Latest Updates

Announcing for News

Once Again, Breakdown The Terminology
1. Host atau presenter adalah seseorang yang bertanggung jawab menjalankan sebuah acara.
Seperti juga seorang master of ceremonies (MC) adalah seorang yang menjadi pemandu atau
memperesentasikan sebuah show.
2. TV Presenter adalah seorang yang memandu atau menjadi hosts dalam program televisi.

Ada beberapa macam istilah News Presenter :
1. News presenter
Pada umumnya diterjemahkan sebagai seseorang yang mempresentasikan siaran berita pada
medium elektronik (televisi, radio atau Internet). Terminologi ini sesungguhnya tidak begitu
menjelaskan secara detil tentang peran atau fungsi dalam industri, khususnya televisi. Karena
itu, sejumlah terminologi sepesifik, lebih mengemuka.

2. News reader
Adalah presenter, yang tugasnya hanyalah membacakan berita melalui sebuah alat yang
disebut teleprompter. Sejak era 80-an para broadcaster mulai meninggalkan penggunaannya.

3. Newscaster
Adalah presenter pada sebuah bulletin berita, dimana ia bekerja sebagai jurnalis yang terlibat
aktif dalam proses produksi program berita.

4. News Anchor
Adalah seorang “television personality” yang mempresentasikan material yang telah disiapkan
dan disaat yang sama juga dapat dengan cepat berimprovisasi ketika tayangan masih
berlangsung. Ketergantungan terhadap naskah dan telepromter menjadi sangat – sangat
lentur. Terkadang mereka juga dapat berlaku sebagai komentator atau mewawancarai
narasumber.

Peran Presenter
1. Sekarang, presenter cenderung menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah acara.
2. Tidak seperti sebelumnya, kini presenter menjadi personifikasi dari acara yang dibawakan.
Presenter yang baik justru membuat program itu ada karena dirinya

Prinsip Berkomunikasi
1. Seorang penyiar dikatakan berhasil jika ia dapat mengemukakan ide secara efektif pada
penonton
2. Ini artinya, penyampaian melalui lafal, gestur, mimik dan sorot mata menjadi sebuah
kombinasi yang baik sehingga memperkuat pesan
3. Komunikasi yang baik terjadi ketika penonton menerima pesan tanpa distorsi

Penyiar dan Penonton
1. Tanpa penonton, penyiar bukanlah fungsi penting.
2. Seorang penyiar karenanya harus dapat membangun sikap mental (mental attitude) dalam
mengimajinasikan para penonton mereka
3. Akan selalu bermanfaat berpikir positif bahwa anda memiliki pemirsa yang menyaksiakan
secara sungguh – sungguh siaran anda
4. Lebih bermanfaat lagi ketika anda membayangkan seseorang…
5. Talk to the people vs. talk to the hand

The Skill
1. Supel dan percaya diri, serta memiliki kemampuan untuk melibatkan penonton
2. Memilki keandalan dalam komunikasi lisan dan tulis serta kemampuan presentasi
3. Mampu mengingat fakta dan melaksanakan ad-lib jika dirasa perlu
4. Memiliki keterampilan melakukan riset dan mewawancara. Memilki rasa keingintahuan yang
tinggi.
5. Memiliki pengetahuan yang baik tentang proses produksi
6. Memiliki minat untuk meneliti banyak hal
7. Mampu tenang dan fokus jika berada dalam kondisi tertekan
8. Kreatif dan fleksibel


Naskah
1. KISS
2. Harus ditentukan dimana berhenti, nada meninggi, nada dalam
3. Memvisualisasikan impresi naskah ketika tampil di muka kamera
4. Pastikan anda tahu bagaimabunyi yang tepat untuk sebuah kata

Memahami Naskah
Dr. Stanley T. Donner , Texas University
1. Baca dua kali naskah untuk mendapatkan makna dan arti, dengan suara keras
2. Apa mood naskah / mix-mood ?
3. Membangun mood yang dibacakan dengan menulis kembali dengan gaya bahasa sendiri
4. Menentukan intonasi, penggalan dan pitch suara
5. Menentukan bahasa tubuh yang tepat

