Mandiri Blog Kontes
Apa Kabar TV Digital ???
Lowongan Trans7
Teknologi Live Streaming dari Live-U BackPack
Soal harga retail, coba deh lihat ke www.bhphotovideo.com
Ini adalah Supermarket Film dan Televisi terbesar di Amerika, dan berlokasi di New York. Bisa pesan online juga.
Sehari-hari teman-teman menggunakan live-u untuk kepentingan live di tempat-tempat yang sulit dimasuki mobil SNG. Penggunaan/pengoperasiannya juga cukup mudah, serta handlingnya yang tak merepotkan (karena mesin dipacking sperti tas, yg mudah dibawa-meskipun lumayan berat. hehehehe...). Seperti pengalaman saya, saat liputan ada beberapa dari stasiun tv mancanegara memakai ini, saat stasiun tv lain membawa SNG dan perlengkapan lainnya yg seabrek-abrek.
Tapi, ada beberapa kelemahan yg kadang2 mengganggu, menurut pengalaman, karena live-u yg basicny 3G, masih teramat sulit mencari spot2 3G di wilyah Indonesia, berbeda mungkin di luar negeri, yang hampir sluruh wilayahnya terjangkau sinyal 3G.
Sinyal 3G yang lemah, akan berpengaruh pada delay gambar yang diterima di kantor. Gambar yg diterima akan patah2, scratch, dsb. Terkadang di wilayah jakarta sendiri, 3G masih cukup sulit.
Entertain or Die, Shoot the Details
Filosofi "Entertain or Die" pada akhirnya menjadi penting bagi kita2x, para broadcaster, video maker atau filmmaker yang setiap hari berjibaku dengan deadline, jadwal produksi, syuting hingga editing. Terkadang karena rutinitas kerja kreatif yang menghabiskan tenaga dan waktu ini membuat kita untuk mengingat apakah arti dari sebuah shot.... Artinya, no matter what, shot yang kita buat harus "Entertain".
saat syuting, seringkali fokus pikiran, mata dan hati kita hanya pada story board, naskah, adegan maupun acting dari sang aktor. Hasilnya, saat kita melakukan post editing, kita jadi mengeluh "Wah kurang stock shots nih". Tanpa sadar, sebenarnya yang kita butuhkan bukan hanya "footages" atau "stock shots" tapi "detail shots". Inilah yang perlu kita perhatikan. Lalu apa saja detil-detil gambar yang harus kita "shoot"?
1. Magic Moment
Perhatikan momen-momen menarik pada saat anda sedang merekam gambar. Lihat tingkah laku orang sekitar. Misalnya, saat anda syuting ulang tahun anak-anak, perhatikan juga para kakek-nenek yang hadir disitu, mungkin mereka akan menari dan menyanyi dengan riang gembira dan bisa juga lucu. Magic moment tidak bisa diulang, jadi semuanya tergantung dari kejelian mata anda sendiri.
2. Papan Nama
Buatlah detil-detil gambar pada papan nama atau judul tulisan atau merk minuman dsb. Ini akan membantu post editing anda untuk menjelaskan situasi yang mendukung naskah.
3. Ekspresi wajah.
Perhatikan ekspresi wajah senang, sedih, kaget dan sebagainya. Jangan hanya terpaku pada karakter main objek saja, tapi rekam juga gambar2x CU dari wajah sekitar, bisa juga figuran, bisa juga wajah tamu atau penonton di studio. Ekspresi ini akan mendukung emosi dari karya visual anda
So, jangan lupa, detail shots ya...
Persinggungan antara tipe film dan bentuk film
Ada pertanyaan yang kemudian muncul, yaitu bagaimana melihat persinggungan antara tipe film dan bentuk film itu sendiri, sebab secara sepintas sulit menyatukan dua klasifikasi ini.
