Latest Updates

Drama TV Part6



Dialog, Mimik, Gestur, Movement dan Guide


a. Pengertian Dialog
Dialog adalah percakapan antar pemain dalam drama.

b. Fungsi Dialog
- Dialog menampakkan karakter dan memerkaya plot.
- Dialog menciptakan konflik.
- Dialog menghubungkan fakta-fakta.
- Dialog menyamarkan kejadian-kejadian yang akan datang.
- Dialog menghubungkan adegan-adegan dan gambar-gambar sekaligus.

Mimik atau ekspresi wajah sangat membantu penonton dalam memahami maksud aktor. Selain itu, mimik juga menunjukkan kemampuan actor dalam beradegan. Maka, sudah seharusnya mimik disesuaikan dengan dialog yang dibaca.
Misalkan, seorang tukang becak baru pulang dari bekerja. Badannya sangat lelah dan ingin istirahat. Namun, setelah sampai rumah ternyata kedua anaknya bertengkar hingga salah satunya menangis. Ketika akan menyuruh istrinya untuk membuatkan ia minum dan mengurus anak-anaknya yang sedang bertengkar, ternyata istrinya juga sedang terburu-buru karena ada arisan di tetangga sebelah.
Lalu, bagaimana menurutmu mimik yang tepat bagi tukang becak tersebut? Apakah ia harus menunjukkan raut muka yang ceria, biasa-biasa saja, atau muram?

Gestur adalah gerak-gerak besar yang dilakukan aktor selama berakting secara sadar.
Maksudnya ialah gerak yang terjadi setelah mendapat perintah dari diri/ otak kita untuk melakukan sesuatu, misalnya menulis, mengambil gelas, jongkok, dan sebagainya. 
 
Misalnya, peran direktur dengan tukang becak. Direktur sering duduk tegap dan berbicara formal serta berjabat tangan bila bertemu kliennya. Sedangkan tukang becak lebih terlihat sering berjalan santai dengan bahasa yang informal. Ketika menemui pelanggannya, biasanya tukang becak tidak pernah berjabat tangan.

Movement adalah gerak perpindahan dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada berjalan saja, tetapi dapat juga berupa berlari, bergulung-gulung, melompat, dan sebagainya.
Guide adalah cara jalan. Cara berjalan di sini bisa bermacam-macam. Cara berjalan orang tua akan berbeda dengan cara berjalan seorang anak, berbeda pula dengan cara berjalan orang yang sedang mabuk.
Setiap yang pemain lakukan harus memunyai arti, motif, dan dasar. Hal ini harus benar-benar diperhatikan dan diyakini benar-benar oleh seorang pemain mengenai maksud dan makna gerakan yang dilakukannya.

Drama TV Part5



 Aktor dan Aktris yang baik


Secara singkat dapat dikatakan bahwa aktor/aktris yang baik ialah apabila :
a. berakting wajar, releks, fleksibel
b. menjiwai/ menghayati perannya
c. aktingnya mempunyai motivasi
d. terampil dan kreatif
e. mengesankan atau dapat menyakinkan penonton
f. tidak merasa kalau sedang disorot publik/penonton/kamera


Catatan:
Pengertian ‘wajar” dalam hal ini meliputi :
a. sikap/gerak atau perbuatan tidak canggung tidak kau, tidak over acting tidak dibuat-buat
b. dialog mengena sesuai dengan tuntutan dari naskah dan tidak dibuat-buat
c. vokal jelas atau ucapan artikulasi jelas
d. penggambaran watak atau karakter tepat
e. ekspresi wajar dan menyakinkan
f. dapat memanfaatkan segala properti dan situasi pentas dengan baik.

Maka untuk menjadi aktor yang baik dipersiapkan :
a. latihan-latihan yang kontinyu, tertib, dan disiplin
b. pengetahuan yang bersifat teoritis, meliputi :
- ilmu teater
- ilmu jiwa
- kepercayaan sesuatu agama yang diyakini
- apresiasi terhadap seni sastra, suara/musik, tari, dan sebagainya
- kemampuan/ketrampilan berbahasa dengan baik
- sejarah budaya, sosiologi, antropologi, ethionologi.