Ad-Lib
1. Penyampaian pesan, tanpa naskah yang baku, biasanya menjadi improvisasi penyiar
2. Dr. Hubert Heffner : “Jangan buat penonton bosan atas penampilan anda”
3. Kuasai materi dan minati topik yang akan anda sampaikan
4. Harus tercermin bahwa sang penyiar memiliki ketertarikan dan keinginan untuk
menyampaikannya
5. Spontanitas menjadi nuansa yang diharapkan muncul

Leads That Sell
1. Selalu menggunakan paradigma bahwa lead berhubungan dengan penonton (hook). Ini
menjadi cara bagaimana penonton terlibat

Contoh Lead Biasa :
" Pemerintah DKI akan menaikkan tarif air bersih 20 % bulan depan ..“

Lead dengan Hook :
" Jika anda warga Jakarta dan menjadi pelanggan PAM maka bersiaplah untuk
menambah pengeluran bulanan anda.”

2. Hindari berpanjang – panjang. " Cetak vs broadcast "
3. Update informasi terkini dari berita yang dibacakan (re-packaging item).
“empat orang meninggal dunia dalam tabrakan maut di jalan tol pagi tadi “
4. Sisipkan background dan memberikan konteks pada cerita yang akan dibacakan

Keterampilan Berbahasa
1. Diksi
Mengunakan pilihan kata popular yang lebih familiar bagi kebanyakan orang. Hindari sedapat
mungkin menggunakan kata – kata teknis dan rumit.

2. Intonasi
Intonasi menyangkut empat hal yakni Tekanan, Nada, Tempo dan Jeda. Tekanan adalah
keras lemahnya suara. Nada terkait dengan Keras-Lemahnya Suara. Tempo tentang cepat –
lambatnya berbicara dan Jeda mengangkut penghentian

3. Pelafalan
Tidak ada tawar menawar untuk dapat melafalkan kata – kata secara sempurna. Jika tidak
bersiaplah cemooh dan kehilangan respek dari hadirin. Sadari “Lidah Ibu”

4. Kalimat Efektif
Gunakan kata – kata yang tepat dengan susunan yang tepat pula. Hal tersebut akan
membangun kalimat efektif, memudahkan para penonton mencerna pesan dan tidak berputar
– putar.

5. Gesture, Eyes & Expression
- Mata menjadi indikator awal, apakah anda yakin akan diri anda dan siap menjalankan
tugas anda
- Muka mencerminkan emosi dan pemikiran
- Tersenyum atau tidak tersenyum ?
- Tidak ada manusia yang identik dengan batang pohon, apalagi presenter. Karenanya
bergeraklah seperti manusia
- Part of the job is acting !

Persiapan
1. Riset dan membaca menjadi tuntutan yang tak lagi bisa ditawar.
2. Selalu dapat menyesuaikan diri dengan lokasi dimana berita akan disampaikan.
Beradaptasilah
3. No super-ego, No low, Self-esteem


Gbr Struktur NewsRoom



Tips Menjadi REPORTER

Tips Menjadi REPORTER
Siapa Itu Reporter?
Berdasar arti kata yang berasal dari bahasa asing, “pembuat laporan”.

Fungsi Reporter
Bayangkan musafir, yang mengembara ke mana-mana, kemudian menyampaikan cerita yang menarik hasil pengembaraannya kepada orang lain yang ingin mendengarkan ceritanya.

Apa Saja Yang Harus Diperhatikan?

1. Tanggung jawab (kebenaran, urgensi dan relevansi terhadap situasi)
2. Menulis efisien (pendek, tapi bermutu)
3. Bahasa gambar (tiap naskah, apa gambarnya?)
4. 2 in 1 dengan cameraman
5. Pengetahuan luas

Sudahkah Anda Meningkatkan Pengetahuan?
1. Apakah kemarin membaca buku? Buku apa? Berapa bab atau halaman?
2. Apakah kemarin membaca koran? Berapa koran?
3. Apakah sudah menulis kemarin? Tentang apa dan berapa banyak?
4. Nonton film? Ikut seminar atau ceramah? Dapat input apa?

