP sebetulnya mirip dengan kamera studio. Kontrol
kamera menggunakan CCU, walaupun demikian bisa juga digunakan stand alone
ketika tidak terhubung dengan sistem multikamera.
Jenis kamera ENG diperuntukkan bagi para
operator kamera saat liputan. Kamera ini didesain untuk keperluan peliputan
berita, pembuatan feature, dokumenter dan sejenisnya.
Yang terakhir yakni kamera home video, inilah
jenis kamera yang paling banyak variannya baik low-end maupun high-end. Kamera
ini biasanya berbentuk compact, atau lebih dikenal sebabagai handycam.
Dari berbagai jenis atau tipe kamera inilah
sudah mulai bisa dipilah bahwa jenis kamera mana yang diperlukan. Namun dengan
mengetahui berbagai jenis kamera ini saja belum cukup benar, karena
kenyataannya masih ada lagi tipe kamera yang diklasifikasi berdasar media rekam
apa terdapat pada kamera tersebut.
Ada Beragam Media Rekam
Kamera Mini-DV. Kamera
jenis ini sangat populer utamanya untuk para video jurnalis dalam liputan
berita, infotainment, serta para pembuat film dokumenter. Kamera ini
menggunakan kaset mini-DV sebagai media penyimpanan. Kelebihan kamera jenis ini
tentu karena banyak yang masih percaya bahwa kaset merupakan media penyimpanan
yang aman jika dibandingkan dengan hardisk. Kamera ini salah satunya yakni
Panasonic Pro AG-DVX100BP.
DVD Camcorder. Jenis kamera ini sangat compact, media penyimpanan berupa
cakram DVD. Namun jenis kamera ini tidak direkomendasikan untuk keperluan
pengambilan gambar profesional karena kompresi pada hasil rekaman jenis kamera
ini mengakibatkan kualitas gambar menjadi turun. Kamera jenis ini misalnya Sony
DCR DVD 650
HDD Camcorder. Jika
kamera mini DV media penyimpanannya dalam bentuk tape atau kaset, dan DVD
Camcorder dalam bentuk cakram DVD, maka HDD Camcorder menggunakan hardisk
sebagai media penyimpanannya. Seberapa besar kapasitas hardisk yang ada di
kamera tersebut tergantung dari tipe yang dikeluarkan oleh produsen. Yang
barangkali agak membingungkan banyak orang pikir kalau HDD Camcorder itu
artinya High Definition, padahal HDD Camcorder artinya adalah Hard Disc Drive
yang dalam perekaman dan penyimpanannya bisa SD atau Serial Definition maupun HD
atau High Definition.
HDD Camcorder dalam hal media penyimpanan
sebetulnya mirip dengan komputer, yakni ia menyimpan materi berdasar megabite
yang digunakan. Salah satu kamera yang populer adalah JVC Everio GZHD7 3CCD
60GB, yang berarti kamera ini memiliki media penyimpanan sebesar 60GB.
Flash Memory Camcorder.
Pada kenyataannya storage atau media penyimpanan juga mengalami perkembangan.
Flash memory yang semula didesain untuk keperluan gadget dan kamera still, kini
juga digunakan dalam penyimpanan file audio visual. Ada dua jenis format flash
drive yang digunakan, yakni Memory Stick yang diproduksi dan hanya digunakan
oleh Sony dan SD/SDHC yang digunakan oleh produk merk lainnya. Kelebihan dari
flash memory tentu saja ia bisa lebih tahan banting ketimbang hardisk karena
bentuknya yang sangat compact. Karena banyak yang dibuat sebagai kamera home
video, hampir semua vendor mengeluarkan kamera jenis ini. Salah satunya adalah
Panasonic HC X900M
Ya kini sudah makin mengkerucut bukan? Selain
jenis maka media perekaman dari masing-masing kamera ini sudah bisa menjadi
pertimbangan Anda dalam menentukan kamera apa yang cocok digunakan sesuai
kebutuhan. Lalu hal apa saja yang perlu diperhatikan sehingga kita bisa
memastikan kamera mana dibutuhkan, ini tidak berkaitan langsung dengan fisik
kamera itu sendiri. Artinya yang mesti jeli kita lakukan adalah dengan
mengetahui spesifikasi yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah mengenai
resolusi gambar dan frame size
Dari VGA hingga Full HD
Resolusi gambar sudah menjadi perhatian para vendor
sedari awal, baik untuk kebutuhan consumer maupun industri, baik untuk
keperluan playback ataupun untuk perekaman. Resolusi gambar paling tinggi video
saat ini adalah Full HD alias 1080p. Resolusi
ini telah diakomodir oleh kamera jenis HDSLR. Frame size full HD adalah 1920 X
1080 pixel. Di bawah Full HD ada HD atau
biasa disebut 720p. Pada dasarnya HD juga termasuk high
definition, hanya saja frame sizenya 1280 X 720. Selanjutnya ada HDV atau High Definition Video yang
memiliki format 1440 X 1080 anamorphic. Sedangkan resolusi yang masih “umum”
dan masih banyak digunakan adalah SD atau
standard definition. Ada dua jenis SD yang populer yakni PAL 720 X 576 untuk
negara-negara di Eropa dan NTSC 720 X 480 untuk negara-negara di Amerika Utara.
