Latest Updates

Candid Camera, Bukan Sekadar Menyembunyikan Kamera


Rutan Salemba siang itu ramai seperti biasanya. Di pintu gerbang, penjagaan terlihat wajar. Bahkan tidak nampak lebih ketat ketimbang kedutaan Amerika Serikat. Beberapa pengunjung antri melewati dua lapis pintu masuk. Di lapis ke dua inilah pemeriksaan nampak benar-benar dilakukan.
Di antara puluhan pengunjung saat itu ada seorang pemuda yang juga ikut antri, sama seperti yang lain ia melewati pemeriksaan petugas. Namun ada yang tidak disadari oleh petugas penjaga rumah tahanan, pemuda tadi sudah dan masih melakukan perekaman video. Bagaimana bisa?

Candid camera merupakan tehnik pengambilan gambar di mana subyek yang direkam tidak menyadarinya sebab si perekam tidak nampak seperti sedang melakukan pengambilan gambar. Kenapa mengambil gambar harus secara diam-diam? Dari sinilah sebetulnya upaya candid camera harus dilakukan atau tidak. Ya, candid camera bukan sekadar menyembunyikan kamera. Lebih dari itu ada beberapa hal yang mesti diperhatikan, saat persiapan juga pada waktu berlangsungnya pengambilan gambar tersebut.
Beragam Spy Cam
Saat ini telah banyak alat untuk melakukan perekaman gambar dengan tersembunyi di mana subyek yang direkam tidak akan menyadarinya. Beragam spy cam dibuat sedemikian rupa baik yang dikenakan oleh si pengguna atau “sekadar” di taruh di tempat tertentu. Dan beragam alat ini tidak sulit didapat karena ada banyak toko yang menjajakannya atau bisa dipesan melalui toko online di internet. Alat pengintai yang semula hanya ada di film-film spionase semisal James Bond, kini bisa dibeli siapa saja.
Melihat perkembangannya, apapun kini nampaknya bisa dipasangi lensa kamera yang pada akhirnya bisa merekam serta menyimpan hasil rekamannya. Industri melihat peluang ini, maka beragam produk kamera pengintai kini sudah banyak variannya. Di antara produk tersebut di antaranya, Spy Pen kamera pengintai yang ditanam di dalam sebuah bullpoint. Bentuknyapun memang serupa bullpoint, maka orang tidak akan mengira kalau itu merupakan spycam. Untuk menggunakan kamera ini cukup diletakan di saku baju. Spycam Watch berupa jam tangan, beragam bentuk dari yang classy sampai yang trendy. Arahkan tangan ke manapun, maka arah perekaman akan mengikuti bagaimana jam tangan itu diarahkan.
Sun Glasses Spy, seperti halnya jam tangan, kaca mata pengintai ini juga memiliki beragam bentuk. Dari kacamata yang biasa digunakan dipantai, hingga kacamata para eksekutif muda. Penggunaanya tentu sangat mudah atau bisa jadi ini paling mudah. Seperti halnya mengenakan kacamata biasa, tinggal mana obyek yang ingin diintai, maka arahkan mata ke obyek tersebut. Lighter Spy, kamera yang ditanam ke dalam bentuk korek atau lighter. Penggunaanya tinggal diletakan saja di atas meja, atau dengan pura-pura menyalakan rokok misalnya. ID Card Spy, lensa kamera yang sangat mungil ditanam pada kartu pengenal. Dikalungkan atau dijepitkan pada saku baju. Pin Spy, mirip dengan ID Card Spy hanya saja dalam berbagai bentuk pin. Kelebihannya tentu saja pin spy bisa ditempel di mana saja. Ada juga yang dalam bentuk kancing baju. Jadi kamera menempel di kancing baju, dengan demikian kancing kamera tersebut mesti sama persis dengan kancing lainnya yang ada di pakaian tersebut.
Selain spy cam yang memang dikenakan di tubuh kita, beberapa jenis kamera pengintai memiliki bentuk dan fungsi yang bisa ditata di tempat tertentu. Cloth Hanger Spy, kamera pengintai dalam bentuk gantungan baju. Tentu saja kamera ini memungkinkan untuk dipasang di kamar atau ruang tertentu yang jika ada gantungan baju merupakan hal yang lumrah. Frame Spy, merupakan kamera pengintai dalam bentuk frame foto. Ruang tamu, ruang kerja, serta kamar menjadi tempat-tempat di mana frame spy ini bisa disimpan. Power Switch Spy, kamera yang ditanam pada stop kontak listrik.   
Merekam Diam-Diam dalam Undang-Undang
Menurut ahli hukum yang berdasar pada Pasal 31 ayat 2 UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) 2008, ternyata merekam diam-diam dengan menggunakan perangkat teknologi seperti kamera tersembunyi, alat perekam video, atau perekam suara dikategorikan sebagai illegal interception. Kegiatan perekaman diam-diam yang dimaksud seperti percakapan pribadi seseorang yang direkam secara diam-diam, percakapan rahasia dagang, percakapan rahasia negara, serta percakapan yang atas permintaan lawan biacara agar dirahasiakan.
Namun demikian, perekaman yang diperuntukan kepentingan publik nyatanya bisa dibenarkan seperti CCTV misalnya, atau untuk keperluan jurnalistik. Dengan demikian perekaman diam-diam yang tidak dimaksudkankepentingan umum ini bisa dijerat hukuman. Jadi, untuk keperluan apa kita melakukan perekaman secara diam-diam tersebut harus dipikirkan sedari awal.
Candid Camera Program Televisi
Seorang crew segera mengejar orang yang baru saja direkam oleh timnya secara diam-diam. Ia memperkenalkan diri sebagai bagian dari tim lantas menyodorkan secarik kertas yang berisi tentang apakah subyek mengizinkan yang tim lakukan itu ditayangkan di televisi atau tidak. Ada yang setuju ada juga yang tidak. Kepada yang tidak setuju, crew tersebut berjanji untuk menghapus rekamannnya itu.
Begitulah salah satu kerja yang dilakukan oleh crew program televisi populer Just For Laugh sebuah acara ngerjain siapapun yang direkam dan ditayangkan televisi. Lucu, karena beragam reaksi dari subyek yang didapat secara spontan. Acara serupa, kalau tidak dibilang menjiplak, juga banyak di televisi di Indonesia. Namun rupanya cara kerjanya agak sedikit beda. Maka tak mengherankan ketika ada beberapa kasus komplain orang karena ia tidak suka direkam diam-diam dan lantas jadi tontonan publik. Kenapa bisa begitu? bisa jadi kebanyakan pembuat acara candid camera di kita tidak melakukan izin setelah melakukan perekaman diam-diam tersebut.

