Rutan Salemba siang itu ramai seperti biasanya. Di pintu gerbang,
penjagaan terlihat wajar. Bahkan tidak nampak lebih ketat ketimbang kedutaan
Amerika Serikat. Beberapa pengunjung antri melewati dua lapis pintu masuk. Di
lapis ke dua inilah pemeriksaan nampak benar-benar dilakukan.
Di antara puluhan pengunjung saat itu ada seorang pemuda yang juga
ikut antri, sama seperti yang lain ia melewati pemeriksaan petugas. Namun ada
yang tidak disadari oleh petugas penjaga rumah tahanan, pemuda tadi sudah dan
masih melakukan perekaman video. Bagaimana bisa?
Candid
camera merupakan tehnik pengambilan gambar di mana subyek yang direkam tidak
menyadarinya sebab si perekam tidak nampak seperti sedang melakukan pengambilan
gambar. Kenapa mengambil gambar harus secara diam-diam? Dari sinilah sebetulnya
upaya candid camera harus dilakukan atau tidak. Ya, candid camera bukan sekadar
menyembunyikan kamera. Lebih dari itu ada beberapa hal yang mesti diperhatikan,
saat persiapan juga pada waktu berlangsungnya pengambilan gambar tersebut.
Beragam Spy Cam
Saat
ini telah banyak alat untuk melakukan perekaman gambar dengan tersembunyi di
mana subyek yang direkam tidak akan menyadarinya. Beragam spy cam dibuat
sedemikian rupa baik yang dikenakan oleh si pengguna atau “sekadar” di taruh di
tempat tertentu. Dan beragam alat ini tidak sulit didapat karena ada banyak
toko yang menjajakannya atau bisa dipesan melalui toko online di internet. Alat
pengintai yang semula hanya ada di film-film spionase semisal James Bond, kini
bisa dibeli siapa saja.
Melihat perkembangannya, apapun kini nampaknya bisa
dipasangi lensa kamera yang pada akhirnya bisa merekam serta menyimpan hasil
rekamannya. Industri melihat peluang ini, maka beragam produk kamera pengintai
kini sudah banyak variannya. Di antara produk tersebut di antaranya, Spy Pen kamera pengintai yang ditanam di dalam
sebuah bullpoint. Bentuknyapun memang serupa bullpoint, maka orang tidak akan
mengira kalau itu merupakan spycam. Untuk menggunakan kamera ini cukup
diletakan di saku baju. Spycam Watch berupa jam tangan, beragam bentuk dari
yang classy sampai yang trendy. Arahkan tangan ke manapun, maka arah perekaman
akan mengikuti bagaimana jam tangan itu diarahkan.
Sun Glasses Spy,
seperti halnya jam tangan, kaca mata pengintai ini juga memiliki beragam
bentuk. Dari kacamata yang biasa digunakan dipantai, hingga kacamata para
eksekutif muda. Penggunaanya tentu sangat mudah atau bisa jadi ini paling
mudah. Seperti halnya mengenakan kacamata biasa, tinggal mana obyek yang ingin
diintai, maka arahkan mata ke obyek tersebut. Lighter Spy, kamera yang ditanam ke dalam bentuk
korek atau lighter. Penggunaanya tinggal diletakan saja di atas meja, atau
dengan pura-pura menyalakan rokok misalnya. ID Card Spy, lensa kamera yang sangat mungil
ditanam pada kartu pengenal. Dikalungkan atau dijepitkan pada saku baju. Pin Spy, mirip
dengan ID Card Spy hanya saja dalam berbagai bentuk pin. Kelebihannya tentu
saja pin spy bisa ditempel di mana saja. Ada juga yang dalam bentuk kancing
baju. Jadi kamera menempel di kancing baju, dengan demikian kancing kamera
tersebut mesti sama persis dengan kancing lainnya yang ada di pakaian tersebut.
Selain spy cam yang memang dikenakan di tubuh kita,
beberapa jenis kamera pengintai memiliki bentuk dan fungsi yang bisa ditata di
tempat tertentu. Cloth Hanger Spy, kamera pengintai dalam bentuk
gantungan baju. Tentu saja kamera ini memungkinkan untuk dipasang di kamar atau
ruang tertentu yang jika ada gantungan baju merupakan hal yang lumrah. Frame Spy,
merupakan kamera pengintai dalam bentuk frame foto. Ruang tamu, ruang kerja,
serta kamar menjadi tempat-tempat di mana frame spy ini bisa disimpan. Power Switch Spy,
kamera yang ditanam pada stop kontak listrik.
Merekam Diam-Diam dalam Undang-Undang
Menurut ahli hukum yang berdasar pada Pasal 31 ayat 2 UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)
2008, ternyata merekam diam-diam dengan menggunakan perangkat teknologi seperti
kamera tersembunyi, alat perekam video, atau perekam suara dikategorikan
sebagai illegal interception.