Modal Lain?
1. Jaringan/ persahabatan
2. Rasa ingin tahu yang besar
3. Perpustakaan sendiri. Why not?
4. Bahasa asing
5. Internet and technology minded
6. Intuisi
7. Berani tampil

Yang Dibutuhkan Industri?
Reporter yang kritis, kreatif dan penuh vitalitas untuk memperoleh berita yang baru dan bermakna bagi banyak orang.
Semoga bermanfaat

Empat Points menjadi Profesional TV/Filmmaker

Empat Points menjadi Profesional TV/Filmmaker
Sebagai seorang profesional Video maker atau Filmmaker, kita seringkali harus bekerjasama dengan berbagai profesional lain (kru, DOP, Produser, Sutradara, Penulis Skenario, Penata Artistik, dll) dalam proyek dan produksi yang berbeda-beda.
Dan keberagaman ini sangat penting untuk tetap menumbuhkan kreativitas seni visual yang "Fresh" dan "Different" sehingga hasil akhirpun menjadi sebuah karya yang sesuai dengan production design yang diinginkan. Untuk itu, bila anda ingin maju, sebaiknya hindari bekerjasama dengan tim langganan yang itu-itu saja. Atau bila sudah ada tim yang solid, cobalah bereksplorasi dengan profesional lain untuk mendapatkan penciptaan-penciptaan baru. Steven Spielberg saja, tidak pernah mempunyai langganan tim produksi yang solid. Bahkan dalam karyanya Schinder List, Spielberg justru bekerjasama dengan profesional dokumentaris yang kuat dalam produksi dokumenter.
Kunci utama keberhasilan sebagai seorang profesional ada Empat Points:
1.Skill
Skill, ini persyaratan utama. Anda wajib menguasai skill dalam bidang profesi anda baikuntuk teknis maupun non teknis. Biasanya Skill bisa dipelajari di berbagai sekolahTV/Film, bisa juga dengan berguru pada para senior dan mencari pengalaman.
2.Network
Sedangkan Networking dibutuhkan agar anda masuk ke dalam jaringan industri yang mengakui skill anda.
3.TeamWork
Kalau sudah mendapatkan Network maka yang diuji adalah kemampuan anda untuk Team Work dengan tim produksi yang selalu berbeda, bukan hanya dengan orang yang itu-itu saja. Kalau anda tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, maka Networking ini akan terhenti dengan sendirinya. Dan anda tidak diakui lagi sebagai seorang Profesional.
4.Etika
Yang terakhir adalah Etika! nah ini sering dilupakan oleh para tv maker/filmmaker instant yang terburu-buru ingin segera tampil sebagai profesional. Etika ini tumbuh dari bawah, bila anda memulai karir anda sebagai seorang asisten produksi atau kru unit atau kru lighting dsb maka anda akan merasakan bekerja sebagai kru dilapangan. Ini akan menumbuhkan rasa solidaritas dan etika ketika anda menjadi profesional. Bila tidak, anda akan terbuang dari industri hanya karena tidak punya etika yang baik. Etika ini juga termasuk dengan tata cara bekerja, menjaga kepentingan klien, tata bahasa, menjaga networking dengan para senior, dsb.
Sesungguhnya banyak anak2 muda kreatif bahkan punya modal finansial yang kuat untuk maju. Tapi mereka terjungkal karena tidak dimodali keempat points diatas. Sekarang saja, puluhan ribu anak2 muda kuliah broadcast, komunikasi dan film di dalam dan diluar negeri.
Ratusan lainnya membeli peralatan digital dan langsung berkarya.... namun bila tidak ada Skill, Network, TeamWork dan Skill... you will be gone no matter what.....
Semoga bermanfaat