Seolah Hidden Camera
Tak mudah seperti yang dibayangkan, membuat acara televisi hidden camera akan menemui banyak kesulitan. Subyek yang belum tentu mau direkam secara diam-diam, lokasi yang sulit dalam pengambilan gambar, hingga subyek yang “tiba-tiba” bisa pergi dari intaian kamera. Jika pengambilan gambar atau shooting konsep hidden camera ini real dilakukan maka biasanya 7 dari 10 pengambilan gambar akan gagal. Jadi betapa harus banyak melakukan pengambilan subyek untuk misalnya satu episode acara televisi saja. Kesulitan semacam ini membuat crew frustasi.
Tidak menjadi problem ketika sebuah acara hidden camera itu tayang satu minggu sekali, namun jika lebih maka televisi atau production house tidak memiliki waktu.Ya tenggat atau deadline menjadi alasan klasik, maka dibuatlah cara bagaimana agar shooting candid camera tak memiliki kesulitan tersebut. Maka dibuatlah cara pengambilan gambar dengan seolah hidden camera. Pengambilan gambar tidak betul-betul dilakukan secara candid, namun seolah kameranya memang tersembunyi. Hal lain yang dilakukan, mengarahkan subyek seolah ia tak sadar sedang direkam. Sudut pengambilan gambar atau angle tententu memunngkinkan penonton akan merasa bahwa itu dilakukan secara diam-diam, secara tersembunyi. Angle yang dimaksud misalnya menggunakan sudut pengambilan gambar yang seolah rumit atau menggunakan foreground atau penghalang di depan lensa kamera.

