Latest Updates

10 Kebiasan efektif pembicara andal


Pembicara andal selalu menghadapi resiko pada saat ia berbicara atau berpresentasi walau begitu pembicara andal selalu fokus untuk tampil lebih baik Dibawah ini ada 10 kebiasaan efektif yang dilakukan seorang pembicara andal :
 
1. Selalu berusaha menemukan cara untuk menjadi pembicara andal. Selalu meningkatkan performa dari pengalaman yang dimiliki, selalu belajar dan mencari cara agar materi yang disampaikan sesuai dengan audiens.
2. Selalu tabah untuk meraih kesuksesan. Didalam dunia public speaking tidak ada yang instant. Jangan ragu untuk belajar pada sekolah presenter ataupun rajin-rajin bertanya pada ahli dalam public speaking.
3.  Mencintai materi yang akan dibawakan. Audiens tidak akan mendengarkan anda jika anda sendiri tidak interest dengan materi yang anda bawakan.
4. Rasakan dan sensitive terhadap keinginan audiens. Bagikan pengalaman yang tidak menyenangkan kepada audiens ketika anda membawa acara.
5.  Menghindari pernyataan maupun joke yang menyinggung audiens. Menggunakan anekdot ataupun quotation untuk menjaga konsentrasi audiens.
6. Menyiapkan materi presentasi dengan teliti. Belajar dari materi yang telah lampau dan menyempurnakannya berdasarkan pengalaman yang ada.
7. Membangun cerita untuk point penting dalam presentasi sehingga kemampuan untuk bercerita (story telling) harus selalu dipelajari.
8. Berkomunikasi dengan seluruh panca indera. 80% komunikasi yang efektif terjalin melalui komunikasi visual dan 20% dari audio dan verbal. Jangan remehkan alat Bantu visual dalam presentasi.
9.  Latihan, untuk mencapai kesempurnaan. Berlatih didepan kaca dan teman.
10. Tidak lupa untuk mengapresiasikan diri sendiri. Bersyukur bahwa tidak semua orang diberi kesempatan dan kemampuan untuk menjadi seorang pembicara.

Semoga bermanfaat,

Tips Jurnalis Video : Audio pada Comcorder


Salah satu kelemahan dari penggunaan kamera camcorder yang bukan profesional adalah pada rekaman audio dari narasumber. Built-in audio yang ada di Handphone, Ipad, Camera pocket (Flip Camera) dan camera video camcorder, dibuat untuk merekam ambience sehingga tidak ada koneksi audio untuk kabel XLR. Hasilnya adalah "pick up sound" dimanapun anda berada. Jadi, anda tidak akan pernah bisa mendapatkan rekaman audio yang bagus untuk wawancara anda. Nah bagaimana anda mengatasi hal ini? berikut tipsnya:

1. Bila membeli Camcorder, carilah kamera yang mempunyai koneksi input kabel RCA. Sehingga anda bisa menyambungkannya dengan XLR Cable, Microphone Cable, XLR Male to 6.35 Mono plug cable. Anda bisa menambungkan kamera dengan Dynamic Microphone untuk wawancara (bisa dengan reporter memegang mic), atau Condenser Mic, yang bisa berfungsi sebagai Shot Gun, sehingga suara dapat terekam lebih jernih sesuai dengan arah kamera.

2. Dekati Nara Sumber. Bila sedang mewawancara atau ingin mendapatkan fokus suara dari objek tertentu, dekatkan saja kamera anda sedekat mungkin dengan objek. Untuk menghindari gambar yang Extreme Shot, gunakan Wide Lens agar gambar terlihat lebih normal.

3. Rekam terpisah. Nah, ini memerlukan sedikit kerja keras karena suara direkam terpisah dengan menggunakan Digital Audio Tape Recording, setelah itu anda baru me"lip sync" dengan memadukan antara suara dan gambar pada saat post-editing.

