Dear all, "Writing Television Sitcoms" adalah buku yang sedang saya baca sana-sini. Ditulis oleh Evan S. Smith yang menulis sitkom untuk "Cosby Show", "Home Improvement" , dan Late Night Talk Show yangtelah bertahan 20 tahun "Late Night with David Latterman". Evan juga adalah Dosen/Profesor/ Pakar penulisan Naskah TV di SyracuseUniversity yang menulis untuk Paramount Pictures dan 20th century fox. Yang memproduksi Program Fear Factor.
Beberapa points sayapikir "oke banget" buat dishare ke temen2x semua di milis ini, siapa tahu ada yang berminat memproduksi sitkom atau program Komedi.Ini fenomena yang sangat menarik. Keberhasilan BAJAJ BAJURI danEXTRAVAGANZA merupakan terobosan dari SITKOM Televisi yang SCRIPTED. Artinya, komedi dan alur cerita dibangun dengan penulisan skenarioyang kuat dan mampu beradaptasi secara periodik.
Ini berbeda denganprogram LAWAK-SRIMULAT yang mengandalkan kekuatan karakter pribadi untuk membuat lelucon secara improvisasi. Jadi jangan heran kalaukita sering bosan mendengar lawakan yang itu2x juga. Nah, mudah2xan Tips minggu ini dari Evan S.Smith bisa membantumencari jalan membuat SITKOM ala Cosby Show.
Tips dasar "apa yang harus dipersiapkan untuk menulis SITKOM Komedi. Evan menulis sebagai "Comedy In the Story Premise", yaitu:
1. Comedy Tension
Sebuah cerita sitkom harus dibangun sejak awal dengan menjembatanisetiap segment agar menjadi dapat men"generate comedy tension"
Sebuah cerita sitkom harus dibangun sejak awal dengan menjembatanisetiap segment agar menjadi dapat men"generate comedy tension"
2. Character Mix
Perbenturan karakter yang berbeda akan mendukung bangunan komedisecara mudah dan persuasif. Contohnya: Si Pemarah versus si Penyabar. Si Kutu Buku versus Si Anak Gaul. dsb. Percampuran karakter inilahyang akan mendukung Punching Lines pada setiap adegan.
Perbenturan karakter yang berbeda akan mendukung bangunan komedisecara mudah dan persuasif. Contohnya: Si Pemarah versus si Penyabar. Si Kutu Buku versus Si Anak Gaul. dsb. Percampuran karakter inilahyang akan mendukung Punching Lines pada setiap adegan.
3. Style Of Comedy
Disini, komedi sebaiknya dibangun berdasarkan (A)genre, (B)tipekomedi (slapstick/kids/family/friendship/school/dsb). Tipe komediakan menentukan arah dari Jokes yang ingin dibangun. Tipe komedi jugaakan menentukan target pemirsa yang ingin diraih. (C) Amount of humor-seberapa banyak adegan2x lucu yang ingin ditampilkan. (D) Consistencyof Humor-bagaimana humor/komedi terbangun dalam cerita secarakonsisten dari awal hingga akhir.
Disini, komedi sebaiknya dibangun berdasarkan (A)genre, (B)tipekomedi (slapstick/kids/family/friendship/school/dsb). Tipe komediakan menentukan arah dari Jokes yang ingin dibangun. Tipe komedi jugaakan menentukan target pemirsa yang ingin diraih. (C) Amount of humor-seberapa banyak adegan2x lucu yang ingin ditampilkan. (D) Consistencyof Humor-bagaimana humor/komedi terbangun dalam cerita secarakonsisten dari awal hingga akhir.
4. Casting
Banyak Penulis Skenario yang tidak dilibatkan pada saat Casting dan memilih/menyeleksi pemain SITKOM yang tepat. Biasanya Casting hanyadilakukan oleh Produser, Sutradara dan Casting Director. Ini adalah persepsi yang salah. Justru Penulis Skenario SITKOM harus disertakan dalam Casting sejak awal agar penulisan dapat beradaptasi dengan sifat dan karakater dari pemerannya.Keempat tips ini, kelihatannya dapat digunakan di SITKOM Indonesia.Namun karena sifat humor Indonesia adalah "Celetukan" dan "Celaan"saya jadi agak ragu, apakah SITKOM di Indonesia bisa dilakukan denganScripted? Sitkom seharusnya adalah "acting based on script"bukan "acting based on yourself". Bajay Bajuri dan Extravaganza sudahmembuktikan Act Based on Script. Tapi apakah pola ini akan teruscocok di masyarakat Indonesia?
Banyak Penulis Skenario yang tidak dilibatkan pada saat Casting dan memilih/menyeleksi pemain SITKOM yang tepat. Biasanya Casting hanyadilakukan oleh Produser, Sutradara dan Casting Director. Ini adalah persepsi yang salah. Justru Penulis Skenario SITKOM harus disertakan dalam Casting sejak awal agar penulisan dapat beradaptasi dengan sifat dan karakater dari pemerannya.Keempat tips ini, kelihatannya dapat digunakan di SITKOM Indonesia.Namun karena sifat humor Indonesia adalah "Celetukan" dan "Celaan"saya jadi agak ragu, apakah SITKOM di Indonesia bisa dilakukan denganScripted? Sitkom seharusnya adalah "acting based on script"bukan "acting based on yourself". Bajay Bajuri dan Extravaganza sudahmembuktikan Act Based on Script. Tapi apakah pola ini akan teruscocok di masyarakat Indonesia?
0 Response to " "
Posting Komentar