Hidden Camera untuk Investigasi
Peralatan hidden camera seperti di atas akan sangat membantu para jurnalis yang melakukan liputan investigasi. Melakukan perekaman diam-diam pada akhirnya harus dilakukan ketika situasi tak memungkinkan untuk melakukan pengambilan gambar secara terang-terangan. Isu bahwa ada pesta narkoba di dalam penjara pernah terdengar. Karenanya untuk membuktikan itu harus dilakukan investigasi. Dan pemuda yang diceritakan di awal tadi telah berhasil melakukan jurnalisme investigasi, menggunakan spy cam dalam bentuk bullpoint di mana ia dengan leluasa bisa merekam kenyataan bahwa pemakaian narkoba di penjara benar adanya.
Liputan investigasi pesta narkoba di dalam penjara ditayangkan. Publikpun terperangah. Beberapa tahun kemudian kejadian serupa juga ada, kamar ekslusif bagi terpidana korupsi ada juga di penjara. Untuk beberapa kalangan, liputan investigasi merupakan hal yang mengerikan

Promosi Program TV


Sebuah program hasil akuisi baru saja didapat oleh programming. Waktu mendapatkan program bagus kebetulan itu terbilang mepet. Sementara program tersebut mesti tayang dalam minggu ini juga. Agar penonton tahu tentang program tersebut maka harus segera dibuat promo program, promosi acara televisi di televisi atau apa yang disebut sebagai promo on air.

Ada banyak cara mempromosikan acara televisi sehingga masyarakat akan tahu perihal program televisi dan akhirnya menonton acara tersebut. Secara garis besar ada dua cara mempromosikan program televisi yakni promo off air dan promo on air. Dan kali ini membahas khusus tentang promo on air, promo yang memanfaatkan medium televisi secara berkesinambungan. Promo on air memiliki beberapa jenis yakni trailler, teaser, promo program, super imposse, dan running text. Untuk efektifitas kadangkala promo program yang sama bisa dilakukan di semua jenis promosi on air ini. Sebab intinya bagaimana agar program mendapat awarness dari calon penonton dan akhirnya ditonton khalayak.
Trailler merupakan cuplikan program yang disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan suatu program itu sendiri. Trailler kadang ditambah atau dilengkapi dengan narasi. Teaser dibuat dari potongan film, kumpulan potongan adegan yang akan menarik perhatian penonton. Untuk film lepas, trailer sudah dibuat oleh rumah produksi film tersebut. Jadi yang dilakukan oleh bagian promo televisi biasanya dengan menambahkan grafis perihal waktu tayang. Promo program hadir menjelang suatu acara selesai tayang, biasanya adlibs dari pembawa acara atau dilakukan oleh pembawa acara khusus yang kemunculannya di antara program yang satu ke program berikutnya. Super imposse dimunculkan saat program televisi berlangsung, ia muncul picture in picture atau split dengan program yang sedang berlangsung. Ini dimaksudkan agar penonton yang sedang melihat satu program tertentu bisa menonton pula program yang sedang dipromosikan itu. Sedangkan promo on air dalam bentuk running text merupakan promo berupa teks atau tulisan, deskripsi singkat program disertai dengan waktu tayang.