Akting
 
 
a. Pengertian Akting
Akting adalah segala kegiatan, gerak, atau perbuatan yang dilakukan oleh para pelaku. Akting meliputi mimik, pantomim, dialog, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan adegan aktor atau pemain drama.

b. Tujuan Akting
Tujuan akting adalah “to be a character”, yaitu mengekspresikan suatu perwatakan yang khas dari seorang tokoh.

c. Teknik Akting

Teknik akting terbaik ialah yang paling efektif dan yang berhasil mengekspresikan intent (maksud/ ide) penulis, intent adegan, dan intent karakter. Untuk dapat berakting dengan baik, ada 10 teknik yang perlu diperhatikan.
- Metode tindak lahir
Aktor harus mengetahui lebih dulu motivnya berakting (dasar dan tujuan).
- Kemampuan mengandaikan
Bila seseorang menjadi tokoh tertentu, maka ia harus memikirkan apa dan bagaimana yang harus ia lakukan ?
- Kemampuan imajinasi
Menggambarkan / membayangkan sesuatu yang tidak ada.
- Konsentrasi
Seorang aktor harus memusatkan perhatian dan pikirannya pada peran yang ia bawakan.
- Emosional memori
Seorang aktor hendaknya mengingat-ingat atau mengenang kembali pengalaman atau kejadian-kejadian yang pernah dialami sendiri yang kira-kira serupa dengan adegan yang dimainkannya.
- Kesatuan
Antar aktor yang satu dengan yang lain harus ada kerjasama yang bersifat kolektif.
- Harmoni
Setiap aktor harus berusaha menyesuaikan dirinya dengan peran/ perwatakan yang dibawakan (menghayati/ menjiwai setiap elemen yang berkaitan dengannya).
- Tempo irama
Tiap akting harus ada iramanya. Artinya, akting tidak boleh tergesa-gesa juga tidak boleh dilambat-lambatkan.
- Super objektif
Tiap aktor harus tahu siapa yang sedang memegang peranan penting dalam suatu adegan yang sedang berlangsung.
- Kebenaran dan keyakinan
Setiap aktor harus yakin akan peran yang dibawakan.

Bloking
 
 
Blocking adalah kedudukan tubuh pada saat di atas pentas/stage/panggung/lokasi.

Yang dimaksud dengan blocking yang baik adalah blocking tersebut harus seimbang, utuh, bervariasi dan memiliki titik pusat perhatian serta wajar.

a. Seimbang
Seimbang berarti kedudukan pemain, termasuk juga benda-benda yang ada diatas panggung (setting) tidak mengelompok di satu tempat, sehingga mengakibatkan adanya kesan berat sebelah. Jadi semua bagian panggung harus terwakili oleh pemain atau benda-benda yang ada di panggung. Penjelasan lebih lanjut mengenai keseimbangan panggung ini akan disampaikan pada bagian mengenai “Komposisi Pentas “.

b. Utuh
Utuh berarti blocking yang ditampilkan hendaknya merupakan suatu kesatuan. Semua penempatan dan gerak yang harus dilakukan harus saling menunjang dan tidak saling menutupi.

c. Bervariasi
Bervariasi artinya bahwa kedudukan pemain tidak disuatu tempat saja, melainkan membentuk komposisi-komposisi baru sehingga penonton tidak jenuh. Keadaan seorang pemain jangan sama dengan kedudukan pemain lainnya. Misalnya sama-sama berdiri, sama-sama jongkok, menghadap ke arah yang sama, dsb. Kecuali kalau memang dikehendaki oleh naskah.

d. Memiliki titik pusat
Memiliki titik pusat artinya setiap penampilan harus memiliki titik pusat perhatian. Hal ini penting artinya untuk memperkuat peranan lakon dan mempermudah penonton untuk melihat dimana sebenarnya titik pusat dari adegan yang sedang berlangsung. Antara pemain juga jangan saling mengacau sehingga akan mengaburkan di mana sebenarnya letak titik perhatian.

e. Wajar
Wajar artinya setiap penempatan pemain ataupun benda-benda haruslah tampak wajar, tidak dibuat-buat. Disamping itu setiap penempatan juga harus memiliki motivasi dan harus beralasan.