Tips Memotret dengan Kamera Ponsel


Bagi peminat dunia fotografi, memotret adalah pekerjaan serius yang memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Kamera yang digunakan pun tentu harus memadai, entah pakai kamera manual maupun kamera digital. Ada banyak literatur, baik berbentuk buku, majalah, maupun website yang membahas tentang dunia fotografi.
Namun bagi kebanyakan kita, memotret barang kali hanya sekadarselingan untuk bersenang-senang, itu pun dilakukan cukup dengan kameraponsel. Soal hasil, tentu tidak bisa dibandingkan dengan fotografer profesional. Meski demikian, beberapa tips berikut tidak rugi untuk kita ikuti agar kualitas jepretan dengan kamera ponsel bisa"maksimal".
1. Pencahayaan adalah kunci memotret dengan kamera ponsel. Semakinterang cahaya yang jatuh pada objek foto, kemungkinan hasil yang didapat akan semakin baik. Jika berada dalam ruang, nyalakan semua lampu yang ada. Jika ponsel dilengkapi lampu blitz, pastikan dalam kondisi "on" meskipun memotret di luar ruang. Hindari memotret berlawanan dengan sumber cahaya karena hasilnya akan membentuk gambar siluet.

2. Semakin dekat dengan objek semakin baik. Kamera ponsel berbeda dengan kamera biasa. Untuk itu, perhatikan benar jarak dengan objek sehingga bisa menghindari hasil dengan gambar objek yang terlalu kecil dan tidak jelas. Umumnya gambar kamera ponsel lebih kecil dari yangterlihat di layar akibat resolusi yang rendah. Tetapi, harap juga diperhatikan bahwa jika jaraknya terlalu dekat dengan objek, hasilnya juga tidak baik.

3. Sejauh mungkin usahakan agar ponsel dalam kondisi tidak bergerak. Seperti kamera biasa, semakin stabil kamera ponsel maka hasilnya akan semakin baik. Ini terutama pada saat kondisi pencahayaan yang minim. Yang penting harus diketahui, kamera ponsel mempunyai kelemahan yang disebut shutter lag, yaitu ada selang waktu sekian detik setelah tombol di tekan baru gambar diambil. Karena itu, usahakan tempat menjaga posisi ponsel setelah menekan tombol. Tidak seperti kamera digital yang mempunyai tripod, umumnya ponsel hanya dipegang tangan maka unsur stabilitas menjadi urusan sang pemotret.

4. Edit belakangan. Meskipun kamera ponsel Anda dilengkapi dengan fitur editing foto, sebaiknya proses editing tetap dilakukan pada komputer PC. Umumnya perangkat lunak di PC mempunyai fasilitas yang lebih lengkap untuk memproses gambar, juga untuk berjaga-jaga dengan membuat backup-nya. Jangan lupa untuk selalu mengambil gambar dalam mode warna karena setiap saat kita bisa mengedit menjadi gambar hitam-putih. Sebaliknya, jika diambil dalam mode hitam-putih, tidak mungkin kita bisa mengeditnya menjadi gambar berwarna sesuai aslinya.

5. Jangan terburu menghapus foto yang "hancur". Kualitas layar ponsel memang tidak semuanya sebagus seperti monitor PC. Tidak jarang fotoyang dihasilkan dari kamera ponsel akan lebih bagus dilihat pada layar monitor daripada di layar ponsel.

6. Hindari menggunakan fitur zoom. Meski menarik untuk memotret objekyang diperbesar dengan zoom digital, namun sesungguhnya hal inimenurunkan kualitas foto yang dihasilkan. Tetapi, bila kamera ponsel Anda dilengkapi dengan zoom optical, zoom tidak akan berpengaruh.

7. Gunakan fitur "white balance". Meski jarang dipakai atau bahkan tidak banyak yang tahu, fitur ini memungkinkan Anda untuk mengatur pewarnaan proses pengambilan gambar berdasarkan kondisi yang ada. Garis besarnya, objek akan kelihatan lebih terang atau gelap. Namun, sebaiknya coba-coba dulu untuk mendapatkan pengalaman hasil terbaik.