Kekuatan Grafis dan Narasi
Nyaris tidak ada promo on air yang tidak menggunakan grafis di dalamnya, setidaknya grafis itu berupa template untuk teks waktu dan jam tayang. Tapi grafis pada promo on air tentu bukan sekadar itu, sebab grafis bisa menjadi ciri khas baik untuk nama channel atau stasiun televisi, maupun untuk nama program yang dipromosikan.
Banyaknya kanal televisi, hal ini juga mengharuskan kanal atau stasiun memiliki promo onair yang khas dan grafis yang di antaranya dalam bentuk 2D atau super imposse penonton sudah bisa membedakan. Maka dari tampilan promo program sekilas saja sudah bisa dibedakan mana kanal Asia News Channel dan mana kanal Star Channel, penonton juga dengan mudah bisa membedakan mana program dari NET TV dan mana program dari stasiun ANTV. Demikiaan pula dengan narasi atau voice over yang ada pada promo on air masing-masing stasiun dan bahkan nama program acara televisi. Pengisi suara pada promo on air harus khas, ear catchy, agar ketika penonton hanyamendengar tanpa melihat sekalipun sudah akan bisa mengetahui kalau itu adalah program A di kanal atau stasiun A. Maka dari pengisi suara saja, penonton akan bisa mengidentifikasi jika misalnya sebuah film akan ditayangkan di HBO dan bukan Hallmark atau sebuah program akan ditayangkan di Global TV bukan di Trans 7. Begitulah grafis dan narasi atau pengisi suara dalam promo on air, walaupun hanya berdurasi tak lebih dari satu menit ia biasanya memiliki kekuatan sendiri setara dengan iklan komersial.
Durasi yang Pendek
Lamanya atau durasi dari promo on air mirip dengan durasi TVC atau PSA yakni satu menit, empat puluh lima detik, tiga puluh detik, limabelas detik, dan lima detik. Dengan durasi yang pendek inilah bagaimana agar tujuan dari promo on air bisa tersampaikan dengan baik. Maka sedari awal promo on air sudah harus didesain dengan menyertakan durasi. Karenanya beberapa promo on air dibuat seperti halnya iklan komersial atau layanan masyarakat.
Waktu Tayang
Penempatan dan frekuensi seberapa sering promo on air dilakukan menjadi hal penting juga. Artinya promo on air tidak juga asal menempatkan jam tayangnya. Maka biasanya promo program serupa akan ditempatkan pada program atau jeda program yang mirip. Misalnya trailler sinetron baiknya ditempatkan pada program sinetron juga. Kalaupun ditayangkan di program yang jauh berbeda hal ini dimaksudkan untuk menggrab penonton lain selain penonton program tersebut. Tapi biasanya dalam frekuensi atau seberapa sering dilakukan promo silang tersebut tidak lebih banyak dibanding pada program yang homogen.
Seperti halnya juga tv komesial atau iklan layanan masyarakat, penempatan teaser dan sejenisnya ini bisa dilakukan secara periodik pad jam tertentu namun bisa juga dilakukan dalam metode ROS atau random on spot, di mana promo on air tersebut bisa dilakukan kapan saja.

Shooting atau Hanya Editing
Di stasiun televisi, bagian promo on air ada yang dibawah langsung departemen programming namun ada juga di bawah departemen marketing. Namun bagaimana bagian promo on air ini bekerja di satu stasiun televisi dengan televisi lainnya hampir sama. Pada bagian ini memiliki produser dimana ia bertanggung jawab pada pembuatan promo on air, dari mulai konsep hingga memberikan saran kapan semestinya promo tersebut ditayangkan. Beberapa ada yang memiliki tim sendiri, yang berarti darimulai cameraman hingga editor memang didedikasikan untuk tim promo on air. Namun ada pula bagian promo menggunakan cameraman serta editor dari departemen lain. Video trailler atau teaser tidak selalu dibuat pengambilan gambarnya oleh tim promo on air. Karenanya jika misalnya dari film lepas atau sinetron, bagian promo on air akan membuat konsep editing dan melakukan penyuntingan saja tanpa mesti melakukan shooting tersendiri. Bagian promo on air akan memilah dan memilih adegan mana yang paling menarik. Misal itu film action, maka scene yang menegangkan akan menjadi pilihan pertama.Jika itu film drama maka adegan paling dramatis akan menjadi pilihan. Atau bisa juga dari dialog yang menarik. Pemilihan shot-shot yang menarik kemudian disambung dan diselaraskan dalam penyuntingan gambar sehingga trailer akan menjadi tontonan pendek yang menjadikan itu penasaran bagi penonton.
Akan tetapi beberapa program televisi bisa jadi promo on airnya harus dibuatkan juga teaser yang gambarnya mesti dibuat sendiri. Karenanya konsep pembuatan promo on air harus dibuat sedetail mungkin. Beberapa bagian promo on air televisi,mereka akan membuat konsep yang dituangkan dalam story board bahkan hingga stelomatic. Stelomatic seperti halnya story board namun ia sudah dilengkapi dialog, narasi, dan musik.
Ketika pertama hendak membuat konsep promo on air, produser promo akan mempelajari terlebih dahulu konsep program itu sendiri: genre, tema, target audiens, serta waktu tayang akan menjadi fokus pertama. Dan yang paling utama ialah apa yang menjadi ciri khas dari program tersebut, seperti siapa pembawa acara dan para bintang tamu misalnya.
Promo Program Televisi di Sosial Media
Mulanya promo program televisi di media sosial tidak dianggap sebagai hal penting, hingga akhirnya “orang televisi” paham jika efek viral sosial media bisa menggiring siapa saja untuk menonton atau tidak menonton program televisi. Trailler teaser acara televisi diunggah ke jejaring pengunggah video seperti YouTube, maka pengguna internet bisa melihat trailler tersebut. Beberapa televisi membuat kanal sendiri YouTube, ketika program selesai ditayangkan segera diunggah ke kanal tersebut sehingga penonton yang tak sempat menyaksikan di televisi bisa menyaksikan di kemudian hari bahkan beberapa jam setelahnya.  Banyak program televisi yang memiliki penggemarnya sendiri, untuk mengakomodir semua beberapa situs jejaring sosial kerap digunakan FanPage di Facebook
Begitulah pada akhirnya akan ada crossing promo dan entah kelak akan ada model promo program televisi apa lagi.