Kegiatan perekaman diam-diam yang dimaksud seperti percakapan pribadi seseorang
yang direkam secara diam-diam, percakapan rahasia dagang, percakapan rahasia
negara, serta percakapan yang atas permintaan lawan biacara agar dirahasiakan.
Namun
demikian, perekaman yang diperuntukan kepentingan publik nyatanya bisa
dibenarkan seperti CCTV misalnya, atau untuk keperluan jurnalistik. Dengan
demikian perekaman diam-diam yang tidak dimaksudkankepentingan umum ini bisa
dijerat hukuman. Jadi, untuk keperluan apa kita melakukan perekaman secara
diam-diam tersebut harus dipikirkan sedari awal.
Candid Camera Program Televisi
Seorang
crew segera mengejar orang yang baru saja direkam oleh timnya secara diam-diam.
Ia memperkenalkan diri sebagai bagian dari tim lantas menyodorkan secarik
kertas yang berisi tentang apakah subyek mengizinkan yang tim lakukan itu
ditayangkan di televisi atau tidak. Ada yang setuju ada juga yang tidak. Kepada
yang tidak setuju, crew tersebut berjanji untuk menghapus rekamannnya itu.
Begitulah salah satu kerja yang dilakukan oleh crew
program televisi populer Just For Laugh sebuah
acara ngerjain siapapun yang direkam dan ditayangkan televisi. Lucu, karena
beragam reaksi dari subyek yang didapat secara spontan. Acara serupa, kalau
tidak dibilang menjiplak, juga banyak di televisi di Indonesia. Namun rupanya
cara kerjanya agak sedikit beda. Maka tak mengherankan ketika ada beberapa
kasus komplain orang karena ia tidak suka direkam diam-diam dan lantas jadi
tontonan publik. Kenapa bisa begitu? bisa jadi kebanyakan pembuat acara candid camera
di kita tidak melakukan izin setelah melakukan perekaman diam-diam tersebut.
Seolah Hidden Camera
Tak
mudah seperti yang dibayangkan, membuat acara televisi hidden camera akan
menemui banyak kesulitan. Subyek yang belum tentu mau direkam secara diam-diam,
lokasi yang sulit dalam pengambilan gambar, hingga subyek yang “tiba-tiba” bisa
pergi dari intaian kamera. Jika pengambilan gambar atau shooting konsep hidden
camera ini real dilakukan maka biasanya 7 dari 10 pengambilan gambar akan
gagal. Jadi betapa harus banyak melakukan pengambilan subyek untuk misalnya
satu episode acara televisi saja. Kesulitan semacam ini membuat crew frustasi.
Tidak menjadi problem ketika sebuah acara hidden camera
itu tayang satu minggu sekali, namun jika lebih maka televisi atau production
house tidak memiliki waktu.Ya
tenggat atau deadline menjadi alasan klasik, maka dibuatlah cara bagaimana agar
shooting candid camera tak memiliki kesulitan tersebut. Maka dibuatlah cara
pengambilan gambar dengan seolah hidden camera. Pengambilan gambar tidak
betul-betul dilakukan secara candid, namun seolah kameranya memang tersembunyi.
Hal lain yang dilakukan, mengarahkan subyek seolah ia tak sadar sedang direkam.
Sudut pengambilan gambar atau angle tententu memunngkinkan penonton akan merasa
bahwa itu dilakukan secara diam-diam, secara tersembunyi. Angle yang dimaksud
misalnya menggunakan sudut pengambilan gambar yang seolah rumit atau
menggunakan foreground atau penghalang di depan lensa kamera.
Hidden Camera untuk Investigasi
Peralatan
hidden camera seperti di atas akan sangat membantu para jurnalis yang melakukan
liputan investigasi. Melakukan perekaman diam-diam pada akhirnya harus
dilakukan ketika situasi tak memungkinkan untuk melakukan pengambilan gambar
secara terang-terangan. Isu bahwa ada pesta narkoba di dalam penjara pernah
terdengar. Karenanya untuk membuktikan itu harus dilakukan investigasi. Dan
pemuda yang diceritakan di awal tadi telah berhasil melakukan jurnalisme
investigasi, menggunakan spy cam dalam bentuk bullpoint di mana ia dengan
leluasa bisa merekam kenyataan bahwa pemakaian narkoba di penjara benar adanya.
Liputan investigasi pesta
narkoba di dalam penjara ditayangkan. Publikpun terperangah. Beberapa tahun
kemudian kejadian serupa juga ada, kamar ekslusif bagi terpidana korupsi ada
juga di penjara. Untuk beberapa kalangan, liputan investigasi merupakan hal
yang mengerikan
0 Response to "Candid Camera, Bukan Sekadar Menyembunyikan Kamera"
Posting Komentar