Latest Updates

Festival Film Pelajar Jogja 2011

Hari kedua Festival Film Pelajar Jogja (FFPJ) 2011 pada Minggu, 18 Desember 2011 di Benteng Vredeburg, Malioboro, Yogyakarta kembali meriah. Tepat pukul 08.00 acara menonton bersama hasil karya film mahasiswa dari Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta dan Fakultas Film dan Televisi IKJ dimulai. Tampak antusiasme yang tinggi dari para peserta untuk menonton film dari kampus-kampus yang melahirkan sejumlah film maker terkenal Indonesia.



Setelah pemutaran film, kegiatan dilanjutkan dengan Temu Komunitas Film Pelajar(Forum Film Pelajar Indonesia)dengan mitra diskusi Ki Hartanto M.Sn, dosen senior film di IKJ dan pendiri Padepokan Film Grabag Magelang Jawa Tengah. Beliau telah terlibat dalam produksi film layar lebar lebih dari 60 judul sejak akhir tahun 70an. Selain itu, beliau juga berpengalaman dalam produksi film iklan dan dokumenter. Total pengalaman produksinya sudah ratusan. Beliau membuka diskusi forum filmpelajardengan bercerita bagaimana awalnya terjun di dunia film. Beliau mengawali perjalanannya dalam dunia perfilman karena kesukaannya terhadap fotografi. Pertama kali filmnya dibuat secara otodidak di Yogyakarta pada tahun 1973 setelah beberapa waktu sebelumnya lulus SMA. Beliau masih tercatat sebagai salah satu mahasiswa teknik di Universitas Gadjah Mada waktu itu. Film yang dilahirkan dengan modal nekat ini kemudian dikirimkan ke Jakarta, untuk mengikuti Festival Film Mini yang diselenggarakan pertama kalinya oleh Dewan Kesenian Jakarta. Tidak diduga, film yang berjudul The Last 50 Million ini diganjar penghargaan oleh dewan juri yang terdiri dari Soemardjono, DA. Peransi (para pendiri jurusan film di IKJ) dan Salim Said (wartawan, kritikus film). Hartanto kemudian pindah ke Jakarta, meneruskan studi film di IKJ dan juga berkesempatan belajar di Australian Film Television & Radio School (AFTRS).

Setelah bercerita tentang kenekatannya membuat film, Ki Hartanto juga mendorong peserta forum untuk mengembangkan minatnya di bidang film. Kegiatan ber-film dapat dilakukan tanpa meninggalkan aktivitas sekolah formal. Kalau di sekolah tidak memungkinkan untuk membuat ekskul film atau komunitas film, maka dapat dilakukan di luar sekolah, bersama teman-teman dari sekolah lainnya yang memiliki minat sama. Ini akan menambah semangat karena sama-sama memiliki minat yang sama dan mendapatkan mitra sejajar untuk mencari solusi bareng-bareng jika menemukan masalah. Selain itu, dunia internet juga sudah sangat mudah untuk diakses. Salah satu yang dapat diakses adalah situs filmpelajar.com dan grup facebook Forum Film Pelajar Indonesia. Jejaring pelajar yang memiliki minat terhadap dunia seni film yang telah tercatat di forum ini sudah lebih dari 3500 account dari berbagai sekolah/daerah, mulai Aceh sampai Papua. Kegiatan online maupun offline ini apabila dapat dimanfaatkan dengan baik oleh komunitas pelajar, banyak manfaatnya. Belajar bersama, berbagi dan silaturahmi dapat dilakukan dengan penuh suka cita tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
Secara khusus, filmpelajar.com sendiri memiliki komitmen untuk memfasilitasi komunitas dan karya film pelajar Indonesia untuk berkegiatan yang memberikan manfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Aktivitas belajar dan memahami seni film sejak dini akan memberikan ragam pengalaman. Diantaranya adalah pembelajaran berpikir kritis melalui kegiatan menganalisis logika cerita film, pembelajaran analisis isi/pesan media film secara keseluruhan, pembelajaran karakter manusia yang ada dalam tokoh-tokoh cerita, pembelajaran manajemen dan praktek organisasi dalam produksi film, pembelajaran memahami etos kerja tim/berkelompok, pembelajaran olah rasa/seni audio visual, pembelajaran komunikasi antarbudaya melalui kegiatan festival film, dll.
Komunitas-jejaring film pelajar berskala nasional telah tersedia. Untuk menjadi skala nasional seharusnya dalam lingkup regional komunitas film pelajar harus berdiri kuat. Itu yang merupakan target awal yang akan diwujudkan dari hasil akhir diskusi. Diskusi yang hangat inijuga menjadi ajang perkenalan teman-teman komunitas film pelajar dari sekolah/daerah masing-masing. Salah satunya adalahGhalif P. Sadewa yang memperkenalkan komunitas seninya, yaitu“Sanggar Kreatif” dan “Grafiko Bakat”,yang berada di Blitar,Jawa Timur. Ia menawarkan kepada teman-teman komunitas film pelajar untuk berkolaborasi, berkarya bersama. Selain itu, menimpali diskusi awal yang disampaikan Ki Hartanto, teman-teman komunitas film pelajar SMA 60 Jakarta (Sinema 60), juga berkomitmen untuk menumbuhkembangkan komunitas film pelajar di Jakarta dan sekitarnya. Mereka tertarik untuk membuat Forum Film Pelajar Jakarta. Selain itu mereka juga sudah punya festival film khusus untuk pelajar yang tahun depan rencananya akan dibuka untuk peserta yang lebih luas lagi, tidak hanya dari Jakarta. Diharapkan kegiatan yang sudah dirintis oleh teman-teman Blitar dan Jakarta ini memotivasi teman-teman lainnya. Kegiatan-kegiatan teman-teman komunitas film pelajar ini menambah kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya oleh Festival Film Pelajar Jogja, Festival Film Pelajar Indonesia di Jakarta, Festival Film Pelajar Sukabumi, dll.