Perkembangan Teknologi Broadcasting Televisi 4K, Bukan Hanya Bening

Teknologi broadcasting televisi nampaknya akan terus berkembang hingga barangkali akan berhenti pada titik di mana gambar dan suara sudah benar-benar sempurna. Atau inovasi akan terus berlanjut dan kita tidak bisa benar-benar menebaknya. Yang dianggap canggih setahun lalu akan dirasa kuno saat ini, dan terus akan begitu.

Kecepatan inovasi teknologi seringkali melampaui kebutuhan dari konsumen, termasuk teknologi audio visual. Produsen melalui para insinyurnya terus mengembangkan teknologi audio visual sehingga kadangkala konsumen sebetulnya belum perlu benar dengan apa yang dilahirkan oleh produsen tersebut. Jadi saat ini, bukan sekadar gambar dan suara bening saja sebab lebih dari itu konsumen telah benar-benar dimanja sehingga apa yang dilihat dan didengar akan lebih terasa seperti benar adanya.
Teknologi yang audio visual yang dimaksud saat ini adalah 4K Ultra HD TV atau biasa disebut UHD TV. Produsen yang mengembangkan teknologi ini dimulai dengan Samsung, LG, dan Sony. Dan tentu saja menyusul dengan produsen lainnya. Secara teknis Ultra High Definition merupakan derivasi dari kamera 4K yang hasilnya digadang-gadang lebih memiliki nuansa dan detail yang lebih sempurna ketimbang generasi sebelumnya.
Teknologi 4K memiliki piksel horizontal sebanyak 4.000, semula teknologi ini diterapkan pada proyektor Digital Cinema Initiatives atau DCI yang diperuntukan bagi bioskop, namun kini teknologi ini telah diterapkan pada pesawat televisi. Dan persisnya 4K memiliki dimensi 4096 X 2160 piksel. Namun UHDTV atau Ultra High Definition Television ini sebenarnya memiliki resolusi 3840 X 2160 piksel (16 : 9) merupakan perkembangan terbaru setelah high definition television 720p atau 1080p.