8. Ambil gambar sebanyak mungkin. Kamera digital, termasuk pula kameraponsel, hadir dengan kelebihan efisiensi biaya dibanding kamera berbasis rol film. Sehingga mengambil gambar sebanyak mungkin tidak akan menambah biaya Anda. Hasilnya, Anda mempunyai banyak pilihan untuk menentukan mana yang terbaik untuk disimpan.

9. Berkreasilah dengan komposisi letak objek. Untuk mendapatkan hasil yang menarik gunakan sudut pandang yang kreatif. Usahakan memotret dari sudut-sudut "yang tak biasa". Jadi meski kualitas foto tak sebagus kamera digital, tapi kalau dari sisi komposisi enak dipandang, hasilnya lumayan.

10. Jaga kebersihan lensa kamera ponsel Anda. Karena alat inisebetulnya adalah ponsel maka tak heran bila urusan menjaga lensa kadang terabaikan. Maklum selain disimpan di saku, ponsel juga lebih sering menempel di kuping. Tak heran keringat atau sidik jari menempe di lensa. Gunakan kain halus dan bersih untuk membersihkan secara teratur lensa kamera ponsel Anda.

11. Perhatikan etika/aturan memotret pada beberapa tempat. Meskipun umumnya tidak ada tanda peringatan gambar kamera ponsel disilang,tentu saja bila di satu tempat dilarang memotret dengan kameradigital, kamera ponsel pun dilarang. Kamera ponsel memang sangat mudahuntuk mengambil gambar di tempat-tempat yang "tersembunyi". Namun,jangan sekali-sekali menggunakan untuk memotret hal yang secara norma hukum, susila, atau agama dilarang. Biasakan meminta izin terlebih dahulu sebelum mengambil gambar seseorang yang belum Anda kenal. Hindari berpura-pura mengetik SMS sebagai dalih memotret sesuatu/seseorang. Sekarang banyak sekali kamera keamanan (CCTV) yang siap membongkar ulah Anda setiap saat. Jangan sampai rasa malu atau malah denda dan penjara yang menanti keisengan Anda.

12. Segera ganti nama file foto. Memotret dengan kamera ponsel memang mengasyikkan, hingga tak sadar ribuan foto telah masuk ke ponsel. Masalahnya, ketika sebuah foto dibutuhkan, tidak jarang kita akankebingungan mencarinya kembali.

13. Gunakan setting resolusi tertinggi yang disediakan oleh kameraponsel Anda. Foto dengan resolusi tinggi memungkinkan Anda mendapathasil terbaik serta keleluasaan ketika proses editing. Namun sesuaikanpula dengan kapasitas memory card kamera ponsel Anda.

14. Pastikan kamera ponsel Anda disimpan pada tempat yang tidakterlalu panas. Menyimpan ponsel di tempat yang panas akan menurunkankualitas foto yang disimpan di dalamnya.

Soundbite

Soundbite
Wikipedia: In film and broadcasting, a sound bite is a very short piece of a speech taken from a longer speech or an interview in which someone with authority or the average “man on the street” says something which is considered by those who edit the speech or interview to be the most important point
Masih banyak reporter yang menyampaikan laporan tanpa dilengkapi dengan soundbite. Dari awal sampai akhir laporan yang terdengar hanya suara reporter menceritakan kejadian yang diliputnya. Dia tidak sadar bahwa tanpa soundbite, laporan yang disampaikannya menjadi tidak sempurna.

