Latest Updates

MODEL PEMBELAJARAN PENDAMPINGAN UNTUK MATAKULIAH FOTOGRAFI ARSITEKTUR PADA JURUSAN PUBLIC RELATION

MODEL PEMBELAJARAN PENDAMPINGAN UNTUK MATAKULIAH FOTOGRAFI ARSITEKTUR PADA JURUSAN PUBLIC RELATION
MODEL PEMBELAJARAN PENDAMPINGAN UNTUK MATAKULIAH FOTOGRAFI ARSITEKTUR PADA JURUSAN PUBLIC RELATION

Supriyadi
STMIK Nusa Mandiri


Abstract
Photography’s is the knowledge that not only learn knowledge theority, but also the ability that are practical skills. Development program conducted with the assistance model that helps to improve the quality of student work photography.Learning model developed includes three components, namely: sistematika, methods, and media.

Keywords: assistent, sistematika, method, media

Hujan, No Sandal

Hujan, No Sandal
Kalau hujan biasanya para bikers, segera melepas sepatunya agar tidak basah dan menggantinya dengan sandal. Malah ada yang bela-belain telanjang kaki karena gak bawa sandal. "Daripada sepatu kotor," begitu kata mereka. Nah, buat para bikers yang lebih takut sepatunya kotor daripada mengutamakan keselamatan berkendara, simak deh, cerita brothers kita:

Beginilah sebab musabab kisah itu terjadi. Biasanya kalo pada saat hujan, banyak yang menggunakan sandal untuk menghindari basah. Begitu juga adik ipar gue. Kala itu, dia yang tengah menggunakan Tigi bersenggolan dengan motor yang datang dari arah depan (kebetulan Tigi juga).

Adek ipar gue mengaku nggak merasakan sesuatu yang aneh ada awalnya, hanya kaki sedikit pegal. Tapi belakangan, setelah merasa ada keanehan di kakinya berhentilah dia di SPBU. Saat itulah dia terpana kala menyadari bahwa bentuk kaki kanannya sudah berantakan di bagian jari kaki. Tulang di ruas jari sudah keluar dengan posisi menggantung. Setelah dibawa ke RS dan dioperasi, beberapa jari bisa diselamatkan dengan menggunakan besi penopang. Tetapi, ada bagian jari yang harus dibuang.

Ternyata walaupun hujan, melepaskan sepatu bukan merupakan keputusan yang tepat.

Lowongan MNC TV

Lowongan MNC TV

Tips Menulis Scenario Sit-Kom

Tips Menulis Scenario Sit-Kom
Dear all, "Writing Television Sitcoms" adalah buku yang sedang saya baca saat ini. Ditulis oleh Evan S. Smith yang menulis sitkom untuk "Cosby Show", "Home Improvement" , dan Late Night Talk Show yang telah bertahan 20 tahun "Late Night with David Latterman". Evan juga
adalah Dosen/Profesor/ Pakar penulisan Naskah TV di Syracuse University yang menulis untuk Paramount Pictures dan 20th century fox (Yang memproduksi Program Fear Factor). Beberapa points saya pikir "oke banget" buat dishare ke temen2x semua di milis ini, siapa tahu ada yang berminat memproduksi sitkom atau program Komedi.

Ini fenomena yang sangat menarik. Keberhasilan BAJAJ BAJURI dan EXTRAVAGANZA merupakan terobosan dari SITKOM Televisi yang SCRIPTED. Artinya, komedi dan alur cerita dibangun dengan penulisan skenario yang kuat dan mampu beradaptasi secara periodik. Ini berbeda dengan program LAWAK-SRIMULAT yang mengandalkan kekuatan karakter pribadi
untuk membuat lelucon secara improvisasi. Jadi jangan heran kalau kita sering bosan mendengar lawakan yang itu2x juga. Nah, mudah2xan Tips minggu ini dari Evan S.Smith bisa membantu mencari jalan membuat SITKOM ala Cosby Show.

Tips dasar "apa yang harus dipersiapkan untuk menulis SITKOM Komedi. Evan menulis sebagai "Comedy In the Story Premise", yaitu:

1. Comedy Tension
Sebuah cerita sitkom harus dibangun sejak awal dengan menjembatani setiap segment agar menjadi dapat men"generate comedy tension"

2. Character Mix
Perbenturan karakter yang berbeda akan mendukung bangunan komedi secara mudah dan persuasif. Contohnya: Si Pemarah versus si Penyabar. Si Kutu Buku versus Si Anak Gaul. dsb. Percampuran karakter inilah yang akan mendukung Punching Lines pada setiap adegan.

3. Style Of Comedy
Disini, komedi sebaiknya dibangun berdasarkan (A)genre, (B)tipe komedi (slapstick/kids/ family/friendshi p/school/ dsb). Tipe komedi akan menentukan arah dari Jokes yang ingin dibangun. Tipe komedi juga akan menentukan target pemirsa yang ingin diraih. (C) Amount of humor- seberapa banyak adegan2x lucu yang ingin ditampilkan. (D) Consistency of Humor-bagaimana humor/komedi terbangun dalam cerita secara konsisten dari awal hingga akhir.

4. Casting
Banyak Penulis Skenario yang tidak dilibatkan pada saat Casting dan memilih/menyeleksi pemain SITKOM yang tepat. Biasanya Casting hanya dilakukan oleh Produser, Sutradara dan Casting Director. Ini adalah persepsi yang salah. Justru Penulis Skenario SITKOM harus disertakan dalam Casting sejak awal agar penulisan dapat beradaptasi dengan sifat dan karakater dari pemerannya.

Keempat tips ini, kelihatannya dapat digunakan di SITKOM Indonesia. Namun karena sifat humor Indonesia adalah "Celetukan" dan "Celaan" saya jadi agak ragu, apakah SITKOM di Indonesia bisa dilakukan dengan Scripted? Sitkom seharusnya adalah "acting based on script" bukan "acting based on yourself". Bajay Bajuri dan Extravaganza sudah membuktikan Act Based on Script. Tapi apakah pola ini akan terus cocok di masyarakat Indonesia?