Broadcasting Televisi
Teknologi brodcasting atau penyiaran televisi mau tak mau akan mengakomodir dari televisi sebagai produk home use yang dipasarkan, dan teknologi ini kerapkali saling susul menyusul. Ada kalanya teknologi penyiaran televisi lebih dulu mengeluarkan high teknologi, di lain kesempatan televisi bahkan bisa melampaui teknologi penyiaran televisi.
Salah satu yang berkaitan langsung dengan teknologi 4K ini adalah kamera. Maka produsen kamera berlomba-lomba untuk mengeluarkan pelbagai jenis kamera 4K. Tak hanya produsen pemain lama seperti Sony, Panasonic, dan JVC saja sebab pemain baru seperti Black Magic dan Red tak ketinggalan pula untuk bersaing dalam menghadirkan kamera yang support 4K.
Memilih Kamera 4 K
Selalu ada dua hal yang ketika teknologi audio visual dikeluarkan termasuk kamera video, yakni kebutuhan home use dan peruntukan profesional. Ada kalanya output yang dihasilkan sebetulnya menyerupai hanya saja atau memang benar-benar sama, yang secara kasat mata membedakan lebih pada ukuran atau kontruksi kameranya. Jadi secara sekilas bisa dilihat, mana untuk peruntukan profesional dan mana untuk kebutuhan amatir.
Memilih kamera 4K secara umum sebetulnya sama dengan memilih kamera generasi sebelumnya. Hal yang mesti diperhatikan sedari awal yakni: Kemampuan pengguna, ease of use atau mudah digunakan, kualitas, kompabilitas, dan terkhir yakni budget.
Kemampuan pengguna alias a man behind the gun merupakan faktor utama ketika kita hendak memutuskan membeli kamera. Secanggih apapun kameranya tentu akan percuma ketika kemampuan penggunanya tidak mumpuni. Kamera canggih hanya akan jadi onggokan mahal yang tak digunakan maksimal.
Ease of use, ada kalanya produsen menciptakan pelbagai fitur baik berupa menu yang tersedia dalam kamera tersebut atau fitur berupa hardware dengan sitim tombol, sentuh, atau putar. Namun ketersediaan fitur tersebut ada kalanya tidak easy to use. Alih-alih bisa memudahkan, ada kalanya itu justru membingungkan si pengguna. Karenanya kamera ease of use harus menjadi pertimbangan utama juga.
Kualitas kamera 4K menjadi pertimbangan berikutnya. Ya tentu saja kamera 4K untuk keperluan pro-sumer akan berbeda dengan kamera 4K untuk kebutuhan profesional. Salah satu kelebihan pada profesional misalnya ada teknologi untuk low light yang dibutuhkan untuk keperluan profesional.
Kompabilitas merupakan hal yang juga perlu diperhatikan. Untuk kebutuhan audio misalnya, kamera profesional 4K akan mengakomodir kebutuhan audio external yang harus menggunakan kabel XLR untuk keperluan mikropon. Ini biasanya tidak diakomodir oleh kamera walapun resolusi 4K namun ia untuk kebutuhan prosumer. Jadi ketika kebutuhan audio saat perekaman dirasa penting, maka kompabilitas kamera teradap kebutuhan mikropon eksternal ini juga harus diperhatikan. Kompabilitas lainnya yang mesti diperhatikan adalah file yang dihasilkan oleh kamera 4K yang pastinya berukuran lebih besar. Ini akan berkaitan dengan editing pada nantinya. Secara teknis, file hasil shooting dari kamera 4K harus bisa diimpor dengan AVCHD secara mudah.
Budget atau anggaran, ada kalanya justru ini diperhatikan sedari awal. Kenapa disusun seperti kebutuhan akhir, karena asumsinya pembaca akan membeli kamera profesional 4K di mana budget memang sudah dipersiapkan sedari awal. Semakin banyak fitur dan kompabilitas kamera lebih bagus, maka sudah tentu harganya akan jauh lebih mahal apalagi jika dibandingkan dengan kamera 4K pro-sumer.
Beberapa Kamera 4K