Drama TV Part4

  

Unsur-Unsur Intrinsik Drama


a. Tema
Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan. Atau, dapat diartikan pula sebagai dasar cerita yang ingin disampaikan oleh penulisnya (Lutters, 2006:41).
Tema drama harus disesuaikan dengan penonton. Jika drama ditujukan kepada pelajar, maka tema ceritanya juga harus sarat dengan pendidikan. Jangan sampai tema yang disajikan justru menjerumuskan pelajar sebagai penonton pada hal-hal yang tidak edukatif.

b. Alur Cerita (Plot)
Plot atau alur adalah pola dasar dari kejadian-kejadian yang membangun aksi yang penting dalam sebuah drama. Plot drama harus dibangun mulai dari awal, lalu terdapat kemajuan-kemajuan, dan penyelesaian masalah yang diberikan kepada penonton. Plot menjelaskan bagaimana sebuah kejadian memengaruhi kejadian yang lain dan mengapa orang-orang yang ada di dalamnya berlaku seperti itu (Suban, 2009: 79).
Somad dkk. ( 2008:149) menjabarkan alur menjadi beberapa bagian berikut.
1. Eksposisi/ introduksi merupakan pergerakan terhadap konflik melalui dialog-dialog pelaku.
2. Intrik merupakan persentuhan konflik atau keadaan mulai tegang.
3. Klimaks merupakan pergumulan konflik atau ketegangan yang telah mencapai puncaknya dalam cerita.
4. Antiklimaks merupakan konflik mulai menurun atau masalah dapat diselesaikan.
5. Konklusi merupakan akhir peristiwa atau penentuan terhadap nasib pelaku utama.

c. Latar Cerita (Setting)
Lutters (2006: 56) menjelaskan bahwa setting cerita adalah lokasi tempat cerita ini ingin ditempatkan atau diwadahi. Setting dibagi menjadi dua, yaitu media/ tempat dan budaya.

d. Penokohan
Penokohan/ karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/ kepribadian pelaku utama. Lutters ( 2006: 81) membagi tokoh/ peran menurut sifatnya dalam tiga hal berikut.
1. Peran Protagonis
Peran protagonis adalah peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang disakiti, baik, dan menderita sehingga akan menimbulkan simpati bagi penontonnya. Peran protagonis ini biasanya menjadi tokoh sentral, yaitu tokoh yang menentukan gerak adegan.
2. Peran Antagonis
Peran antagonis adalah kebalikan dari peran protagonis. Peran ini adalah peran yang harus mewakili hal-hal negatif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang menyakiti tokoh protagonis. Dia adalah tokoh yang jahat sehingga akan menimbulkan rasa benci atau antipasti penonton.
3. Peran Tritagonis
Peran tritagonis adalah peran pendamping, baik untuk peran protagonis maupun antagonis. Peran ini bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh sentral, tetapi juga bisa menjadi penengah atau perantara tokoh sentral. Posisinya menjadi pembela tokoh yang didampinginya. Peran ini termasuk peran pembantu utama.
Suban (2009:68) membagi karakter menjadi tiga bagian menurut kedudukannya dalam cerita.
1. Karakter Utama (Main Character)
Karakter utama adalah karakter yang mengambil perhatian terbanyak dari pemirsa dan menjadi pusat perhatian pemirsa.. Karakter ini juga paling banyak aksinya dalam cerita.
2. Karakter Pendukung (Secondary Character)
Karakter pendukung adalah orang-orang yang menciptakan situasi dan yang memancing konflik untuk karakter utama. Kadang-kangan karakter pendukung bisa memainkan peranan yang membantu karakter utama. Misalnya sebagai orang keparcayaan karakter utama. Contohnya, sebagai sopir atau bodyguard.
3. Karakter Figuran (Incedental Character)
Karakter ini duperlukan untuk mengisi dan melengkapi sebuah cerita. Mereka serin disebut figuran, karena yang dibutuhkan figuran saja. Mereka sering tampil tanpa dialog. Kalaupun ada, dialognya hanya bersifat informatif. Biasanya mereka digunakan dalam adegan-adegan kolosal dan keramaian. Atau jika tidak kolosal, biasanya mereka memegang profesi di dalam pelayanan umum, misalnya sopir taksi, pembantu, atau petugas di pom bensin.

e. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis cerita kepada penonton atau penikmat drama. Jika drama ditujukan kepada pelajar, maka seiring dengan temanya, drama harus memberikan amanat yang bersifat edukatif. Selain itu, cerita dalam drama harus dapat menambah pengetahuan yang positif bagi siswa.