Walaupun tidak semuanya bisa dijelaskan, namun setidaknya cukup banyak yang bisa disatukan dalam sebuah film. Untuk tipe fiksi dan bentuk naratif mungkin tidak perlu penjelasan panjang, sebab banyak sekali film fiksi-naratif yang diproduksi di seluruh dunia terutama film-film yang diputar di bioskop-bioskop. Yang perlu menjadi catatan adalah sisa dari keterkaitan antara bentuk dan tipe.
1. Naratif dan Dokumenter.
Sub-tipe doku-drama merupakan titik temu antara dokumenter dengan naratif, dimana peristiwa, tokoh, ruang dan waktunya diambil dari kehidupan nyata, namun pembuatnya harus menginterpretasi ulang dan membuatnya tampak meyakinkan bagi penonton bahwa kejadian sesungguh adalah seperti yang digambarkannya.
2. Naratif dan Animasi.
Film-film animasi kartun adalah salah satu pertemuan titik antara bentuk naratif dengan tipe animasi. Dalam layar lebar banyak sekali film animasi kartun yang diproduksi seperti Fantasia, Beauty And The Beast dan sebagainya, sedangkan di televisi kita mengenal film kartun seperti Doraemon, Crayon Sinchan, Popeye, Scoby Doo dll.
3. Naratif dan Eksperimental.
Seringkali menjadi sulit mencari contoh dari film naratif dengan bungkusan eksperimental, namun setidaknya ada beberapa contoh yang dapat digunakan seperti Un Chien Andalou (Luis Bunuel), Pink Floyd : The Wall (Alan Parker), Parfumed Nightmare (Kidlat Tahimik) dsb.
Sedangkan titik temu antara bentuk non-naratif dengan tipe yang lain adalah seperti berikut :
4. Non-Naratif (Categorical) dan Fiksi.
Sub-tipe mockumentary adalah pertemuan antara categorical dengan fiksi, dimana peristiwa, tokoh, ruang dan waktunya merupakan hal fikstif, namun pembuatannya menggunakan pendekatan struktur serta aspek teknis dari dokumenter.
5. Non-Naratif (Categorical) dan Dokumenter.
Bentuk categorical memang awalnya ditujukan untuk dokumenter dan umumnya digunakan untuk hampir seluruh jenis dokumenter seperti ilmu pengetahuan, perjalanan, sejarah, instruksional dan lain sehingga.
6. Non-Naratif (Categorical) dan Animasi.
Sebenarnya titik temu awalnya sangatlah sulit dicari contohnya, namun setelah melihat Waltz With Bashir (Ari Folman) maka animasi-categorical ini menjadi memungkinkan. Film ini menceritakan sebuah penulusuran dari memori sang sutradara, namun dikemas dengan tipe animasi sehingga terpaksa bentuk categorical-nya cenderung menguat.
7. Non-Naratif (Rethorical) dan Fiksi / Animasi.
Bentuk rethorical dan fiksi bergabung dalam film-film iklan (TVC) ataupun iklan layanan masyarakat (PSA). Film-film tersebut cenderung melakukan persuasi yang kuat terhadap masyarakat.
8. Non-Naratif (Rethorical) dan Dokumenter.
Bentuk rethorical dan dokumenter cenderung muncul pada dokumenter dengan pendekatan propaganda, seperti yang terjadi dalam film Triumph of the Wheel (Leni Refensthal) dan Why We Fight ? (Frank Cappra).
Baik bentuk categorical ataupun rethorical sangat sulit mencari titik temunya dengan eksperimental, karena kencenderungan wujudnya yang sangat absurd.
9. Non-Naratif (Abstract) dan Fiksi / Animasi / Eksperimental.
Bentuk abstract sebagian besar merupakan fiksi dan ketika pembuatannya menggunakan elemen realis ataupun dengan teknik animasi maka akan cenderung menjadi film yang bersifat eksperimental. Misalnya film Dot (Norman McLaren), Mothlight (Stan Brakhage), Berita Hari Ini Tentang Dian Sastro (Faozan Rizal) dsb