Soundbite - oleh BBC disebut Actuality - adalah bagian penting dari sebuah reportase.
Dengan adanya soundbite laporan yang disampaikan lebih terpercaya dan bebas manipulasi. Apa yang kita siarkan adalah benar-benar statement dari narasumber di lokasi kejadian, bukan apa kata kita. Dalam sebuah laporan, kita bisa memunculkan lebih dari satu soundbite, tergantung pada kebutuhan. Soundbite bisa direkam, bisa juga disiarkan secara live pada saat laporan, tergantung pada situasi.
Dengan adanya soundbite, reporter tidak perlu lagi mendominasi laporan. Biarkan soundbite narasumber lebih dominan, sementara reporter cukup hanya mengantarkan dan menyampaikan laporan. Harus disadari pendengar lebih menantikan pernyataan dari narasumber dibandingkan dengan cerita reporter kita.
Meskipun soundbite adalah keharusan, dalam keadaan tertentu bisa saja sebuah laporan tidak dilengkapi potongan statement narasumber. Laporan seperti ini kita kenal dengan sebutan laporan pandangan mata, seperti laporan lalu lintas atau pada saat reportase mengikuti peristiwa yang sedang berlangsung seperti demo, konser musik, sidang, dan lain sebagainya.
Dalam laporan pandangan mata, soundbite terwakili oleh atmosphere atau suasana yang terdengar di sekeliling reporter pada saat memberikan laporan. Dengan membiasakan menggunakan dan memperhatikan soundbite, laporan yang kita siarkan akan menjadi lebih sempurna, terdengar lebih natural dan lebih terpercaya.
Mempersiapkan Liputan
Jangan pernah menyerahkan proses liputan sepenuhnya kepada DJ yang kita tugaskan menjadi reporter tanpa melalui rapat redaksi. Jika kita hanya memeriksa hasil akhir liputan reporter, belum tentu topik, narasumber maupun sudut pandang berita yang dilaporkan sesuai dengan standard yang sudah kita tetapkan. Manfaatkan rapat redaksi, untuk menentukan topik liputan. Ide topik bisa berasal dari pemimpin rapat, atau dari reporter yang mendapat informasi di lapangan.

Topik bisa diperoleh dengan memperhatikan:
- fakta baik peristiwa ataupun data yang kita peroleh dilapangan
- issue yang beredar di masyarakat
- opini masyarakat terhadap sebuah peristiwa atau kebijakan
Setelah topik kita tentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan bagaimana kita selayaknya memandang peristiwa tersebut (angle) dan statement seperti apa yang kita harapkan dari narasumber (goal).

Jika topik sudah dipilih, angle dan goal sudah ditentukan, langkah terakhir adalah eksekusi dilapangan. Pastikan untuk selalu mengikuti proses pencarian berita yang dilakukan reporter dan buka akses komunikasi, sehingga jika reporter mengalami kesulitan dilapangan, langsung bisa mendapatkan solusi dari kita.Last but not least, kuasai masalah, lakukan penggalian data dari berbagai sumber dan juga perhatikan apa yang menjadi interest pendengar.
Semoga bermanfaat.

Detail sebelum menyajikan berita

Detail sebelum menyajikan berita
Beberapa waktu yang lalu (akhir Mei 2008), sekitar 1 minggu setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM (23 Mei 2008 ) sempat muncul berita heboh tentang Achmad Zaini Suparta, yang mengaku memiliki kekayaan sebesar 20 kali lipat APBN. Jika besaran APBN sekitar Rp. 900 Miliar, maka jika apa yang disampaikan oleh Achmad Zaini benar, maka kekayaannya mencapai Rp. 18 ribu triliun.

Dengan exposure kekayaan yang luar biasa, isu ini menjadi sangat bombastis. Menurut rekan reporter di Bandung, lokasi pertemuan Achmad Zaini dengan pengusaha pun sempat berpindah-pindah paling tidak 3 kali. Dan sekarang kabarnya yang bersangkutan menghilang entah kemana.
Di Indonesia, isyu heboh yang sejenis sebenarnya sudah berkali-kali muncul, paling tidak sejak negara kita ini dilanda krisis ekonomi. Ada yang pernah mengaku punya harta karun, warisan raja-raja jaman dulu, warisan presiden Sukarno dan banyak versi-versi cerita lainnya, hingga isyu yang berbau sains kontroversial belakangan ini yaitu Joko Suprapto dengan Blue Energy-nya.