Drama TV Part3

Drama TV Part3


Jenis-jenis Drama



a. Drama Tragedi
Cerita drama yang termasuk jenis ini adalah cerita yang berakhir dengan duka lara atau kematian. Contoh film yang termasuk jenis ini di antaranya Romeo dan Juliet atau Ghost. Sementara contoh FTV misteri yang termasuk dalam jenis ini misalnya Makhluk Tengah Malam yang ending-nya bercerita tentang si istri yang melahirkan bayi genderuwo. Cerita ini bukan berakhir dengan kematian, tapi kekecewaan atau kesedihan. Oleh karena itu, cerita Makhluk Tengah Malam dapat digolongkan ke dalam jenis drama tragedi.

b. Drama Komedi

1. Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya. Contoh drama jenis ini antara lain Sister Act dan Si Kabayan. Sementara contoh sinetron yang termasuk dalam jenis ini antara lain Kawin Gantung, Bajaj Bajuri, dan Kecil-Kecil Jadi Manten.
2. Komedi Slapstic, cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para  pemainnya. Misalnya, saat di kelas terjadi kegaduhan karena sang guru belum datang. Kemudian teman yang “culun” digoda teman yang lain dengan menulisi pipinya menggunakan spidol. Contoh film komedi slapstic ini di antaranya The
Mask dan Tarzan.
3. Komedi Satire, cerita lucu yang penuh sindiran tajam. Beberapa film yang  termasuk jenis ini adalah Om Pasikom dan Semua Gara-Gara Ginah. Sementara contoh sinetronnya adalah Wong Cilik.
4. Komedi Farce, cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan  kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu. Beberapa tayangan televisi yang termasuk jenis ini adalah Srimulat, Toples, Ba-sho, Ngelaba, dan lain sebagainya.

c. Drama Misteri

1. Kriminal, misteri yang sangat terasa unsur keteganyannya atau suspense dan  biasanya menceritakan seputar kasus pembunuhan. Si pelaku biasanya akan menjadi semacam misteri karena penulis skenario memerkuat alibinya. Sering kali dalam cerita jenis ini beberapa tokoh bayangan dimasukkan untuk mengecoh penonton.
2. Horor, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan roh halus.
3. Mistik, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang bersifat klenik atau unsur ghaib.

d. Drama Laga/ Action

1. Modern, cerita drama yang lebih banyak menampilkan adegan perkelahian atau  pertempuran, namun dikemas dalam setting yang modern. Contoh jenis sinetron ini misalnya Deru Debu, Gejolak Jiwa, dan Raja Jalanan.
2. Tradisional, cerita drama yang juga menampilkan adegan laga, namun dikemas  secara tradisional. Beberapa sinetron yang termasuk jenis ini antara lain Misteri Gunung Merapi, Angling Dharma, Jaka Tingkir, dan Wali Songo. Untuk jenis drama laga ini biasanya skenario tidak banyak memakai dialog  panjang, tidak seperti skenario drama tragedi atau melodrama yang kekuatannya terletak pada dialog. Jenis ini lebih banyak mengandalkan action sebagai daya tarik tontonannya. Penontonnya bisa merasakan semangat ketika menonton film ini.

e. Melodrama
Skenario jenis ini bersifat sentimental dan melankolis. Ceritanya cenderung terkesan mendayu-dayu dan mendramatisir kesedihan. Emosi penonton dipancing untuk merasa iba pada tokoh protagonis. Penulis skenario cerita jenis ini jangan terjebak untuk membuat alur yang lambat. Konflik harus tetap runtun dan padat. Justru dengan konflik yang bertubi-tubi pada si tokoh akan semakin membuat penonton merasa kasihan dan bersimpati pada penderitanya. Contoh sinetron jenis ini antara lain Bidadari, Menggapai Bintang, dan Chanda.

f. Drama Sejarah
Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang menampilkan kisah-kisah sejarah masa lalu, baik tokoh maupun peristiwanya. Contoh film yang bercerita tentang peristiwa sejarah antara lain November 1828, G-30-S/PKI, Soerabaya ’45, Janur Kuning, atau Serangan Fajar. Sementara kisah yang menceritakan sejarah tapi lebih ditekankan pada tokohnya antara lain Tjoet Njak Dhien, Wali Songo, dan R.A. Kartini.

