Latest Updates

Detail sebelum menyajikan berita

Beberapa waktu yang lalu (akhir Mei 2008), sekitar 1 minggu setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM (23 Mei 2008 ) sempat muncul berita heboh tentang Achmad Zaini Suparta, yang mengaku memiliki kekayaan sebesar 20 kali lipat APBN. Jika besaran APBN sekitar Rp. 900 Miliar, maka jika apa yang disampaikan oleh Achmad Zaini benar, maka kekayaannya mencapai Rp. 18 ribu triliun.

Dengan exposure kekayaan yang luar biasa, isu ini menjadi sangat bombastis. Menurut rekan reporter di Bandung, lokasi pertemuan Achmad Zaini dengan pengusaha pun sempat berpindah-pindah paling tidak 3 kali. Dan sekarang kabarnya yang bersangkutan menghilang entah kemana.
Di Indonesia, isyu heboh yang sejenis sebenarnya sudah berkali-kali muncul, paling tidak sejak negara kita ini dilanda krisis ekonomi. Ada yang pernah mengaku punya harta karun, warisan raja-raja jaman dulu, warisan presiden Sukarno dan banyak versi-versi cerita lainnya, hingga isyu yang berbau sains kontroversial belakangan ini yaitu Joko Suprapto dengan Blue Energy-nya.

Sebagai jurnalis berita, kita dihadapkan pada tugas untuk menginformasikan kebenaran. Jika terburu-buru dan tidak waspada terhadap isu yang beredar atau bahkan jika ternyata dikemudian hari informasi yang kita sampaikan tidak benar, jangan-jangan kita justru bisa disangka ikut menyebarkan kebohongan publik atau informasi yang menyesatkan.
Agar hal ini tidak terjadi, yang harus dilakukan oleh jurnalis berita adalah:
1. Konfirmasi
Konfirmasi bisa dilakukan terhadap sumber berita, narasumber yang dinilai memiliki keterkaitan dengan informasi tersebut, atau narasumber yang berkompeten seperti tokoh masyarakat, pengamat atau pakar.
2. Investigasi
Investigasi diperlukan untuk mengumpulkan data-data dan fakta-fakta kebenaran, agar informasi yang kita sampaikan valid. Investigasi pasti akan memakan waktu dan biaya, untuk itu sebelum melakukan investigasi perlu dipertimbangkan, apakah mutu dari informasi yang akan kita sampaikan tersebut bobotnya sebanding dengan jerih payah yang akan kita keluarkan. Melalui investigasi, sekaligus kita juga melakukan cross check terhadap kebenaran sebuah informasi.
3. Detail
Dalam menyampaikan laporan jangan sampai ada data atau fakta kunci yang tertinggal. jika terbentur dengan keterbatasan waktu penyiaran, laporan bisa disampaikan dalam beberapa seri. Dalam hal ini editor sangat memegang peranan. Jika sampai salah edit, informasi yang kita sampaikan akan kehilangan makna.
4. Jangan beropini
Point ini tidak bisa ditinggalkan jika kita berbicara tentang berita atau informasi. Jangan beropini dalam informasi yang kita siarkan. Biarlah kita hanya menyiarkan yang dikatakan oleh narasumber apa adanya.

0 Response to "Detail sebelum menyajikan berita"