Sebagai jurnalis berita, kita dihadapkan pada tugas untuk menginformasikan kebenaran. Jika terburu-buru dan tidak waspada terhadap isu yang beredar atau bahkan jika ternyata dikemudian hari informasi yang kita sampaikan tidak benar, jangan-jangan kita justru bisa disangka ikut menyebarkan kebohongan publik atau informasi yang menyesatkan.
Agar hal ini tidak terjadi, yang harus dilakukan oleh jurnalis berita adalah:
1. Konfirmasi
Konfirmasi bisa dilakukan terhadap sumber berita, narasumber yang dinilai memiliki keterkaitan dengan informasi tersebut, atau narasumber yang berkompeten seperti tokoh masyarakat, pengamat atau pakar.
2. Investigasi
Investigasi diperlukan untuk mengumpulkan data-data dan fakta-fakta kebenaran, agar informasi yang kita sampaikan valid. Investigasi pasti akan memakan waktu dan biaya, untuk itu sebelum melakukan investigasi perlu dipertimbangkan, apakah mutu dari informasi yang akan kita sampaikan tersebut bobotnya sebanding dengan jerih payah yang akan kita keluarkan. Melalui investigasi, sekaligus kita juga melakukan cross check terhadap kebenaran sebuah informasi.
3. Detail
Dalam menyampaikan laporan jangan sampai ada data atau fakta kunci yang tertinggal. jika terbentur dengan keterbatasan waktu penyiaran, laporan bisa disampaikan dalam beberapa seri. Dalam hal ini editor sangat memegang peranan. Jika sampai salah edit, informasi yang kita sampaikan akan kehilangan makna.
4. Jangan beropini
Point ini tidak bisa ditinggalkan jika kita berbicara tentang berita atau informasi. Jangan beropini dalam informasi yang kita siarkan. Biarlah kita hanya menyiarkan yang dikatakan oleh narasumber apa adanya.

Membuat Naskah Berita Radio yang Bernyawa


Pendengar cenderung menganggap berita radio adalah hal yang membosankan, kaku dan monoton. Kunci utama mengapa sebuah berita radio menjadi membosankan untuk didengar terletak pada kata-kata yang dipilih oleh si penulis berita. Jika si penulis berita kurang tepat memilih kata-kata, maka penyiar atau pembaca berita tidak akan bisa atau akan mengalami kesulitan memberikan nyawa agar berita tersebut nampak hidup pada saat disiarkan.
Apa saja yang harus dilakukan oleh seorang scriptwriter agar berita yang ditulisnya bisa hidup sewaktu disampaikan oleh newscaster?
Penggunaan kata kerja
Kata kerja memegang peranan penting dalam penulisan bahasa tutur. Pikirkanlah secara serius, karena pemilihan kata kerja akan mempengaruhi gaya penyampaian.
Contoh: Gempa bumi hebat mengguncang kawasan barat daya China. Di provinsi Sichuan gedung-gedung bertingkat terkoyak dan hancur luluh lantak. Gempa yang memukul China dengan kekuatan 7,8 pada skala richter ini merenggut nyawa sedikitnya 10.000 jiwa.

Hati-hati menggunakan kata sifat
Penulisan naskah naratif dan deskriptif, akan banyak ditolong oleh penggunaan kata sifat. Namun perlu dihindari penggunaan kata sifat yang bisa menimbulkan berbagai macam persepsi karena justru dapat mengaburkan pesan yang ingin kita sampaikan.
Contoh :
besar -> sebaiknya rincikan besarnya seperti apa
berwarna-warni -> sebaiknya sebutkan apa saja warnanya
drastis -> sebaiknya dijelaskan seberapa drastis dan lain sebagainya
Gunakan kalimat aktif
Dalam membuat bahasa tutur, penggunaan kalimat aktif adalah yang terbaik. Susunan kalimat aktif ‘Subyek - Predikat - Obyek’ akan mempermudah pemahaman naskah yang akan dibaca, sehingga newscaster akan menjadi lebih lancar dalam menyampaikan sebuah kalimat berita.
Contoh :
Bukan : 10.000 jiwa direnggut dalam gempa berkekuatan 7,8 skala richter di China
Tetapi : Gempa berkekuatan 7,8 skala richter merenggut 10.000 jiwa di China