Tips diatas ini adalah teknik terbaik, minimal anda membpunyai sound yang lebih bagus....

Semoga bermanfaat.

Materi gambar 5D dan 7D untuk Program TV


Apa kabar? Ini topik menarik! "Still Camera" Canon 5D + Stabilizer Set, sudah menjadi bagian dari produksi profesional. Benar, produksi Video Klip banyak yang menggunakan 5D dan 7D. Salah satu yang paling populer adalah Video Klip Sarah Bareilles yang diproduksi dengan budget sedikit tapi hasilnya sangat bagus:

Sarah Bareilles
http://www.youtube.com/watch?v=Vht_mMPxW0Q (Preview)
Lalau apakah kamera ini cocok untuk syuting Reality TV? jawabannya, yes and no. Yes, karena kamera ini simple dan tidak menarik perhatian. Kalau syuting ditengah keramaian, suasana reality bisa terbangun dengan wajar. Kelemahan, memang ada pada audio, yang harus direkam terpisah. Beberapa teknik syuting reality menggunakan wireless mic yang dipasang pada objek, lalu direkam terpisah. Agak ribet memang, tapi ini demi kualitas suara yang bagus. Dan supaya mudah untuk sinkronisasikan gambar dan suara, gunakanlah perekaman suara digital, kalau mau mudah, gunakan hand held digital audio recording sejenis Tascam DR07 yang dipasang di objek atau narasumber (misalnya dalam kantong baju atau dijaket), kualitasnya lumayan, tapi kita bisa menggunakan WAV maupun Mp3 yang datanya akurat. Nah, selebihnya ya, memang harus sabar saat editing....

Tascam DR07
http://pro-audio.musiciansfriend.com/product/TASCAM-DR07-Handheld-Digital-Recorder-Limited-Edition?sku=H65526

Compatible dengan Final Cut? ini cerita lama, persaingan antara Mac dan PC. Software Final Cut didirikan oleh Macromedia dan Apple, tujuannya untuk melawan dominasi Avid Video yang merajai dunia post editing di tahun 1990an. Final Cut saat ini sudah menjadi software editing yang dipakai dikampus2x film dan broadcast seluruh Amerika. Bahkan Final Cut Express, dibuat khusus untuk publik dengan harga dibawah $300, sementara Final Cut Pro 7 terus diupgrade setiap setahun sekali. Dan bila tidak meng-upgrade maka tidak compatible dengan produk2x baru Mac. Sebenarnya, dengan sistem Tapeless dan memory Card, kita bisa mengupload data lebih cepat. Caranya? coba buka website Mac, dan cari data2x terbaru untuk software upgrade. Tapi musti diingat, serial number software harus asli bukan bajakan. Kalau punya bajakan, jangan coba untuk meng-upgrade, nanti datanya terbaca, dan bisa ketahuan kalau memakai software bajakan....

Lalu, scale 1920x1080 adalah kualitas HD digital yang paling standard untuk Canon, yang menggunakan CMOS sensor dalam proses digital. CMOS memang khas Canon, gunanya untuk mengukur sensitifitas circuit pixel yang muncul dalam data-2x gambar. Nah, memang, konsep digital ini untuk ditayangkan ditelevisi digital NTSC bukan Pal, sehingga tidak perlu ada penurunan kualitas atau diconvert....

Lalu, buat apa syuting HD kalau ditayangkan kualitas SD? Ini kemajuan digital. Saya sih yakin, Indonesia akan masuk era digital, soon or later.... Saya dengar TVRI sudah masuk digital? berarti tidak ada batasan ranah frekuensi, penyiaran akan semakin canggih. Tapi soal content? belum tentu maju juga...hehehe....

At last, untuk program TV, camera ini cocok untuk format Reality Show, Gimmick Show, atau Fashion Show. Apalagi, kalau ditambahkan dengan GlideCam, wow, kualitasnya keren dan lebih simple daripada steadycam....

Just my 2 cents!