Migrasi dari sistem
siaran TV analog ke sistem TV digital ini merupakan tuntutan global, terkait
dengan hubungan perdagangan dan industri serta penanaman modal dengan negara lain,
terkait dengan pelaksanaan rekomendasi “Mask” Concept RRC2006, the
regional radio conference 2006 di Genewa. Hal ini untuk melakukan
strukturisasi pembangunan terrestrial
broadcasting menuju all-digital
future dan exploitasi maximum keuntungan digital transmission pada T-DAB
dan DVB-T di Band III dan DVB-T di Band IV dan V, khususnya dalam masa transisi
dari tahun 2006 ke tahun 2015.
Sejak tahun 2003, Tim
Nasional Migrasi Televisi dan Radio dari analog ke digital (Timnas Migrasi)
yang terdiri atas seluruh instansi penyiaran antara lain TVRI, RRI, BPPT, Kadin,
YLKI, ATVSI, dan PRSSNI telah melakukan beberapa kajian terhadap implementasi
televisi digital di Indonesia. Selain itu, juga diadakan serangkaian diskusi,
seminar, workshop dan lokakarya yang melibatkan banyak ahli bidang televisi
digital dari mancanegara.
Hal ini semua dilanjutkan dengan uji coba siaran
TV Digital yang dikoordinasikan oleh Timnas Migrasi dan TVRI yang melibatkan
sponsor swasta dan beberapa stasiun TV Swasta seperti RCTI, SCTV, Global TV,
MNCTV, dan ANTV. Percobaan ini dilakukan sejak tahun 2006 menggunakan saluran
34 UHF untuk standar DVB-T dan 27 UHF untuk standar T-MDB. Dari uji coba siaran
tersebut, DVB-T dinilai paling layak.
Penilaian inipun
diberikan payung hukumnya pada tanggal 21 Maret 2007 lewat Peraturan Menteri Komunikasi
dan Informatika No.07/P/M.KOMINFO/3/2007 yang memutuskan DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestrial)
sebagai standard dan menetapkan Indonesia secara penuh meninggalkan siaran
analog dan menggunakan siaran TV digital pada tahun 2015 yang disusul Peraturan
Menteri Komunikasi dan Informatika No.27/P/M.KOMINFO/8/2008 tentang uji coba
lapangan penyelenggaraan siaran TV digital. Era baru pun dimulai. Tanggal 13
Agustus 2008, soft launching siaran TV digital oleh TVRI diresmikan wakil Presiden
RI.
Sejak tanggal tersebut gairah industri penyiaran
dan masyarakat, khususnya wilayah Jakarta dimana siaran percobaan TV Digital
TVRI secara terbatas dilakukan mulai dipompa. Gairah siaran TV digital ini
semakin terasa saat Presiden SBY pada tanggal 20 Mei 2009 meresmikan siaran TV
digital yang juga secara resmi menandai era siaran uji coba TV digital yang
diusung PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) yang terdiri dari enam
stasiun tv swasta nasional yakni SCTV, MetroTV, TransTV, ANTV, dan TV One.
Gairah masyarakat yang berada diwilayah uji coba pun terus meningkat. Hal ini
tidak lepas dari elemen pilihan tayangan yang semakin banyak.
Tak heran, dalam acara
diskusi bertajuk “Kesinambungan Siaran TV-Digital di Indonesia” di Senayan
City, Jakarta, Kamis 15 Oktober 2012, Bambang Subiantoro Pelaksana Tugas Dirjen
SKDI Depkominfo, mengungkapkan berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh
Universitas Indonesia dengan Nielsen, 92 persen masyarakat di wilayah Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dinilai siap menerima siaran tv digital.
Sayang, beberapa bulan setelah diskusi tersebut, tayangan yang diusung KTDI
menghilang. Gairah masyarakat terhadap siaran TV digital menurun perlahan. Para
pemilik TV yang sudah membeli Set-Top-Box
(STB)-peranti penerima siaran TV Digital, pun banyak mengeluh.
Effort yang sudah
dilakukan oleh TV Swasta dalam mendukung migrasi, khususnya melalui tahap uji
coba seakan sia-sia yang selama lebih satu tahun dilakukannya.
Dari perspektif
teknologi, pemilihan teknologi TV Digital berangkat dari pertimbangan antara lain ketahanan terhadap derau dan
kemudahan untuk proses perbaikan terhadap sinyal yang rusak akibat proses
pengiriman transmisi signal. Keuntungan
lainnya pada Spectrum Frequency (efisiensi bandwidth), efisiensi dalam Network Transmission, efisiensi Transmission Power, Consumption Power yang tahan terhadap efek interferensi, derai dan fading. Disamping itu akan diperolah
gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi lebih tajam.
Sambutan masyarakat
sudah cukup hangat, tinggal bagaimana pemerintah menyelesaikan tugasnya untuk
segera menuntaskan proses migrasi ini. Peluncuran TV Digital yang sudah
dilakukan di Jakarta dan Bandung beberapa waktu lalu, yang akan segera
diteruskan di Batam dan Surabaya sebelum akhir tahun 2012, diharapkan segera
diikuti dengan proses pemberian ijin baru bagi digital TV network provider sehingga masyarakat benar-benar dapat segera
menikmati superiority teknologi TV digital ini, sekaligus menikmati digital dividen dari proses migrasi ini.
Lalu bagaimana dengan nasib semua TV Komunitas dan
TV Lokal yang ada di seluruh Indonesia, akankah ikut juga untuk migrasi ke
ranah digitalisasi????
0 Response to "Apa Kabar TV Digital ???"
Posting Komentar