Kamera prosumer perdana dengan resolusi 4K dikeluarkan oleh Sony dengan type AX100. Dengan berat hampi 1 kg kamera ini dibandrol dengan harga di bawah 30 juta rupiah. Masih dari Sony, ada tipe lain yakni XA1000 yang merupakan pilihan beberapa videografer. Untuk kelas profesional, Sony meluncurkan PXW-Z100. Inilah kamera yang digadang-gadang sebagai kamera yang bisa merekam benar-benar 4K yakni 4096×2160 piksel dan UltraHD 3840×2160. Kamera ini memiliki output untuk codec MXF, salah satu codec standar yang telah diakomodir oleh software editing. Tentu saja hal ini perlu sebab ini berkaitan dengan kompabilitas seperti pada penjelasan di atas tadi. Untuk fitur yang lebih lengkap dengan lensa jenis G, Sony merilis kamera PXW-Z100, kamera yang dilengkapi dengan sensor CMOS Exmor R.
Tak mau ketinggalan, produsen kamera JVC, belum lama merilis kamera 4K dengan tipe HM-200 yang sebelumnya mengeluarkan tipe HM-170. Salah satu kelebihan GY HM-200 dibanding HM-170 yakni output XLR. Tentu saja ini perlu untuk kepentingan perekaman audio secara profesional. Kabar baiknya, jenis kamera yang dikeluarkan JVC ini jauh lebih murah daripada kamera dengan spesifikasi sejenis yang dikeluarkan Sony.
Dari produsen Panasonic mengeluarkan HC-X1000 sebagai kamera dengan teknologi 4K perdana. Ini merupakan kamera yang banyak direkomendasikan oleh beberapa pengguna. Kamera tipe HC ini mampu melakukan perekaman 4K Ultra HD pada 60p dalam SD Card. Terobosan dari Panasonic lainnya justru pada DSLR, Lumix DMC-GH4 4K Mirrorless merupakan kamera foto dan video yang digunakan para profesional. Kamera tipe ini memiliki output 16.05-megapixel dengan digital live MOS sensor.
Walapun dianggap pendatang baru, Black Magic selalu mendapat perhatian ketika ia merilis produk terbarunya. Nama tipe kameranya cukup unik, The Ursa, namun menjadi jaminan kalau kamera keluaran Black Magic ini benar-benar 4K. Bentuk kamera yang simpel dari setiap kamera keluaran Black Magic rupanya menjadikan kamera ini inceran di kalangan pro-sumer.
Barangkali ini menjadi jagoan di atas jagoan, Red One. Tak hanya di kalangan videografer, kamera besutan Red selalu mendapat perhatian para sinematografer. Tidak sedikit film layar lebar yang produksinya dibuat dengan kamera ini. Kamera 4K buatan Red ini bentuknya memang kaku tapi tampak sangat kokoh justru disukai oleh para profesional. Jauh sebelum teknologi 4K dihadirkan di rumah, Red telah lebih dulu merilis kamera ini.
Kanal Televisi Dengan Teknologi 4K
Walapun teknologi sudah mengakomodir beragam kebutuhan 4K, nyatanya baru sedikit saja televisi yang telah menggunakan teknologi ini. Dan tepatnya bukan 4K murni, namun seperti penjelasan di atas yakni Ultra HD 1. Stasiun televisi tersebut di anataranya NHK Jepang serta BBC Inggris. High Television atau seringkali disebut High 4K sudah dimulai untuk kanal entertainment, lifestyle, extreme sport, dan film. Kanal-kanal ini nampaknya memang “paling urgent” diutamakan ketika teknologi Ultra HD 1 diperkenalkan. Tak sekadar jernih dan bening, acara-acara pada kanal-kanal ini membutuhkan detail yang baik dan teknologi high 4K memungkinkan dalam mengakomodir kebutuhan ini.

Masa Mendatang
Seperti di awal tulisan ini, bahwa teknologi akan terus berkembang dan karenanya inovasi tak henti-hentinya dihadirkan. Secanggih apapun ruapanya teknologi bukan tanpa “cacat”. Alih-alih pure 4K yang beresolusi 4096×2160, bahkan televisi Ultra HD 3840×2160 atau UHD Television sudah dikeluhkan oleh konsumen. Gambar yang terlalu jernih dan bening dianggap terlalu kontras untuk mata. Maka jarak pandang layar televisi dengan matapun tidak bisa dekat. Yang berarti perlu space yang ekstra untuk menata penempatan pesawat televisi. Ini berarti sedang atau akan dirancang sebuah inovasi di mana bukan sekadar gambar dan suara yang jernih dan bening, lebih dari itu bangaimana agar mata dan telinga tetap nyaman.