Elizabeth Lutters (2006:35)

Drama TV Part2

Drama TV Part2

Samakah drama dengan teater ?????

 
Secara umum, drama dan teater memiliki makna yang sama. Keduanya sama-sama merupakan pertunjukan adegan/ akting di depan penonton di sebuah panggung. Kata drama dan teater juga sama-sama berasal dari bahasa Yunani Kuno.
Perbedaan drama dan teater hanya terletak pada asal katanya . Jika drama berasal dari kata draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, dan sebagainya, maka tater berasal dari theatron yang berarti gedung atau tempat pertunjukan.
Selain itu, kita juga mengenal istilah sandiwara. Sandiwara berasal dari bahasa Belanda, yaitu toneel yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah sandiwara.
Dari istilah drama tersebut, maka lahirlah istilah lain yang sering kalian dengar, di antaranya film, sinetron, film televisi (FTV), ataupun ludruk, dagelan, lenong, dan ngelaba. Pada dasarnya, semua itu memerlukan kemampuan bermain drama dalam setiap pertunjukannya, hanya saja istilah-istilah di atas digolongkan berdasarkan sifat, objek, dan medianya.

Persiapan pembuatan drama

A. Tahap Persiapan
1. memilih teks drama ( naskah )
2. memilih sutradara
3. memilih pembantu sutradara (asisten, dekorasi, rias, busana, lampu dan musik)
4. memilih pemain (casting)

B. Tahap Latihan
1. pemanasan (pernapasan, konsentrasi, dan latihan vokal)
2. inti
- latihan membaca (membaca naskah drama dengan nyaring)
- latihan blocking (latihan gerak dan pengelompokan pelaku)
- latihan karya (latihan memadukan gerak dan dengan dialog)
- latihan pelican (latihan secara menyeluruh)
- latihan umum (latihan menyeluruh yang dipadukan dengan dekorasi dan tata musik)

C. Tahap Shooting
Tahap ini adalah tahap yang dinanti-nantikan setiap pemain. Pemain tentu saja ingin melihat hasil dari latihan-latihan yang dilakukan sebelumnya.

Materi gambar 5D dan 7D untuk Program TV

Materi gambar 5D dan 7D untuk Program TV
QA   : ada mahasiswa BSI yg lagi TA bertanya, mas SPY boleh ga saya pake DSLR buat
            shooting ??????
SPY  : boleh dan tidak..berikut penjelasannnya !?


Apa kabar? Ini topik menarik! "Still Camera" Canon 5D + Stabilizer Set, sudah menjadi bagian dari produksi profesional. Benar, produksi Video Klip banyak yang menggunakan 5D dan 7D. Salah satu yang paling populer adalah Video Klip Sarah Bareilles yang diproduksi dengan budget sedikit tapi hasilnya sangat bagus