Gunakan kalimat ‘kini’ atau present tense
Teorinya, sebuah berita radio menyajikan apa yang baru saja terjadi, apa yang sedang terjadi dan kira-kira apa yang akan segera terjadi. Sehingga lebih tepat jika sebuah naskah berita radio disusun dengan menggunakan present tense. Penggunaan kalimat yang mengesankan bahwa sebuah peristiwa sedang terjadi akan menimbulkan kesan bahwa berita yang kita siarkan adalah berita fresh dan menjadi hal yang menyegarkan di telinga pendengar.
Sedangkan susunan kalimat yang menggambarkan kejadian kemarin (past tense) dan yang akan datang (future tense) lebih cocok digunakan oleh jurnalis media cetak.
Contoh:
Bukan : Gempa bumi dahsyat telah mengguncang China.
Tetapi : Gempa bumi dahsyat mengguncang China.
Bukan : China akan menjadi tuan rumah olimpiade 2008
Tetapi : China menjadi tuan rumah olimpiade 2008

Bumikan kalimat dengan bahasa sehari-hari
Penggunaan bahasa sehari-hari akan membuat berita kita membumi, lebih akrab dengan telinga pendengar dan menambah vitalitas dari berita yang kita sampaikan. Caranya adalah dengan menyederhanakan bahasa formal, baik kata-kata maupun frasa yang kita jumpai dalam sebuah berita.
Contoh:
Bukan: Banjir telah membuat bengkel mendapat banyak pesanan untuk menservice banyak mobil yang tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Tetapi: Bengkel kebanjiran order memperbaiki mobil yang rusak terkena banjir.
Rasakan, bahasa sehari-hari seperti ‘kebanjiran order’ justru lebih ‘bernyawa’ dibandingkan dengan bahasa resmi.

Hindari bentuk negatif
Seperti halnya penggunaan kalimat aktif, sebuah naskah berita radio akan lebih mudah dipahami dan dibawakan oleh newscaster jika dibuat dengan menggunakan kalimat positif. Untuk itu rubahlah kalimat negatif menjadi positif, terutama pada saat membuat kalimat awal atau lead berita.
Contoh:
Bukan : Jika pemerintah tidak mengurangi subsidi BBM, sektor keuangan dan
perekonomian Indonesia bisa mengalami krisis hebat seperti pada tahun 1997
silam dan yang paling menderita adalah rakyat.
Tetapi : Pemerintah mengurangi subsidi BBM. Jika hal ini tidak dilakukan, sektor
keuangan dan perekonomian Indonesia bisa mengalami krisis hebat seperti pada
tahun 1997 silam dan yang paling menderita adalah rakyat.

Berikan tanda baca yang benar
Selain titik, koma, dan tanda tanya, tanda baca yang lazim digunakan dalam penulisan naskah radio adalah slash ‘/’ sebagai tanda jeda dan double slash ‘//’ untuk berhenti atau mengakhiri sebuah kalimat. Penggunaan tanda baca yang benar dan pada tempatnya, akan membantu penyiar dalam menyampaikan pesan yang tertulis melalui naskah. Selain agar pendengar bisa menangkap dengan tepat apa yang disampaikan oleh penyiar. Penggunaan tanda baca juga akan membantu penyiar dalam menata suara dan melagukan susunan kalimat yang disiarkan.
Seorang newscaster diharuskan membaca terlebih dahulu naskah berita atau tulisan yang akan disiarkannya dan biasakan untuk memberikan tanda secara pribadi, seperti garis bawah atau tanda-tanda tertentu dibagian yang harus diberi penekanan, dibaca dengan intonasi naik atau turun dan lain sebagainya.