Sedangkan broadcasting televisi di Indonesia menggunakan format PAL. Dan
resolusi terakhir adalah VGA atau video grapic array. Resolusi VGA
merupakan resolusi paling rendah, namun resolusi ini masih digunakan misalnya
untuk kamera ponsel.
Semakin tinggi resolusi gambar tentu saja
artinya semakin baik juga gambar yang dihasilkan. Yang perlu diperhatikan dalam
perihal resolusi ini adalah kompabilitas, hal ini akan berkaitan dengan editing
serta hasil akhir apa yang diinginkan nantinya.
Tool Tambahan
Ketika membeli kamera video yang tanpa
perencanaan terlebih dulu biasanya akan menyisakan PR, ternyata ada kebutuhan
lain yang jika itu tidak terpenuhi maka pekerjaan yang menggunakan kamera video
menjadi tidak maksimal. Tidak seperti halnya membeli kamera foto, banyak orang
yang tidak memperhatikan perihal lensa kamera. Lensa kamera video pada umumnya
memang sudah terpasang pada body kamera dan tidak bisa diganti. Namun beberapa
kamera video terutama kamera video profesional memungkinkan pengguna untuk
mengganti lensa. Jadi, ketika akan memutuskan membeli kamera perlu diperhatikan
juga misalnya apakah hanya perlu lensa standar yang berarti tidak perlu lensa
tambahan dan hanya perlu kamera yang sudah memiliki kamera standar tersebut.
Atau misalnya memerlukan juga lensa tele atau wide karena untuk keperluan
tertentu. Jika demikian maka sedari awal kita sudah akan tahu apakah kamera
yang akan dibeli itu harus bisa ganti lensa atau tidak.
Tambahan lain yang diperlukan adalah
microphone. Ya tentu saja kamera video standar sudah memiliki microphone baik
yang internal (biasanya untuk kamera pro-sumer) maupun microphone external
untuk kamera semi-pro dan kamera profesional. Ada banyak microphone yang bisa
digunakan, namun lagi-lagi hal ini mesti diperhatikan dari sisi kebutuhan.
Misalnya untuk keperluan interview bisa jadi kita memerlukan shot gun atau clip
on. Microphone pun ada yang menggunakan kabel ada pula yang wireless.
Supporting utama terakhir yang tak kalah
penting adalah mounting penyangga kamera. Dan yang paling umum digunakan yakni
tripod, penyangga dengan tiga kaki ini ada beberapa jenis. Tripod untuk kamera
video berbeda dengan tripod kamera foto. Karena kebanyakan kamera video
memiliki beban yang lebih berat. Tripod yang baik ia mesti kokoh serta bisa
dengan mudah digunakan untuk paning (pergerakkan horisontal) dan tilting
(pergerakkan vertikal)
Ada Harga Ada Rupa
Ini nampaknya sudah sudah menjadi adagium
populer baik untuk pembeli maupun bagi si penjual. Ada harga ada rupa, ada uang
yang banyak ada barang yang bagus. Nyaris tidak ada yang salah dengan hal itu.
Namun ada kalanya ini tidak berlaku ketika misal kamera yang mahal telah dibeli
namun tidak sesuai dengan kebutuhan.
Apa sebetulnya mempengaruhi harga video
kamera? Jenis serta klasifikasi seperti di ataslah yang menjadi faktornya.
Kamera HDD dengan hardisk 120GB tentu akan lebih mahal dari yang memiliki
hardisk 60GB. Jadi tentukan,apakah memang benar kebutuhan penampungan gambar
saat peliputan itu memerlukan waktu perekaman berdurasi panjang atau tidak.
Demikian juga dengan lensa kamera, apakah cukup dengan lensa standar atau perlu
juga lensa tele atau widelens.
Ada beberapa merk kamera: Sony, Panasonic,
Canon, Ikegami, JVC, dan beberapa merk lain. Masing-masing merk kadang memiliki
ciri khas yang di antaranya ialah karakter warna. Terakhir, silakan bandingkan
masing-masing merk tersebut dengan kamera tipe sejenis. Jangan sampai tergiur
dengan harga yang lebih murah namun ternyata ada fasilitas menu yang kurang di
dalamnya, padahal misalnya hal itu diperlukan.
Purna jual atau garansi juga akan pengaruh
pula pada harga. Sebelum memutuskan membeli, pastikan dengan teliti tentang
garansi ini. Layanan purna jual yang baik ia akan mengakomodir keluhan anda
ketika ada permasalahan pada kamera. Pembelian kamera di toko dalam negeri
maupun di toko luar negeri sebetulnya tidak masalah ketika jaminan garansinya
jelas.
A Man Behind The Gun
Ketika sudah yakin dengan keputusan dari hasil
memilah dan akhirnya memilih kamera yang diinginkan dan diperlukan, sebetulnya
ada hal yang paling esensi dari itu semua, yakni siapa yang akan menggunakan
kamera tersebut. Kemampuan mengoperasikan kamera yang buruk akan berbanding
terbalik dengan pilihan kamera video yang terbaik sekalipun. Belajar kamera
bukan perihal mengerti manual book saja karena di dalam manual book hanya
berisi penjelasan teknis. Di luar itu semua,operator kamera mesti bisa
mengoptimalkan kegunaan kamera tersebut.