Dari total 75 karya yang masuk dari seluruh pelajar SMA/SMK dan yang sederajat di Indonesia, yang kemudian diseleksi pada babak penyisihan menjadi 5 film kategori dokumenter dan 5 fiksi, maka dewan juri utama yang terdiri dari Ki Hartanto, M.Sn. (Dosen senior FFTV IKJ dan Pendiri Padepokan Film Grabag, Magelang, Jawa Tengah), Subagjo Budisantoso, M.Sn. (Dosen film dan Wakil Rektor IIIKJ), dan Armantono (Penulis skenario profesional) akhirnya memutuskan sejumlah karya terbaik. Pembacaan pengumuman ini dilakukan secara dramatik oleh pembawa acara sehingga peserta tampak tegang, termasuk para pendampingnya yang memenuhi ruangan festival. Adapun karya-karya terbaik adalah sebagai berikut:
Kategori Fiksi:
1. Tanpa Batas (SMK Cakra Buana, Depok, Jawa Barat),Sutradara Dita Aprilya.
2. Pit Ontha (SMK YPLP, Purbalingga, Jawa Tengah),Sutradara Osinur Lutfinia.
3. Untuk Tuhan dari Indonesia (SMA 60 Jakarta, DKI),Sutradara Tiara Nurul R.
Kategori Dokumenter:
1. Ini Pulau Siapa (SMK 5 Bandar Lampung),Sutradara Diana Wulandari.
2. Antara Bayangan dan Kenyataan (SMK 1 Blitar, Jawa Timur),Sutradara Ghalif P. Sadewa.
3. Di Balik Harmoni Kampung Sawah (SMK 4 Bekasi, Jawa Barat),Sutradara M. Mardhan A.
Film Favorit Pilihan Penonton :
Satu Indonesia (SMK Islam Jepara), Sutradara Haji Ahmad Ashari.

Setelah pengumuman dibacakan oleh pembawa acara, suasana berubah menjadi gegap gempita dengan teriakan dan jeritan gembira para pemenangdan pendukungnya.Plakat, sertifikat dan surat tanda penerima beasiswaworkshop film dari Wahana Audio Visual Indonesia diserahkan langsung oleh Direktur FFPJ, Nabila Azwida Faradisa. Pembawa acara kemudian mewawancarai singkat para pemenang untuk menyampaikan kesannya terhadap FFPJ dan apa yang telah mereka dapatkan. Tampak beberapa pemenang berbicara dengan mulut dan tangan bergetar. Mereka tidak menyangka menjadi bagian dari para terbaik di festival ini. Mereka merasa mendapatkan lebih, tidak semata penghargaan yang wujudnya fisik, tetapi juga pengalaman dan kesempatan untuk belajar bersama, berbagi dan silaturahmi dengan komunitas film pelajar lainnya dari berbagai sekolah/daerah. Pengalaman inilah yang sangat berharga dan tidak terlupakan


Sampailah acara pada ujungnya. Nabila Azwida Faradisa, Direktur FFPJyang masih berstatus mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menutup seluruh rangkaian kegiatan festival. Nabila mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksaan Festival Film Pelajar Jogja 2011, khususnya para peserta dan sponsor. Tanpa dukungan peserta, sponsor, dan berbagai pihak lainnya yang berkomitmen terhadap FFPJ, festival ini bukanlah apa-apa. Parapihak yang mendukung FFPJ 2011 diantaranya adalah Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta, Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta, Yayasan Wahana Audio Visual Indonesia, Forum Film Pelajar Indonesia, Jangkrik Tshirt, mu:3 Communications, Four Colours Films, Toronto Student Film Festival, Geronimo FM, Jogja FM, Harian Kedaulatan Rakyat, Harian Radar Jogja, filmpelajar.com dan Sanggar Kelapa Indonesia. Nabila juga menegaskan bahwa komunitas film pelajar Indonesia adalah kontributor yang sangat berharga bagi perkembangan FFPJ ke depan, yang akan bertransformasi menjadi Jogja International Student Film Festival/JISFF. Salam komunitas dan karya film pelajar Indonesia!