Sarah Bareilles
http://www.youtube.com/watch?v=Vht_mMPxW0Q

Lalau apakah kamera ini cocok untuk syuting ? jawabannya, yes and no. Yes, karena kamera ini simple dan tidak menarik perhatian. Kalau syuting TV program, ditengah keramaian, suasana bisa terbangun dengan wajar. Kelemahan, memang ada pada audio, yang harus direkam terpisah. Beberapa teknik syuting  tv program menggunakan wireless mic yang dipasang pada objek, lalu direkam terpisah. Agak ribet memang, tapi ini demi kualitas suara yang bagus. Dan supaya mudah untuk sinkronisasikan gambar dan suara, gunakanlah perekaman suara digital, kalau mau mudah, gunakan hand held digital audio recording sejenis Tascam DR07 yang dipasang di objek atau narasumber (misalnya dalam kantong baju atau dijaket), kualitasnya lumayan, tapi kita bisa menggunakan WAV maupun Mp3 yang datanya akurat. Nah, selebihnya ya, memang harus sabar saat editing....
Kamera tersebut mempunyai spek yang minim untuk audio, jadi mau tidak mau mesti menggunakan sistem perekaman double system (perekaman gambar dan suara secara terpisah). Dimana pada saat transfer data & editing, editor harus mensinkronkan gambar dengan suara dan sebuah program TV harus bergerak cepat maka dari itu tidak menggunakan slate sebagai acuan untuk sinkronisasi. Jadi, saya hanya berkata sabar kepada editor.

Tascam DR07
http://pro-audio.musiciansfriend.com/product/TASCAM-DR07-Handheld-Digital-Recorder-Limited-Edition?sku=H65526

Compatible dengan Final Cut? ini cerita lama, persaingan antara Mac dan PC. Software Final Cut didirikan oleh Macromedia dan Apple, tujuannya untuk melawan dominasi Avid Video yang merajai dunia post editing di tahun 1990an. Final Cut saat ini sudah menjadi software editing yang dipakai dikampus2x film dan broadcast seluruh Amerika. Bahkan Final Cut Express, dibuat khusus untuk publik dengan harga dibawah $300, sementara Final Cut Pro 7 terus diupgrade setiap setahun sekali. Dan bila tidak meng-upgrade maka tidak compatible dengan produk2x baru Mac. Sebenarnya, dengan sistem Tapeless dan memory Card, kita bisa mengupload data lebih cepat. Caranya? coba buka website Mac, dan cari data2x terbaru untuk software upgrade. Tapi musti diingat, serial number software harus asli bukan bajakan. Kalau punya bajakan, jangan coba untuk meng-upgrade, nanti datanya terbaca, dan bisa ketahuan kalau memakai software bajakan....

Lalu, scale 1920x1080 adalah kualitas HD digital yang paling standard untuk Canon, yang menggunakan CMOS sensor dalam proses digital. CMOS memang khas Canon, gunanya untuk mengukur sensitifitas circuit pixel yang muncul dalam data-2x gambar. Nah, memang, konsep digital ini untuk ditayangkan ditelevisi digital NTSC bukan Pal, sehingga tidak perlu ada penurunan kualitas atau diconvert....

Kebutuhan transfer data jika memory penuh. Lain dengan bahan baku kaset mini dv/dvcam yang dicapture belakangan dan bahan baku tersebut mampu merekam selama kurang lebih 40-60 menit per kaset.

5D dan 7D untuk saat ini hanya compatible dengan software editing Final Cut Pro. Dan untuk import ke timeline tersebut membutuhkan proses transcoding dari codec H264 ke Apple ProRes 422. Tentu saja, memakan waktu lebih lama. Lamanya mentransfer 1 klip itu hampir real time. Bila 1 klip berdurasi 1 menit, maka transfer memakan waktu hampir 1 menit juga. Saya rasa ini akan menghambat waktu menuju proses tayang.
Kamera tersebut progressive scaning yang scale sizenya 1920x1080. Sedangkan untuk tayang di TV yang PAL 720x576 dan interlaced. Memakan waktu juga pada tahap export/convert.


Lalu, buat apa syuting HD kalau ditayangkan kualitas SD? Ini kemajuan digital. Saya sih yakin, Indonesia akan masuk era digital, soon or later.... Saya dengar TVRI sudah masuk digital? berarti tidak ada batasan ranah frekuensi, penyiaran akan semakin canggih. Tapi soal content? belum tentu maju juga...hehehe....

At last, untuk program TV, camera ini cocok untuk format Reality Show, Gimmick Show, atau Fashion Show. Apalagi, kalau ditambahkan dengan GlideCam, wow, kualitasnya keren dan lebih simple daripada steadycam....

SPY   : nah gitu, bukannya kaga boleh, tapi dari segi kebutuhan dan teknologi,
             kalian punya ga alat ama duit untuk nyewa/beli dengan jumlah
             yg sangat mahal....trims